Jumat, 21 Desember 2012

Membaca Itu Penting

“Saya pilih menjadi orang miskin yang tinggal di pondok penuh buku daripada menjadi raja yang tak punya hasrat untuk membaca.”
Thomas Babington Macaulay (1800-1859), sejarawan Inggris.

Membaca merupakan aktifitas yang menyenangkan sekaligus mencerahkan. Membaca membantu kita lebih berwawasan, sukses dan hidup lebih baik. Tetapi ternyata kegemaran membaca belum dimiliki mayoritas orang, sebab mereka belum mengerti berjuta manfaat dari membaca. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari membaca, yang mungkin dapat menggugah semangat dan kemauan Anda untuk melahap isi buku-buku bacaan.

1. Membaca membangun pondasi yang kuat untuk dapat mempelajari dan memahami berbagai disiplin ilmu sekaligus mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Senang membaca meningkatkan kecerdasan verbal dan lingusitik karena membaca memperkaya kosa kata dan kekuatan kata-kata.

3. Membaca mencegah rabun mata, karena membaca melatih dan mengaktifkan otot-otot mata.

4. Membaca mencegah kepikunan karena melibatkan tingkat konsentrasi lebih besar, mengaktifkan dan menyegarkan pikiran.

5. Kegemaran membaca membantu meningkatkan kecerdasan, serta meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasi.

6. Membaca membantu memperbaiki rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan memanajemen emosi dan meningkatkan kemampuan melakukan interaksi sosial positif dimanapun dan kapanpun.

7. Membaca membentuk karakter dan kepribadian, sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan, “Apa yang kita baca sekarang, seperti itulah kita 20 tahun yang akan datang”.

8. Membaca menjadikan kita lebih dewasa, lebih arif dan bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Membaca adalah kegiatan yang sarat manfaat dan sangat penting dalam kehidupan kita. Banyak orang sukses dan cerdas dikarenakan kecintaan mereka membaca buku dan belajar. Oleh sebab itu tingkatkan intensitas membaca terutama di waktu senggang Anda, dan berikut ini adalah beberapa hal menarik untuk membangkitkan semangat membaca.

1. Sesuaikan tingkat bacaan dengan tingkat kosa kata, sebab keengganan meneruskan bacaan seringkali dikarenakan kita sulit memahami arti katanya.

2. Luangkan waktu secara rutin untuk membaca, misalnya setengah jam per hari, karena langkah ini lambat laun akan meningkatkan kemampuan memahami berbagai gaya tulisan dan kosa kata baru.

3. Mencoba menulis tentang apapun yang dianggap menarik, misalnya tentang perasaan, pengalaman, cara memandikan kucing, menanam pohon , memasak kue dan lain sebagainya. Mencoba menulis akan meningkatkan minat membaca.

4. Berusaha menggunakan waktu untuk membaca dengan selalu membawa bahan bacaan dimanapun berada. Simpan buku atau majalah dalam tas, ruang keluarga atau tempat yang sering Anda gunakan, sehingga memungkinkan Anda menjangkau dan membaca.

5. Tentukan berapa banyak buku yang ingin Anda baca dalam kurun waktu tertentu. Mulailah memasang target dengan disiplin tinggi, karena langkah ini melatih kemampuan meluangkan lebih banyak waktu untuk membaca lebih banyak hal.

6. Buatlah daftar buku yang sudah Anda baca dan catatan isi buku tersebut. Simpanlah catatan tersebut dengan rapi di tempat favorit Anda, misalnya di buku harian, di komputer, di lemari, dan lain sebagainya.

7. Matikan televisi, karena televisi tidak mengajak kita aktif belajar dan berpikir kreatif. Daripada waktu terbuang untuk memindah channel televisi mencari acara televisi yang bagus, bisa jadi waktu tersebut sudah cukup banyak untuk menyelesaikan membaca sebuah buku.

8. Bergabunglah dengan kelompok baca, dimana dalam periode tertentu para anggotanya berkumpul untuk mendiskusikan topik bacaan yang telah sama-sama tentukan sebelumnya. Berkomitmen terhadap kelompok baca memberikan momentum yang lebih besar untuk menyelesaikan bacaan buku, dan menciptakan forum yang luar biasa untuk berdiskusi dan bersosialisasi seputar tema buku.

9. Sering-seringlah mengunjungi toko buku atau perustakaan, karena kesempatan melihat-lihat buku akan melatih mental membaca sebagai kebutuhan dan menginspirasi banyak hal baru yang menarik untuk dibaca.

10. Bangunlah strategi, yaitu dengan menentukan sendiri cara yang baik menurut Anda untuk meningkatkan aktifitas membaca, sehingga Anda semakin rajin membaca dan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari buku yang Anda baca.

Kembangkan terus minat baca Anda, karena membaca dapat meningkatkan kemampuan, terutama kemampuan untuk menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana. Tingkatkan intensitas membaca dengan memanfaatkan waktu luang semaksimal mungkin untuk membaca. Membaca merupakan salah satu investasi yang baik dari waktu kita. _Andrew Ho_

Senin, 26 November 2012

Mengenali Diri

Kenalilah diri sebagai hamba Allah,,
hamba yang mempunyai aturan hidup.

bagaimana pun kondisi atau kedudukan kita sekarang,,
kita tetaplah hamba Allah yang mempunyai batasan-batasan.


pelajarilah ilmu agama ini, agama islam.
karena hidup tanpa pengetahuan tentang agama sama saja dengan mati.
kita beragama, tetapi tidak mengetahui agama itu sendiri.

Allah telah menurunkan Al Qur'an untuk kita pelajari,,
dan telah mengutus Rasul untuk kita ikuti dan kita teladani.
tapi kita malah menutup mata, menyumbat telinga, sehingga petuah2 atau nasihat2 yang datang pada kita tidak sampai ke hati.
hati pun mengeras lebih keras dari apa pun yang keras.

Allah tidak melarang kita dalam urusan dunia,,
bahkan Allah menyuruh kita untuk bersikap adil dan tidak lupa terhadap kehidupan dunia,

"dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu,, tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia,, dan berbuat baiklah (terhadap orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (Al Qoshos : 77)

Allah pun mengingatkan kita,,
agar kita lebih mengutamakan akhirat daripada dunia.
akhirat kekal, sedang dunia fana.

"kehidupan akhirat itu lebih baik dan kekal" (Al A'la)


kita semua akan mati,, dan akan menghadapi persoalan yang sangat berat setelah kematian.
semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.
tidak besar, tidak kecil.. semua sudah ada catatan dan timbangannya.

"setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. dan pada hari kiamatlah engkau akan diberikan balasan dengan sempurna (tepat). barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga. sungguh, dia telah memperoleh kemenangan. kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya". (Ali Imron : 185)


Rasulullah pun pernah menyampaikan pesan kepada kita, agar kita bisa merenung dan menela'ah kehidupan ini..
Rasulullah berpesan,

"Kalau sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang kehidupan akhirat; syurga dan neraka), niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa".

dan pada saat itu, para sahabat yang mendengarnya..
mereka semua menangis, bahkan sampai ada yang menutupi muka mereka dikarenakan tidak kuasa menahan tangis.

Hari kiamat itu nyata, hari kebangkitan itu nyata, dan hari penghisaban juga nyata...
syurga atau neraka yang akan kita tempati kelak..???

masihkah kita mau berlagak,
masihkah kita mau berlenggok,
masihkah kita mau bergaya,
sedang kita tidak tahu...
barangkali nerakalah yang pantas buat kita.
wal'iyadzu billah.


semoga Allah memudahkan bagi kita jalan menuju syurgaNya,, memberi kita kecukupan ilmu tentang agama,,
dan membekali kita ketangguhan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan di zaman yang sudah teramat rusak.


"Ya Allah,, hamba sudah menyampaikan hal ini... maka berilah hidayah dan taufiqMu kepada kami..."

Sabtu, 17 November 2012

Ini-lah Aku

Selalu berpikir jernih untuk masa depan...
tidak perlu ada yang ditakutkan,, rasa takut hanya akan menjadi hambatan...
nikmati dan jalani apa yang ada sekarang,, jangan pernah mengeluh tentang masalah ini-itu,, karena itu menandakan bahwa anda lemah dan cengeng plus belum dewasa...
tapi bersyukurlah, karena bersyukur akan membuatmu lebih kuat dan membuatmu serasa menjadi raja...

masa lalu biarlah berlalu,, petik apa yang bisa dipetik dan buang apa yang sekiranya hanya bernilai seperti sampah (tidak penting)...

kehidupan ini akan menjadi lebih baik dan akan sangat lebih baik jika kita mau berkaca diri, memandang diri sambil berkata,
'inilah aku,,'
jangan ikuti kebanyakan orang, karena mereka akan menyesatkanmu dari mengenali pribadimu yang sebenarnya.

jadilah pribadi sendiri sebagaimana mestinya,,
anda pasti lebih mengenali diri anda..
dan satu hal,, JANGAN PERNAH MENANYAKAN 'SIAPA ANDA' KEPADA ORANG LAIN, TAPI TANYAKAN PADA DIRI ANDA SENDIRI.

MUDAHKAN...!!!
INILAH HIDUP, TIDAK ADA YANG SULIT.
TAPI ANDA-LAH YANG MEMPERSULIT.

Kamis, 15 November 2012

Bahasa Kehidupan

PENTING UNTUK DIBACA

Ketika kita berbuat sesuatu,, maka ada 2 hal yang akan timbul dari hati orang lain yang melihatnya atau yang merasakannya.
entah itu kebencian,
entah itu kecintaan/kesukaan,

Terkadang kita sering mengharapkan bahwa apa yang kita perbuat (ini dan itu) dapat membuat banyak orang menjadi cinta kepada kita.. aku katakan 'itu mustahil'...
karena setiap orang mempunyai persepsi masing-masing terhadap perbuatan atau tingkah yang kita lakukan. dan itu sebagai bentuk responis alami dari mereka.

jika perbuatan kita dibenci, maka itu adalah peluang untuk intropeksi diri, 'dimanakah letak kesalahan kita'.
dan...
jika perbuatan kita dicintai/disukai, maka itu adalah poin penting bagi kehidupan kita yang sangat pantas untuk kita pertahankan dan kita kembangkan. lalu kita bersyukur kepada Sang Kholiq Allah Azza Wa Jalla.

Dan pada dasarnya setiap orang (secara fitrah kemanusiaannya) mencintai dan menyukai PERBUATAN BAIK DAN TINGKAH YANG SOPAN LAGI SANTUN.
sehingga ada yang mengatakan, "ORANG BAIK DAN SOPAN ITU SELALU DIRINDUKAN KEBERADAANNYA... TAPI KINI SUDAH JARANG".
dan aku jawab perkataan ini, "TIDAK,, ORANG BAIK DAN SOPAN MASIH ADA DAN AKAN SELALU ADA..."
dan aku tidak bergurau mengatakan hal ini.
karena orang baik dan sopan benar-benar masih ada dan akan terus ada...
perlu bukti...??!!!

INI DIA....
YANG SEDANG MEMBACA NOTE INI..!!!
LIHAT SAJA,, DIA TERSENYUM,,, ^_^

bukankah senyum itu tanda kebaikan dan sifat sopannya seseorang...??!!

ANDA BERUNTUNG MEMBACA NOTE INI.

TERIMA KASIH.

JAZAKUMULLAH KHOIRON.
NAS'ALULLAHA AL HIDAYAH WA AT TAUFIQ.

Rabu, 07 November 2012

Pribadi Yang Hilang

Pribadi yang hilang

Baik… sopan… kalem…
Itulah pribadimu
Itulah pakaian keseharianmu

Senyum… bijaksana… perhatian…
Itulah pribadimu
Itulah selendang keanggunanmu

Diam… tutur lembut… malu…
Itulah pribadimu
Itulah gerak indahmu

Itulah,, ya itulah
Cerminan pribadi sahajamu
Tapi sungguh sayang,,
Kini engkau sudah jarang bercermin

Mulailah bercermin lagi…
Lalu,
Temui pribadimu yang hilang

Banten Kami

Banten,, adalah...;

Tempat,,
dimana kami dilahirkan...

Tanah,,
dimana kami mengenal darah para pahlawan...

Rumah,,
dimana kami dibesarkan...

Dapur,,
dimana kami mengolah pangan...

Ladang,,
dimana kami menanam bibit tanam...


Banten,, kau...

tak ubahnya seperti buku,,
menyimpan ribuan tetes tinta darah yang bersejarah...

rerumputan hijau kecil yang menghiasi tanahmu,, layaknya para saksi bisu yang menyimpan berjuta misteri tentang sejarah tanahmu ini...


Banten,, kau memang tak punya bendera...
tapi di hati kami,, kau selalu berkibar...

Banten,, kau adalah kampung halaman kami...

Tapi entahlah,,
kenapa mesti nyai-nyai yang memegang tanahmu kini...
tanah kampung kami...

Banten,,
kasian nian engkau kini...
engkau layaknya bayi yang di-emong seorang nyai...

Sabtu, 03 November 2012

Keuntungan Yang Terlupakan



Dalam kehidupan di dunia ini, tidak diragukan lagi bahwa setiap orang pasti menginginkan adanya sebuah keuntungan atau berbagai keuntungan di dalam hidupnya. Karena begitulah sifat asli manusia selalu ingin mendapat untung dan mendapat lebih dari apa yang dia usahakan. Akan tetapi, ada sedikit kesalahan atau kekeliruan yang perlu diluruskan dari sifat macam ini. Apa itu…??!!! coba kita perhatikan orang-orang yang hidup di dunia ini. Banyak diantara mereka yang bekerja, berusaha, serta banting tulang sampai hampir rengkak tuh tulang hanya demi mendapat sebuah keuntungan yang sebenarnya tidak nyata. Karena yang ia kejar hanya-lah sekedar keuntungan materil atau keuntungan moril yang bersifat duniawi saja. Sungguh menyedihkan keadaan orang-orang yang seperti ini. Ia telah tertipu oleh tindakkan dan usahanya sendiri. Ia hanya sebatas mengejar keuntungan dunia. Padahal dunia adalah fana hanya sebuah tempat kesementaraan. Keuntungan atau kelebihan macam apa pun yang ada di dalamnya sudah pastilah akan hilang hangus termakan waktu.

Oke,,,!!! kita boleh-boleh saja sebenarnya mencari keuntungan yang bersifat duniawi. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah; mengapa kebanyakan diantara kita hanya lebih terfokus mengejar keuntungan duniawi yang fana sedang kita lupa pada keuntungan ukhrowi yang kekal..?!. Jikalau kita memang seorang muslim yang beriman kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan juga beriman kepada Hari Kiamat yang telah ditentukan-Nya. Maka sudah sepantasnyalah kita menyadari bahwa dunia ini benar-benar fana tidak abadi. Lantas bagaimana bisa kita lebih terfokus pada keuntungan duniawi..?!! tapi kita lupa mencari keuntungan ukhrowi..?!! bukan-kah kita semua akan mati..?! bukan-kah kita semua akan kembali kepada Allah..?! lalu tidak malukah kita, jikalau kita kembali kepada Allah Rabbul ‘Alamin dalam keadaan tangan kosong, tangan hampa, tidak membawa keuntungan sedikit pun dari amaliyah ibadah kita ketika di dunia. Kita hanya mengerjakan ibadah-ibadah wajib yang pahalanya terbatas hanya sebagai modal. Sedang kita lupa pada ibadah-ibadah sunah yang mana itu merupakan keuntungan bagi kita untuk kehidupan kita kelak di alam sana. Itu-lah keuntungan akhirat yang mesti kita kejar yang mesti kita usahakan. Ibadah-ibadah sunah; sholat sunah rowatib, tahajjud, puasa senin-kamis, dan ibadah sunah lainnya.


Keuntungan terlupakkan…

Mata ini hanya terfokus menatap dunia
Sedang pada akhirat, mata ini buta
Tangan ini hanya tersemangati untuk meraih dunia
Sedang untuk akhirat, tangan ini layu bak bunga ditinggal mentari
Kaki ini hanya terlari mengejar garis finish dunia
Sedang pada garis finish akhirat, kaki ini terseok-seok jatuh tersungkur
Fikiran ini hanya terguna untuk mencari keuntungan dunia
Sedang untuk keuntungan akhirat, fikiran ini layaknya seperti es yang beku
Amal-amal ibadah wajib kita hanya-lah sebatas modal, itu pun jika ikhlas dan benar dilakukan
Tapi jika tidak, maka enggan-lah Allah untuk menerimanya
Modal tidak didapat, lalu….
Bagaimana dengan keuntungan…??!!
Hah,, “TERLUPAKKAN”.


"KEHIDUPAN AKHIRAT ITU LEBIH BAIK DARIPADA KEHIDUPAN DUNIA"

Senin, 29 Oktober 2012

Kapankah Kita Tersadar Dari Kelalaian Ini...???


Kaum muslimin rohimakumullah…

                Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman di dalam surat Al Anbiya : 1 seraya mengabarkan kepada kita,

“(Sungguh) telah dekat bagi manusia (hari) penghisaban mereka. Sedangkan mereka (dalam hal ini) berada dalam kelalaian dan berpaling”.

Kaum muslimin yang berbahagia…

                Sekiranya saja kita mau menengok, melihat dan memperhatikan keadaan atau kondisi kebanyakan manusia di zaman sekarang ini. Niscaya kita akan mendapati keadaan mereka sebagaimana yang difirmankan oleh dalam ayat yang khotib bacakan tadi. Bahwa kebanyakan dari mereka sedang berada dalam kelalaian dan lupa dari apa yang kelak akan mereka hadapi. Yaitu; mereka akan menghadapi hari penghisaban. Dimana semua amal perbuatannya ketika di dunia akan dihisab, akan diperhitungkan dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

                Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah memperingatkan bahwa hendaknya setiap kita memperhatikan apa yang telah kita usahakan, apa yang telah kita perbuat untuk menghadapi hari dimana semua manusia dikumpulkan untuk dihisab. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,


“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah. Dan hendaknya setiap jiwa (diantara kamu) memperhatikan apa yang sudah ia perbuat untuk hari esok. Dan (sekali lagi) bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha teliti maha mengetahui setiap apa yang kamu kerjakan”.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala

                Cobalah kita sejenak merenungi kehidupan kita di dunia ini. Kenapa kita lebih sering mengutamakan urusan dunia daripada akhirat..?! kita rela memeras pikiran dan tenaga kita hanya demi mendapatkan dunia dan perhiasannya. Sedangkan untuk urusan akhirat kita merasa berat dan malas untuk mengusahakannya. Kita lebih pandai dan cerdas dalam urusan dunia. Namun dalam urusan akhirat, kita lalai dan lupa. Ini sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ar Rum : 7,

“Mereka (yaitu kebanyakan diantara manusia) hanya mengetahui apa yang nampak saja dari kehidupan dunia (ini). Sedangkan tentang kehidupan akhirat mereka (sangat) lalai”.

                Beginilah keadaan nyata dari kebanyakan manusia zaman sekarang. Kita lebih sering menghabiskan sebagian besar waktu kita hanya untuk kepentingan dunia. Seperti untuk merapatkan sesuatu yang tidak penting, untuk bermain, untuk jalan-jalan, dan untuk hal-hal duniawiyah lainnya. Tapi untuk mengerjakan amal-amal sholih, seperti; sholat berjama’ah, menghadiri kajian ilmu islam, membaca Al Qur’an, dan amal-amal sholih lainnya. Kita tidak mempunyai waktu. Bahkan kita sering berkata: “aduh,, tidak ada waktu untuk hal itu”. Kenapa kita masih saja lebih mengutamakan dunia daripada akhirat. Padahal dunia itu adalah negeri yang fana. Sedang akhirat adalah negeri yang kekal.

Kaum muslimin rohimakumullah…

                Tidakkah pernah kita mendengar ayat ini. Ayat yang mana dengannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyeru kita seraya bertanya,

“Wahai manusia..!! apakah (sebenarnya) yang telah memperdayakan kamu (sehingga kamu berbuat durhaka) terhadap Rabb-mu Yang Maha Mulia. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakanmu dan menjadikanmu (sebagai makhluq yang mempunyai susunan tubuh) seimbang”. (Al Infithor : 6-7).

                Wahai saudaraku yang seiman… Apakah kita akan terus seperti ini..?!. menyibukkan diri untuk hal-hal yang sebenarnya kelak kita akan menyesali akibatnya. Apakah kita akan terus tertipu oleh urusan dunia yang hanya sementara ini. Maka perhatikanlah perkataan seorang sya’ir ini,

Wahai engkau yang tertipu, siang harimu adalah ketidak sadaran dan kelalaian…
                Kesibukanmu itu hanyalah untuk hal-hal yang kelak akan kamu sesali…
                Dan malam harimu pun hanyalah tidur,
                Maka sudah selayaknya kerugian menimpamu…”

Wal’iyadzu billah.


Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…

              Marilah kita bersama menengok dan memperhatikan diri kita. Apakah kita ini termasuk orang-orang yang lalai…??! Sudah sejauh manakah kelalaian kita selama ini…??! Jalan manakah yang sebenarnya sedang kita tempuh. Jalan yang menghubungkan kita kepada keridhoan Allah, kepada syurga-Nya. Ataukah jalan yang malah menghantarkan kita kepada kemurkaan Allah, kepada neraka-Nya.  Wal’iyadzu billah… maka hendaknya kita mulai sadar dan membuka mata hati kita, sebelum kematian datang merenggut nyawa. Atau malah kita menunggu kematian terlebih dahulu, baru  kemudian kita sadar…??!! Dan berkata kepada Allah,

“Ya Allah, kembalikanlah aku (ke-dunia). Barangkali aku bisa mengerjakan ‘amal sholih yang dahulu pernah aku tinggalkan”. (Al Mu’minun : 99-100)
Akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“(Sesungguhnya) Allah tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan (sesungguhnya) Allah maha teliti maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al munafiqun : 11)

                Maka hendaknya setiap kita mau untuk muhasabah dan intropeksi diri sebelum datang hari dimana Allah akan menghisab semua amalan hamba-hamba-Nya.

“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil biji dzaroh. Niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sekecil biji dzarroh. Niscaya dia akan melihat balasannya pula”.

Minggu, 28 Oktober 2012

Tukang Beca




Aku berenang di bawah terik mentari
Dan tidak pernah takut tenggelam
Sebab, lautku adalah keringatku sendiri

Mengayuh dan mengayuh
Aku menciptakan lautan dengan keringatku

Demi meraup ikan-ikan kertas yang halal
Aku mengailnya dengan kayuh kakiku

Beginilah kala aku harus membeca
Menyambung hidup buat anak istri

Allahumma,
untukMu lautan keringat ini


Jumat, 19 Oktober 2012

Diambang Pilihan


Ketika pilihan itu datang…
Aku terdiam bertanya-tanya…

Ketika pilihan itu datang…
Aku gusar dihantui kebingungan…

Ketika pilihan itu datang…
Aku kacau ditelan fikiran…

Ketika pilihan itu datang…
Aku melamun, ya melamun bukan termenung…

Ketika pilihan itu datang…
Aku tergeletak di-ketidak pastian…

Ketika pilihan itu datang…

Ahhhh…. Kenapa harus ada pilihan..!!??

“hidup itu pilihan nak,, maka tentukanlah pilihan yang paling terbaik buat hidupmu… sebelum hidup itu sendiri yang menentukan pilihanmu…maka itu akan terasa menyakitkan..”

Bagaimana aku memilih…?!
Sedang aku tidak tahu,,
Benarkah hidup itu pilihan…?!
Lantas mati itu apa…?! Pilihan pula kah…

Aku ingin memilih…


Catatan, 13 Oktober 2012 in Cilacap

Kamis, 04 Oktober 2012

KITA SUDAH TERPANGGIL




Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman didalam surat Ali ‘Imron : 97
“Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke baitullah. Yaitu bagi orang-orang yang mampuh mengadakan perjalanan kesana. maka barang siapa yang mengingkari kewajiban berhaji maka ketahuilah bahwa Allah maha kaya tidak memerlukan sesuatu apa pun dari alam semesta ini”.
Dalam ayat ini Allah mengabarkan kepada kita bahwa ibadah haji adalah wajib bagi seluruh manusia terutama kita sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan kepada syari’atNya. Dan disisi lain, ibadah haji merupakan bagian dari rukun islam yang apabila kita mampuh mengerjakan/melaksanakannya maka akan tegak dan semakin kuatlah pondasi-pondasi keislaman kita.
Dari Ibnu ‘Umar Radiyallahu ‘Anhu berkata: bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“islam dibangun diatas lima rukun; bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusanNya, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, mengerjakan ibadah puasa, dan melaksanakan ibadah haji ke baitullah” (Bukhori-Muslim).

Kaum muslimin yang berbahagia…
Dalam pelaksanaan ibadah haji ada syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang yang hendak melaksanakannya. Yaitu ISTITHO’AH/KEMAMPUAN yang artinya; ia memiliki cukup perbekalan guna melaksanakan ibadah haji tersebut; mulai dari harta, kesehatan jasmani, dan jaminan keamanan ketika berkendara, serta keluarga dalam keadaan baik dan sejahtera ketika hendak ditinggalkan. Maka dari pengertian ini, kita bisa mengukur apakah kita sudah memiliki ISTITHO’AH/KEMAMPUAN untuk melaksanakan ibadah yang mulia ini?!.


Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Namun pada dasarnya, kita semua sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji yang mulia ini. Sebagaimana Allah berfirman didalam surat Al Hajj:27
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki atau dengan mengendarai unta yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru negeri yang jauh”.
Mengenai ayat ini, Imam Thobari menyebutkan dalam tafsirnya bahwa sebenarnya semua manusia yang berada di muka bumi sudah pernah dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji melalui lisan Nabi Ibrohim ‘Alaihis Salam. Dan Ibnu Katsir Rohimuhullah juga menjelaskan dalam tafsirnya bahwa Nabi Ibrohim menyeru seluruh manusia dari atas gunung yang tinggi seraya berkata : “wahai manusia, sesungguhnya telah dibangun suatu rumah sebagai tempat peribadatan bagi kalian. Dan kalian diperintahkan agar mengunjunginya. Maka kunjungilah, maka berhajilah menuju rumah Allah”. Maka ketika itu, semua gunung-gunung merendah dan menunduk sehingga suara Nabi Ibrohim dapat sampai keseluruh permukaan bumi. Kemudian bebatuan, pepohonan, tanah, dan orang-orang yang mendengar. Bahkan bayi yang masih berada dalam kandungan atau yang masih berada di tulang belakang bapaknya… mereka semua menjawab: “LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK… LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK…”.

Kaum muslimin yang berbahagia…
Maka dari itu, hendaknya kita berusaha dan berupaya untuk bisa melaksanakan ibadah haji ke-baitullah. Karena dengan begitu, maka bisa sempurnalah keislaman kita. Apalagi jikalau kita sudah benar-benar memiliki ISTITHO’AH/KEMAMPUAN untuk melaksanakannya. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“bersegeralah kalian dalam melaksanakan ibadah haji, karena sesungguhnya kalian tidak tahu apa yang akan menimpa kalian”. (HR. Ahmad)
Dan sahabat ‘Ali Radiyallahu ‘Anhu pun berkata:
“barangsiapa yang memiliki kesanggupan untuk melaksanakan ibadah haji, lalu ia tidak menunaikannya. Maka terserah baginya memilih mati dalam keadaan beragama yahudi atau dalam keadaan beragama nasroni”.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Kami mengingatkan kembali bahwa sebenarnya kita semua sudah dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk melaksanakan ibadah haji. Maka hendaknya ini bisa menjadi motifasi bagi kita agar kita segera mengumpulkan perbekalan guna mengadakan perjalanan ke rumah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena Allah berfirman:
“Allah tidak membebani seseorang pun melainkan berdasar kemampuannya”.
Jadi, tidaklah Allah mewajibkan kepada kita suatu ibadah; seperti ibadah haji melainkan kita pasti mampuh untuk melaksanakannya. Tinggal kitanya mau berupaya atau tidak.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Cobalah kita lihat, diluar sana banyak saudara-saudara kita yang profesinya sebagai tukang bubur, tukang ojek, kuli bangunan, pedagang asongan, penjual Koran, petani, nelayan dan lain sebagainya. Diantara mereka ada yang mampuh melaksanakan ibadah haji di tanah suci mekah. Maka mulailah dari sekarang kita berniat lalu berusaha dan berupaya untuk mengumpulkan perbekalan sehingga dengan izin Allah kelak kita bisa memenuhi panggilanNya dan melaksanakan ibadah di tanah suci.

Selasa, 25 September 2012

Berkenalan Lagi Dengan Al Qur'an

Al Qur’an,, sejak kecil aku sudah mengenalnya. Ia layaknya seperti sebuah buku berjilid yang didalamnya bertuliskan huruf-huruf arab. Aku sempat dibuat penasaran oleh buku berjilid ini, karena untuk bisa membacanya aku harus menjalani tahapan terlebih dahulu, yaitu; dengan mulai mengaji dari IQRO pertama sampai IQRO keenam. Hem, Begitu bersemangatnya aku waktu itu ingin segera menyelesaikan tahapan ngaji IQRO. Karena betapa besarnya rasa penasaranku terhadap buku berjilid yang bertuliskan huruf-huruf keriting itu (begitulah orang kampungku menyebutnya). Dan alhamdulillah, aku tidak butuh waktu lama untuk menghatamkan ngaji IQRO dari 1 sampai 6. Cuma kisaran 5/6 bulan saja. Setelah itu, aku mulai merambaki huruf-huruf keriting yang sebelumnya aku fikir mudah untuk membacanya. Tapi ternyata, sungguh sangat berbeda. Aku diharuskan membacanya secara tartil sesuai dengan tajwidannya (hukum bacaan Al Qur’an). Malang nian nasibku kala itu, karena ternyata (aku yang masih kecil) otakku belum bisa meresapi apalagi memahami hukum-hukum bacaan Al Qur’an. Jadilah aku membacanya dengan ala kadarnya sesuai dengan apa yang aku pelajari di kutubu sittah (alias IQRO), tapi tentu tidak terlalu begitu parah (Cuma tahu panjang pendek doang,, lumayan). Begitulah aku semakin dibuat penasaran untuk bisa membacanya secara tartil dan sesuai dengan hukum tajwidnya.
            Namun, hal lain terjadi pada diriku. Setelah beranjak dewasa (ABG), aku malah mulai menjauh dari Al Qur’an. Padahal waktu itu alhamdulillah, aku sudah bisa membacanya secara tartil dan sesuai dengan hukum tajwid. Entah kenapa? Aku seperti disibukkan oleh masa ke-ABG-anku. Sehingga sebagian besar waktuku habis hanyalah untuk bermain dan nongkrong bersama kawan-kawan ABG yang lain. Bahkan waktu ba’da maghrib pun aku pergunakan dalam kesia-siaan. Padahal dahulu, ba’da maghrib merupakan waktu rutinku untuk mengaji Al Qur’an. Sampai ahirnya aku malu sendiri ketika melihat banyak dari anak-anak kecil yang begitu bersemangat dalam mengaji IQRO. Bahkan ada diantara mereka yang sudah sampai mengaji Al Qur’an. Subhanallah, dipeluknya dengan erat Al Qur’an itu di dadanya sebagai suatu kebanggaan. Hah, kenapa aku lupa bahwa waktu kecil aku pernah seperti itu. Memeluk erat Al Qur’an di dadaku sebagai suatu kebanggaan diri seraya bergumam dalam hati; “Aku-lah si sohib Al Qur’an”. Aku benar-benar telah lalai. Astagfirull
            Dan alhamdulillah, kini aku mulai berkenalan lagi dengan Al Qur’an. Ingin mengenalnya dengan secara lebih jauh, lebih jauh, dan lebih jauh lagi. Karena ternyata, Al Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tersurat dan terkirim buat kita semua sebagai petunjuk juga sebagai pedoman hidup agar kita bisa merasakan kebahagiaan dunia-akhirat. Oleh karena itu, aku secara pribadi mulai termotifasi untuk  bisa lebih memahami dan memperhatikannya lalu menyimpannya (menghafalnya) dengan tidak sekedar hanya di kepala tapi juga di dalam dada. Dan insya Allah akan berupaya juga untuk selalu mengaplikasikannya didalam kehidupan ini. Allahul Musta’an.

Do'a-Do'a


Do’a (penyempurna) sebelum tidur
1. اللهم أسلمت نفسي إليك, و وجهت وجهي إليك, و فوضت أمري إليك, و ألجأت ظهري إليك, رغبة و رهبة إليك, لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك,أمنت بكتابك الذي أنزلت و أمنت بنبيك الذي أرسلت. (متفق عليه)
Artinya : “Ya Allah hanya kepadaMu-lah aku menyerahkan jiwaku, dan hanya kepadaMu-lah aku menghadapkan wajahku, dan hanya kepadaMu-lah aku menyerahkan urusanku, dan hanya kepadaMu-lah aku menyandarkan (segala kelelahan) punggungku, dengan penuh rasa harap dan takut kepadaMu, (sesungguhnya) tidak ada tempat bersandar dan tempat berlindung dari (murkaMu) melainkan hanya kepadaMu jua, aku telah beriman kepada kitabMu yang telah Engkau turunkan (Al Qur’an) dan aku telah beriman kepada NabiMu yang telah Engkau utus (Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
Do’a keluar rumah
2. باسم الله توكلت على الله, اللهم إني أعوذ بك أن أضل أو أضل, أو أزل أو أزل, أو أظلم أو أظلم, أو أجهل أو أجهل علي. (حديث صحيح)
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah, hanya kepadaNya-lah aku bertawakkal, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu (agar) aku tidak tersesat atau disesatkan, atau (agar) aku tidak tergelincir atau digelincirkan, atau (agar) aku tidak berbuat zholim atau dizholimi, atau (agar) aku tidak berbuat kebodohan atau dibodohi.
Do’a masuk rumah
3. بسم الله ولجنا و بسم الله خرجنا و على ربنا توكلنا. (ثم السلام على أهل البيت)
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah kami masuk (rumah), dan dengan menyebut namaNya kami keluar (rumah), dan hanya kepada Allah-lah kami bertawakkal”.