Bismillah,,
Ini tentang makhluq kecil yang
bernama semut, makhluq yang sering luput dari perhatian kita, karena memang
sepertinya makhluq ini tidak begitu penting. Tapi cobalah sejenak kita
memperhatikan dan mencermati makhluq kecil ini, makhluq yang jarang
dipedullikan lagi tak teranggap keberadaannya “kasihan nian”. Sehingga
tidak jarang kita mendapati bibir yang bertutur : “ah, apa urusan saya
dengan makhluq kecil ini, ngapain juga harus peduli dan perhatian sama dia..
tak ada istimewanya”. Padahal, jikalau kita mau sadar dan mengerti bahwa
makhluq kecil itu pun adalah makhluq ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang patut untuk ditaffakkuri dan dipelajari serta direnungi. Mudah-mudahan
dengan begitu kita bisa mengambil pelajaran berharga darinya atau pun kita
dapat menemukan suatu keajaiban yang dimiliki oleh makhluq kecil ini. Sehingga
(Insya Allah) kita pun akan tersadar bahwa ternyata Allah Subhanahu Wa Ta’ala
tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia atau secara begitu saja. Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman : “Ya Rabb kami, (sungguh) Engkau tidak menciptakan
semua ini dengan sia-sia (dengan begitu saja), maha suci Engkau. Maka
peliharalah kami dari siksa api neraka” (Ali Imron : 191).
Wahai sobat, marilah coba kita
menengok pada sebuah kisah yang diceritakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di
dalam Al Qur’an : “sehingga tatkala mereka sampai di lembah semut, berkatalah
seekor semut ; ‘wahai semut-semut !!! masuklah kedalam sarang-sarang kalian
agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka
tidak menyadari’. Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar)
perkataan semut itu….” (An Naml : 18-19). Dan ahirnya, Nabi Sulaiman pun merasa
takjub dengan ucapan semut tersebut. kemudian dia pun berdo’a kepada Allah agar
diberikan kemampuan untuk mensyukuri nikmat yang luar biasa ini yaitu; dapat
memahami pembicaraan binatang.
Dan Subhanallah wahai sobat,
ternyata semut pula mempunyai jiwa kepemimpinan yang dengannya ia dapat
memerintahkan sabagian yang lain agar selamat dari injakan kaki Nabi Sulaiman
dan pasukannya. Namun sungguh disayangkan, jikalau kita melihat diluar sana
masih banyak manusia yang senang membinasakan dan merusak sarang-sarang makhluq
kecil ini. Padahal semut adalah merupakan makhluq yang senantiasa bertasbih
memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan sungguh Allah tidak akan senang
jikalau ada manusia yang mencoba merusak dan membinasakan sarang-sarang semut.
Sebagaimana dalam hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda : “ada seseorang, dia adalah Nabi yang singgah (beristirahat)
di bawah pohon, kemudian ada seekor semut yang menggigitnya. Lalu Nabi tersebut
mengambil peralatannya (karena marah) langsung saja ia membakar sarang semut
tersebut. kemudian Allah pun menurunkan wahyu kepadanya : ‘apakah dikarenakan
seekor semut yang menggigitmu, kamu membakar sekelompok umat yang bertasbih
kepada-Ku (Allah). Kenapa tidak satu semut saja yang kau balas?’.” (HR. Muslim)
Lillahil hamdu kulluh,, betapa luar
biasanya makhluq kecil ini. Ternyata bentuknya yang kecil itu tidak pernah
menghalanginya untuk selalu bertasbih memuji Rabb-nya yang telah
menciptakannya. Lantas bagaimana dengan kita sebagai makhluq yang diberi
kecerdasan akal pikiran..??? masihkah kita enggan untuk bertasbih memuji Allah
dan masihkah juga kita enggan untuk mensyukuri segala nikmat yang telah
diberikan-Nyakepada kita semua..???. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
makhluq yang sangat kufur terhadap nikmat Rabb-nya. Kecuali manusia yang
dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka ia sangat pandai mensyukuri
nikmat-Nya meski pun hanya sedikit. (Ibnu Qurtubi al Barbasy)