Selasa, 25 September 2012

Berkenalan Lagi Dengan Al Qur'an

Al Qur’an,, sejak kecil aku sudah mengenalnya. Ia layaknya seperti sebuah buku berjilid yang didalamnya bertuliskan huruf-huruf arab. Aku sempat dibuat penasaran oleh buku berjilid ini, karena untuk bisa membacanya aku harus menjalani tahapan terlebih dahulu, yaitu; dengan mulai mengaji dari IQRO pertama sampai IQRO keenam. Hem, Begitu bersemangatnya aku waktu itu ingin segera menyelesaikan tahapan ngaji IQRO. Karena betapa besarnya rasa penasaranku terhadap buku berjilid yang bertuliskan huruf-huruf keriting itu (begitulah orang kampungku menyebutnya). Dan alhamdulillah, aku tidak butuh waktu lama untuk menghatamkan ngaji IQRO dari 1 sampai 6. Cuma kisaran 5/6 bulan saja. Setelah itu, aku mulai merambaki huruf-huruf keriting yang sebelumnya aku fikir mudah untuk membacanya. Tapi ternyata, sungguh sangat berbeda. Aku diharuskan membacanya secara tartil sesuai dengan tajwidannya (hukum bacaan Al Qur’an). Malang nian nasibku kala itu, karena ternyata (aku yang masih kecil) otakku belum bisa meresapi apalagi memahami hukum-hukum bacaan Al Qur’an. Jadilah aku membacanya dengan ala kadarnya sesuai dengan apa yang aku pelajari di kutubu sittah (alias IQRO), tapi tentu tidak terlalu begitu parah (Cuma tahu panjang pendek doang,, lumayan). Begitulah aku semakin dibuat penasaran untuk bisa membacanya secara tartil dan sesuai dengan hukum tajwidnya.
            Namun, hal lain terjadi pada diriku. Setelah beranjak dewasa (ABG), aku malah mulai menjauh dari Al Qur’an. Padahal waktu itu alhamdulillah, aku sudah bisa membacanya secara tartil dan sesuai dengan hukum tajwid. Entah kenapa? Aku seperti disibukkan oleh masa ke-ABG-anku. Sehingga sebagian besar waktuku habis hanyalah untuk bermain dan nongkrong bersama kawan-kawan ABG yang lain. Bahkan waktu ba’da maghrib pun aku pergunakan dalam kesia-siaan. Padahal dahulu, ba’da maghrib merupakan waktu rutinku untuk mengaji Al Qur’an. Sampai ahirnya aku malu sendiri ketika melihat banyak dari anak-anak kecil yang begitu bersemangat dalam mengaji IQRO. Bahkan ada diantara mereka yang sudah sampai mengaji Al Qur’an. Subhanallah, dipeluknya dengan erat Al Qur’an itu di dadanya sebagai suatu kebanggaan. Hah, kenapa aku lupa bahwa waktu kecil aku pernah seperti itu. Memeluk erat Al Qur’an di dadaku sebagai suatu kebanggaan diri seraya bergumam dalam hati; “Aku-lah si sohib Al Qur’an”. Aku benar-benar telah lalai. Astagfirull
            Dan alhamdulillah, kini aku mulai berkenalan lagi dengan Al Qur’an. Ingin mengenalnya dengan secara lebih jauh, lebih jauh, dan lebih jauh lagi. Karena ternyata, Al Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tersurat dan terkirim buat kita semua sebagai petunjuk juga sebagai pedoman hidup agar kita bisa merasakan kebahagiaan dunia-akhirat. Oleh karena itu, aku secara pribadi mulai termotifasi untuk  bisa lebih memahami dan memperhatikannya lalu menyimpannya (menghafalnya) dengan tidak sekedar hanya di kepala tapi juga di dalam dada. Dan insya Allah akan berupaya juga untuk selalu mengaplikasikannya didalam kehidupan ini. Allahul Musta’an.

Do'a-Do'a


Do’a (penyempurna) sebelum tidur
1. اللهم أسلمت نفسي إليك, و وجهت وجهي إليك, و فوضت أمري إليك, و ألجأت ظهري إليك, رغبة و رهبة إليك, لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك,أمنت بكتابك الذي أنزلت و أمنت بنبيك الذي أرسلت. (متفق عليه)
Artinya : “Ya Allah hanya kepadaMu-lah aku menyerahkan jiwaku, dan hanya kepadaMu-lah aku menghadapkan wajahku, dan hanya kepadaMu-lah aku menyerahkan urusanku, dan hanya kepadaMu-lah aku menyandarkan (segala kelelahan) punggungku, dengan penuh rasa harap dan takut kepadaMu, (sesungguhnya) tidak ada tempat bersandar dan tempat berlindung dari (murkaMu) melainkan hanya kepadaMu jua, aku telah beriman kepada kitabMu yang telah Engkau turunkan (Al Qur’an) dan aku telah beriman kepada NabiMu yang telah Engkau utus (Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
Do’a keluar rumah
2. باسم الله توكلت على الله, اللهم إني أعوذ بك أن أضل أو أضل, أو أزل أو أزل, أو أظلم أو أظلم, أو أجهل أو أجهل علي. (حديث صحيح)
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah, hanya kepadaNya-lah aku bertawakkal, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu (agar) aku tidak tersesat atau disesatkan, atau (agar) aku tidak tergelincir atau digelincirkan, atau (agar) aku tidak berbuat zholim atau dizholimi, atau (agar) aku tidak berbuat kebodohan atau dibodohi.
Do’a masuk rumah
3. بسم الله ولجنا و بسم الله خرجنا و على ربنا توكلنا. (ثم السلام على أهل البيت)
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah kami masuk (rumah), dan dengan menyebut namaNya kami keluar (rumah), dan hanya kepada Allah-lah kami bertawakkal”.