Senin, 29 Oktober 2012

Kapankah Kita Tersadar Dari Kelalaian Ini...???


Kaum muslimin rohimakumullah…

                Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman di dalam surat Al Anbiya : 1 seraya mengabarkan kepada kita,

“(Sungguh) telah dekat bagi manusia (hari) penghisaban mereka. Sedangkan mereka (dalam hal ini) berada dalam kelalaian dan berpaling”.

Kaum muslimin yang berbahagia…

                Sekiranya saja kita mau menengok, melihat dan memperhatikan keadaan atau kondisi kebanyakan manusia di zaman sekarang ini. Niscaya kita akan mendapati keadaan mereka sebagaimana yang difirmankan oleh dalam ayat yang khotib bacakan tadi. Bahwa kebanyakan dari mereka sedang berada dalam kelalaian dan lupa dari apa yang kelak akan mereka hadapi. Yaitu; mereka akan menghadapi hari penghisaban. Dimana semua amal perbuatannya ketika di dunia akan dihisab, akan diperhitungkan dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

                Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah memperingatkan bahwa hendaknya setiap kita memperhatikan apa yang telah kita usahakan, apa yang telah kita perbuat untuk menghadapi hari dimana semua manusia dikumpulkan untuk dihisab. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,


“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah. Dan hendaknya setiap jiwa (diantara kamu) memperhatikan apa yang sudah ia perbuat untuk hari esok. Dan (sekali lagi) bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha teliti maha mengetahui setiap apa yang kamu kerjakan”.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala

                Cobalah kita sejenak merenungi kehidupan kita di dunia ini. Kenapa kita lebih sering mengutamakan urusan dunia daripada akhirat..?! kita rela memeras pikiran dan tenaga kita hanya demi mendapatkan dunia dan perhiasannya. Sedangkan untuk urusan akhirat kita merasa berat dan malas untuk mengusahakannya. Kita lebih pandai dan cerdas dalam urusan dunia. Namun dalam urusan akhirat, kita lalai dan lupa. Ini sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ar Rum : 7,

“Mereka (yaitu kebanyakan diantara manusia) hanya mengetahui apa yang nampak saja dari kehidupan dunia (ini). Sedangkan tentang kehidupan akhirat mereka (sangat) lalai”.

                Beginilah keadaan nyata dari kebanyakan manusia zaman sekarang. Kita lebih sering menghabiskan sebagian besar waktu kita hanya untuk kepentingan dunia. Seperti untuk merapatkan sesuatu yang tidak penting, untuk bermain, untuk jalan-jalan, dan untuk hal-hal duniawiyah lainnya. Tapi untuk mengerjakan amal-amal sholih, seperti; sholat berjama’ah, menghadiri kajian ilmu islam, membaca Al Qur’an, dan amal-amal sholih lainnya. Kita tidak mempunyai waktu. Bahkan kita sering berkata: “aduh,, tidak ada waktu untuk hal itu”. Kenapa kita masih saja lebih mengutamakan dunia daripada akhirat. Padahal dunia itu adalah negeri yang fana. Sedang akhirat adalah negeri yang kekal.

Kaum muslimin rohimakumullah…

                Tidakkah pernah kita mendengar ayat ini. Ayat yang mana dengannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyeru kita seraya bertanya,

“Wahai manusia..!! apakah (sebenarnya) yang telah memperdayakan kamu (sehingga kamu berbuat durhaka) terhadap Rabb-mu Yang Maha Mulia. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakanmu dan menjadikanmu (sebagai makhluq yang mempunyai susunan tubuh) seimbang”. (Al Infithor : 6-7).

                Wahai saudaraku yang seiman… Apakah kita akan terus seperti ini..?!. menyibukkan diri untuk hal-hal yang sebenarnya kelak kita akan menyesali akibatnya. Apakah kita akan terus tertipu oleh urusan dunia yang hanya sementara ini. Maka perhatikanlah perkataan seorang sya’ir ini,

Wahai engkau yang tertipu, siang harimu adalah ketidak sadaran dan kelalaian…
                Kesibukanmu itu hanyalah untuk hal-hal yang kelak akan kamu sesali…
                Dan malam harimu pun hanyalah tidur,
                Maka sudah selayaknya kerugian menimpamu…”

Wal’iyadzu billah.


Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…

              Marilah kita bersama menengok dan memperhatikan diri kita. Apakah kita ini termasuk orang-orang yang lalai…??! Sudah sejauh manakah kelalaian kita selama ini…??! Jalan manakah yang sebenarnya sedang kita tempuh. Jalan yang menghubungkan kita kepada keridhoan Allah, kepada syurga-Nya. Ataukah jalan yang malah menghantarkan kita kepada kemurkaan Allah, kepada neraka-Nya.  Wal’iyadzu billah… maka hendaknya kita mulai sadar dan membuka mata hati kita, sebelum kematian datang merenggut nyawa. Atau malah kita menunggu kematian terlebih dahulu, baru  kemudian kita sadar…??!! Dan berkata kepada Allah,

“Ya Allah, kembalikanlah aku (ke-dunia). Barangkali aku bisa mengerjakan ‘amal sholih yang dahulu pernah aku tinggalkan”. (Al Mu’minun : 99-100)
Akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“(Sesungguhnya) Allah tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan (sesungguhnya) Allah maha teliti maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al munafiqun : 11)

                Maka hendaknya setiap kita mau untuk muhasabah dan intropeksi diri sebelum datang hari dimana Allah akan menghisab semua amalan hamba-hamba-Nya.

“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil biji dzaroh. Niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sekecil biji dzarroh. Niscaya dia akan melihat balasannya pula”.

Minggu, 28 Oktober 2012

Tukang Beca




Aku berenang di bawah terik mentari
Dan tidak pernah takut tenggelam
Sebab, lautku adalah keringatku sendiri

Mengayuh dan mengayuh
Aku menciptakan lautan dengan keringatku

Demi meraup ikan-ikan kertas yang halal
Aku mengailnya dengan kayuh kakiku

Beginilah kala aku harus membeca
Menyambung hidup buat anak istri

Allahumma,
untukMu lautan keringat ini


Jumat, 19 Oktober 2012

Diambang Pilihan


Ketika pilihan itu datang…
Aku terdiam bertanya-tanya…

Ketika pilihan itu datang…
Aku gusar dihantui kebingungan…

Ketika pilihan itu datang…
Aku kacau ditelan fikiran…

Ketika pilihan itu datang…
Aku melamun, ya melamun bukan termenung…

Ketika pilihan itu datang…
Aku tergeletak di-ketidak pastian…

Ketika pilihan itu datang…

Ahhhh…. Kenapa harus ada pilihan..!!??

“hidup itu pilihan nak,, maka tentukanlah pilihan yang paling terbaik buat hidupmu… sebelum hidup itu sendiri yang menentukan pilihanmu…maka itu akan terasa menyakitkan..”

Bagaimana aku memilih…?!
Sedang aku tidak tahu,,
Benarkah hidup itu pilihan…?!
Lantas mati itu apa…?! Pilihan pula kah…

Aku ingin memilih…


Catatan, 13 Oktober 2012 in Cilacap

Kamis, 04 Oktober 2012

KITA SUDAH TERPANGGIL




Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman didalam surat Ali ‘Imron : 97
“Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke baitullah. Yaitu bagi orang-orang yang mampuh mengadakan perjalanan kesana. maka barang siapa yang mengingkari kewajiban berhaji maka ketahuilah bahwa Allah maha kaya tidak memerlukan sesuatu apa pun dari alam semesta ini”.
Dalam ayat ini Allah mengabarkan kepada kita bahwa ibadah haji adalah wajib bagi seluruh manusia terutama kita sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan kepada syari’atNya. Dan disisi lain, ibadah haji merupakan bagian dari rukun islam yang apabila kita mampuh mengerjakan/melaksanakannya maka akan tegak dan semakin kuatlah pondasi-pondasi keislaman kita.
Dari Ibnu ‘Umar Radiyallahu ‘Anhu berkata: bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“islam dibangun diatas lima rukun; bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusanNya, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, mengerjakan ibadah puasa, dan melaksanakan ibadah haji ke baitullah” (Bukhori-Muslim).

Kaum muslimin yang berbahagia…
Dalam pelaksanaan ibadah haji ada syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang yang hendak melaksanakannya. Yaitu ISTITHO’AH/KEMAMPUAN yang artinya; ia memiliki cukup perbekalan guna melaksanakan ibadah haji tersebut; mulai dari harta, kesehatan jasmani, dan jaminan keamanan ketika berkendara, serta keluarga dalam keadaan baik dan sejahtera ketika hendak ditinggalkan. Maka dari pengertian ini, kita bisa mengukur apakah kita sudah memiliki ISTITHO’AH/KEMAMPUAN untuk melaksanakan ibadah yang mulia ini?!.


Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Namun pada dasarnya, kita semua sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji yang mulia ini. Sebagaimana Allah berfirman didalam surat Al Hajj:27
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki atau dengan mengendarai unta yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru negeri yang jauh”.
Mengenai ayat ini, Imam Thobari menyebutkan dalam tafsirnya bahwa sebenarnya semua manusia yang berada di muka bumi sudah pernah dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji melalui lisan Nabi Ibrohim ‘Alaihis Salam. Dan Ibnu Katsir Rohimuhullah juga menjelaskan dalam tafsirnya bahwa Nabi Ibrohim menyeru seluruh manusia dari atas gunung yang tinggi seraya berkata : “wahai manusia, sesungguhnya telah dibangun suatu rumah sebagai tempat peribadatan bagi kalian. Dan kalian diperintahkan agar mengunjunginya. Maka kunjungilah, maka berhajilah menuju rumah Allah”. Maka ketika itu, semua gunung-gunung merendah dan menunduk sehingga suara Nabi Ibrohim dapat sampai keseluruh permukaan bumi. Kemudian bebatuan, pepohonan, tanah, dan orang-orang yang mendengar. Bahkan bayi yang masih berada dalam kandungan atau yang masih berada di tulang belakang bapaknya… mereka semua menjawab: “LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK… LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK…”.

Kaum muslimin yang berbahagia…
Maka dari itu, hendaknya kita berusaha dan berupaya untuk bisa melaksanakan ibadah haji ke-baitullah. Karena dengan begitu, maka bisa sempurnalah keislaman kita. Apalagi jikalau kita sudah benar-benar memiliki ISTITHO’AH/KEMAMPUAN untuk melaksanakannya. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“bersegeralah kalian dalam melaksanakan ibadah haji, karena sesungguhnya kalian tidak tahu apa yang akan menimpa kalian”. (HR. Ahmad)
Dan sahabat ‘Ali Radiyallahu ‘Anhu pun berkata:
“barangsiapa yang memiliki kesanggupan untuk melaksanakan ibadah haji, lalu ia tidak menunaikannya. Maka terserah baginya memilih mati dalam keadaan beragama yahudi atau dalam keadaan beragama nasroni”.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Kami mengingatkan kembali bahwa sebenarnya kita semua sudah dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk melaksanakan ibadah haji. Maka hendaknya ini bisa menjadi motifasi bagi kita agar kita segera mengumpulkan perbekalan guna mengadakan perjalanan ke rumah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena Allah berfirman:
“Allah tidak membebani seseorang pun melainkan berdasar kemampuannya”.
Jadi, tidaklah Allah mewajibkan kepada kita suatu ibadah; seperti ibadah haji melainkan kita pasti mampuh untuk melaksanakannya. Tinggal kitanya mau berupaya atau tidak.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Cobalah kita lihat, diluar sana banyak saudara-saudara kita yang profesinya sebagai tukang bubur, tukang ojek, kuli bangunan, pedagang asongan, penjual Koran, petani, nelayan dan lain sebagainya. Diantara mereka ada yang mampuh melaksanakan ibadah haji di tanah suci mekah. Maka mulailah dari sekarang kita berniat lalu berusaha dan berupaya untuk mengumpulkan perbekalan sehingga dengan izin Allah kelak kita bisa memenuhi panggilanNya dan melaksanakan ibadah di tanah suci.