Ibu-ibu
di belakang berbisik-bisik, terdengar sampai depan.
(Itulah
wanita. Baru bisikan saja sudah terdengar dari jauh. Tidak terbayang bagaimana
teriakannya... Hehe)
"Itu
menantunya siapa yah?" bisik salah seorang dari mereka.
Aku
yang mendengar, langsung tahu, bahwa kalimat itu sengaja terlontar
menyinggungku.
Sebab,
diantara jama'ah laki-laki, hanya aku yang bertampang seperti pengantin baru.
*kebayang gak tuh! Hehe
Aku
hanya diam saja. Duduk lama sambil membaca adzkaarush shabaah. Sambil berharap
geng ibu-ibu itu segera keluar dari masjid. *geng ngerumpi.
"Bisa-bisanya
ibu-ibu. Selepas shalat, bukannya berdzikir, malah ngerumpi," lirihku
dalam hati.
Kemudian
aku pun keluar.
Dan
*Allaahu akbar ternyata ibu-ibu itu rapat berkumpul di muka gerbang masjid.
Serempak menatapku laksana menatap seorang pangeran. *ini beneran loh! Hehe.
"Orang
ganteng, kamu menantunya siapa?!" tanya salah seorang ibu yang
rupa-rupanya beliau adalah ketua geng.
*bertanya
tapi kayak orang mau ngajakin ribut. Hampir aku lempar pake batu tuh ibu. Hehe.
"...@$$&&*#+@##$%&#@*"!/?(/@'%/%/...,"
dibilang ganteng aku jadi salting. Mau ngomong tapi cuma mangap-mangap doang.
*bayangin tuh!
"Pulangnya
kemana?" tanya ibu-ibu yang lain.
"Loh,
aku kan orang sini. Ko' pada gak kenal," ucapku dalam hati, "Ini
ibu-ibu yang pada rabun atau wajahku yang berubah (maklum bertahun-tahun
diterpa angin-debu rantauan)," lanjutku lagi. Masih dalam hati sambil
garuk-garuk kepala. *jangan bayangin yang ada di ragunan loh!
Alhamdulillaah.
Untungnya ada pahlawan yang menyelamatkanku dari segerombolan geng ibu-ibu itu.
Dia adalah bapakku sendiri. Keluar dari masjid sambil menenteng basoka siap
tembak. *jeder duar duar!
"Dia
anakku ibu-ibu," jelas bapakku. Aku langsung ngeluyur saja, hawatir
mentari terbit duluan. Bisa-bisa aku jadi serigala. *loh! Bukankah seharusnya
bulan purnama?! Ah, mikirin. Hehe.
"Owh!
Anaknya bapak toh, kirain siapa?" ucap serempak ibu-ibu. Merasa lega
karena telah terjawab teka-teki tentang siapa diriku. *ciee.. Dramatis yah.
Hehe.
Aku
pun menghilang di telan rumah-rumah.
Ibu-ibu
tangak-tengok lihat sana lihat sini. Mendapati diriku yang tengah hilang dari
bola mata mereka.
*"mana
dia?" "mana dia?" "mana dia?" hehe
#The
end.