Kamis, 29 September 2011

Cinta

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)
"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)

"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran)

Menjual Cinta



            ‘WANITA’ mendengar kata itu, aku jadi sedikit termenung dan berbisik dalam hati, "Hemh, akan adakah bagiku wanita shalihah nan cantik yang bisa menemaniku dalam satu bahtera mengarungi samudra kehidupan". Bisikan harapan ini mungkin terlalu naif lagi udik. Karena siapalah diriku ini? hanyalah seorang lelaki yang keimanan pun masih naik-turun dan ketampanan wajah pun? "Ya bisa dibilang lumayanlah kalo untuk sekedar dipandang (dengan mata sebelah)".

            Ah, sungguh jauh benar bisikanharapanku itu. Lagi pula, mana ada wanita yang mau menjadi teman hidupku? karena aku yang serba pas-pasan ini, tidak mungkin bisa membahagiyakan seorang wanita. Meskipun cintaku bernilai lebih untuknya, tapi bermodal cinta saja tidak cukup untuk membuatnya bahagya. Karena harus ada sesuatu yang mesti aku berikan untuknya sebagai simbol/tanda bahwa aku mencintainya.

            Malang, malang, sungguh malang diriku ini. Inginkan teman hidup tapi tidak memiliki apa-apa. Yang aku miliki hanyalah cinta, cinta, cinta, dan cinta. Harus berapa kali aku mengulang kata ini ‘cinta’. Terserah aku sajalah ‘cinta, cinta, cinta, cinta’. Lalu apa yang bisa aku lakukan dengan cinta ini?. Hah, sebuah pertanyaan yang datang dari seorang pecundang seperti diriku. Aku pecundang. Perlu aku ulangi?! ‘AKU PECUNDANG’. Puas!

            Aku adalah aku yang terbaik. Aku bisa berfikir. Ayo! berfikirlah, berfikirlah, berfikirlah!!!. Yupz, aku tahu sekarang apa yang harus aku lakukan?. Aku akan menjual cinta ini, ya! aku akan menjualnya. "Kepada siapa?". Aku akan menjualnya kepada Allah 'Azza Wa Jalla dengan harapan semoga ada harga mahal dariNya untuk cintaku ini. Sehingga dengan harga mahal itu, aku bisa membeli bunga surga nan indah lagi semerbak mewangi untuk bidadariku Wanita Sholihah lagi cantik akhlaknya.

            Ya Allah, terimalah penjualan cintaku ini. Aku sangat berharap padaMu dan aku tahu bahwa Engkau tidak akan menyia-nyiakan harapan hamba-hambaMu. Maka hargailah cintaku ini dengan keluasan rahmatMu.

Rabbanaa hab lanaa min azwaajina wa dzurriyyaatinaa qurrota a'yun waj'alnaa lilmuttaqiina imaaman. Aamiinnn.

Rabu, 14 September 2011

Ikhwan Sejati

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, "Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan.

Sang Ibu tersenyumdan menjawab,

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang sekitar."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari suaranya yang lantang,tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya kepada generasi muda bangsa."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat kerja, tetapi dari bagaimana dia dihormati di rumah."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaksananya memahami persoalan."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibaliknya."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi dari tetapi dari komitmen terhadap akhwat yang dicintainya."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menjalani liku-liku kehidupan."

"Ikhwan sejati bukan dilihat dari kerasnya dia membaca Al- Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang dia baca setelah itu."

"Sipa yang memenuhi kriteria itu, Ibu ?"

Sang ibu memberi buku dan berkata, "Pelajari tentang dia," ia pun mengambil buku itu "MUHAMMAD" judul yang tertulis dibuku itu.

Minggu, 11 September 2011

"Sudahkah kita menjadi orang yang bertakwa?"

Kehidupan orang yang bertakwa adalah lebih baik. karena orang yang bertakwa adalah orang yang dimuliakan disisi Allah. akan tetapi, ketakwaan seseorang itu tidak akan sempurna jika tidak disertai dengan akhlaq yang luhur.

Cobalah lihat, berapa banyak orang yang mengaku bertakwa/bertauhid tetapi akhlaknya begitu buruk. sehingga tak jarang para tetangganya, sahabat2nya, guru2nya, saudara/i_nya, karibkerabatnya, bahkan kedua orang tuanya tersakiti dan sering menitikan air mata. dikarenakan perangainya yang kurang baik,tidak pandainya bergaul, dan akhlaknya yang tidak mencerminkan sebagai seorang muslim.

Kita lebih sering mendahulukan dirisendiri dibandingkan orang lain, padahal orang itu lebih membutuhkan.

Kita lebih sering meninggikan dirisendiri dan menghinakan orang lain.

Kita lebih sering merasa paling baik dan menganggap orang lain paling buruk.
Kita lebih sering menghisab orang lain, tapi lupa untuk menghisab dirisendiri.

Dan kita lebih sering menyakiti orang lain, tapi tidak pernah berusaha untuk membuatnya bahagia.


Maka,,, "sudahkah kita menjadi orang yang BERTAKWA.....????".

Muhasabah

Wahai kawan,,, dalam kitab_Nya, Allah sering bertanya kepada kita; "Wahai manusia, apakah yang menyebabkan engkau berpaling dari Rabb_mu Yang Telah Menciptakanmu?",,, "Maka nikmat Rabb_mu yang manakah yang kamu dustakan?",,, "Apakah ada ilah selain Allah?",,, dan masih banyak sekali ayat-ayat pertanyaan yang ditujukan kepada kita. semua itu adalah agar kita mau berfikir. bukankah kita adalah makhluk yang berfikir....?????.


Allah telah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk, tapi kita sering tidak menerima dan selalu ada kata "KENAPA?".

Allah telah memberi kita kehidupan, tapi kita tidak pernah menghargainya. sehingga tampaklah kita seperti mayat hidup.

Allah telah memberi kita harta, tapi kita membuangnya cuma-cuma membeli sesuatu yang tidak membawa kebaikan sama sekali.

Allah telah memberi kita kesempatan untuk bertaubat, tapi kita malah semakin menjadi dalam bermaksiat.

Allah telah memberi kita ilmu, tapi kita tidak pernah beramal dengannya dan tidak juga menyampaikannya.