Rabu, 29 Februari 2012

Anugerah Indah


Cinta adalah sebuah fitrah, setiap orang pasti memiliki. Hanya saja yang perlu dipertanyakan adalah untuk atau kepada siapakah cinta itu ditujukan…??? Disinilah kebanyakan orang terjerat oleh idealisme dangkal dan hambar yang hanya menuruti akal pikiran dan nafsu syahwat semata. Coba-lah perhatikan bagaimana keadaan orang-orang yang  tidak proposional dalam menempatkan cinta mereka. Mereka memalingkan cinta mereka dari Sang Pemilik cinta abadi. Lantas bagaimanakah dengan kita…???
Sobat,, kita sebagai muda-mudi islam yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala hendaknya berusaha menyelami lautan makna cinta sebelum kita salah dalam menempatkannya. Sehingga ketika kita mulai melangkah membawa cinta, kita tidak terperosok kedalam jurang cinta palsu yang menghantarkan pada kenistaan. Perhatikanlah bagaimana Allah mensifati kita dalam al qur’an; “dan orang-orang yang beriman, mereka sangat mencintai Allah” (al baqoroh : 165). Dan dalam ayat lain Allah juga berfirman; “maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah” (al maidah : 54) Subhanallah,, maka tidak-kah kita ingin termasuk kadalam kaum tersebut. Yang mana Allah mencintai kita dan kita pun mencintai Allah subhanahu wa ta’ala.
Sobat,, cinta merupakan anugerah yang sangat indah dariNya. Dia telah menurunkan satu cinta dari seratus cinta yang ada disisiNya ke dunia ini. Sehingga dengan satu cinta itu, kita bisa saling berkasihsayang, saling berbagi, saling bergotong royong, dan sebagainya. Begitu pula makhluk Allah yang lainnya. Mereka bisa saling berkasih sayang satu sama lain. Bukan-kah kita pernah melihat di televisi atau media lain bagaimana seekor kucing bersahabat dengan seekor anjing, seekor serigala dengan seekor domba, seekor singa dengan seekor zebra…???. Subhanallah,, Maha Suci Allah yang telah menaburkan cintaNya kepada kita semua di dunia ini. So,, sobat,, ketika cinta mulai menyusup kedalam hati kita, maka hendaknya kita tersenyum sambil berucap; “TERIMA KASIH YA ALLAH, ENGKAU TELAH MEMBERIKU CINTA”. Lalu setelah itu, kita cintai apa yang Allah cintai seperti mengerjakan amal-amal solih. dan juga kita cintai siapa yang Allah cintai seperti para nabi dan rasul serta orang-orang solih yang mengikuti mereka. Karena sesungguhnya; CINTA kita adalah dari ALLAH, untuk ALLAH, kepada ALLAH, karena ALLAH, dan demi ALLAH subhanahu wa ta’ala. Mudahkan…!!! ^_^

Muqoddimah (waktu jadi MC)





بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

إن الحمد لله, نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي و لا رسول بعده. قال الله تعالى في كتابه الكريم :  "يا أيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون", "يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء, واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام, إن الله كان عليكم رقيبا", "يا أيها الذين ءامنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا. يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم, ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما". أما بعد.
          فإن أصدق الحديث كتاب الله, وخير الهدي هدي محمد _ص_ , وشر الأمور محدثانها فإن كل محدثة بدعة, وكل بدعة ضلالة, وكل ضلالة في النار. ثم أما بعد.

Yang kami hormati ketua kementrian agama kabupaten cilacap atau yang mewakili, yang kami hormati ketua majelis ulama Indonesia kabupaten cilacap atau yang mewakili , yang kami hormati direktur ma’had aly imam asy syafi’I, yang kami hormati segenap tamu undangan, serta para hadirin yang dimuliakan Allah swt.
             
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah subhana wa ta’ala yang mana di pagi hari yang cerah ini tepatnya hari ahad tanggal 26 rabi’ul awwal 1433 H atau 19 februari 2012 M kita masih bisa merasakan ni’mat, rahmat, serta karunia_Nya yang begitu luar biasa. Sehingga kita bisa menyempatkan waktu luang kita, mengayunkan langkah kaki kita menuju majlis yang mulia ini demi menghadiri acara yang mudah-mudahan diredoi Allah subhana wa ta’ala yaitu TABLIGH AKBAR dengan tema “Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang insya Allah akan disampaikan oleh Ust. Aris Sugiyantoro. Beliau adalah alumni markaz syaikh Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin dan pimpinan ma’had al ukhuwah, sukoharjo.
            
 Dan tentu dengan penuh rona kebahagiaan dan hati yang berbunga-bunga penuh harap akan pahala disisi Allah subhana wa ta’la. Karena betapa sesungguhnya, kehadiran kita disini adalah demi menguntai benang-benang kebahagaian baik di dunia terlebih di ahirat kelak.
          
Maka berbahagialah wahai kaum muslimin yang dirahmati Allah, karena betapa indah untaian sang kekasih Rasulullah saw yang memberi kabar gembira kepada kita seraya bersabda:
"ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله تعالى, يتلون كتاب الله, ويتدارسونه بينهم, إلا نزلت عليهم السكينة, وغشيتهم الرحمة, وحفتهم الملائكة, وذكرهم الله فيمن عنده".

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), mereka membaca kitab Allah, dan juga saling mempelajarinya diantara mereka. Melainkan akan turun ketenangan dihati mereka, dan mereka akan diliputi rahmat dari Allah, dan para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah swt memuji mereka dihadapan para malaikat."
Subhanallah, mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam kaum yang disebutkan dalam hadits ini. amien…

Kaum muslimin rahimakumullah.

Sholawat serta salam, tidak lupa kita sampaikan kepada insan mulia, insan yang tidak pernah bermanja dengan kedua orang tuanya. Karena beliau adalah seorang yatim piyatu ketika kecilnya ditinggal sang ayah dan sang bunda tercinta. Akan tetapi, dengan karunia Allah swt beliau tumbuh dalam penuh kecintaan kaumnya, beliau menjadi orang yang terpercaya diantara kaumnya. Akhlaknya yang begitu mulia, pribadinya yang begitu agung menjaadikan hati setiap orang yang menatapnya terenyuh, tersanjung dan terdecak kagum. Beliau-lah Muhammad Rasulullah saw yang telah Allah utus sebagai rahmat bagi alam semesta.
            
Maka sungguh beruntunglah kita, jikalau kita mengikuti petunjuk beliau serta menjadikan beliau sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita. sampai lembaran-lembaran usia kita menjadi usang terkubur debu-debu pemusnah kenikmatan.

Aku masih lemah


               

                Ya Allah,, Ya ‘Alim sesungguhnya Engkau maha mengetahui apa yang terjadi pada diri hamba ini. hamba yang masih begitu lemah masih belum sanggup menahan nafsu syahwat yang kian hari kian bergejolak bahkan terkadang membludak.
                Ya Allah,, Ya Bashir,, Engkau maha melihat apa yang terjadi pada diri hamba ini. berbagai usaha sudah hamba lakukan demi meredupkan gejolak syahwat ini. akan tetapi usaha itu tak banyak membuahkan hasil, karena mungkin hamba belum ikhlas 100% dalam menjalankannya.
                Ya Allah,, Ya Ghofur,, Engkau maha pengampun, maha luas pengampunan_Nya. Sungguh hamba tidak pernah bermaksud menyandarkan diri hamba pada sifat_Mu yang mulia ini “al ghofur”. Hanya saja hamba tidak berdaya, hamba begitu lemah Ya Rabb………….. hamba masih sering terjerumus kedalam lubang nista yang membinasakan, hamba masih sering bermaksiat kepada_Mu, hamba masih sering melalaikan kewajiban-kewajiban hamba sebagai seorang hamba_Mu.
             Ya Allah,, Ya Muqallibal qulub,, hamba sangat takut sekali jikalau Engkau meninggalkan hamba dalam keterpurukan jiwa, hamba takut sekali jikalau Engkau membiarkan hamba tersesat dari jalan_Mu. Ya Rabbiyal karim,, lantas jalan manakah yang akan hamba tempuh jikalau Engkau tidak menunjuki hamba……
           Ya Allah,, mungkin memang neraka-lah yang pantas untuk hamba yang kotor penuh dosa ini, dosa hamba yang mungkin sudah meliputi langit dan bumi. Bahkan mungkin meluputi alam jagad raya ini. ya Allah,,, tetapkan-lah hati hamba pada keimanan dan ketakwaan hanya kepada_Mu…. Izinkan-lah hamba memperbaiki jiwa nista ini, jiwa penuh dosa ini. maka oleh karena itu ya Allah,,, jangan-lah Engkau tutup jalan_Mu, biarkan-lah kaki yang tak beralas ini menyusuri jalan menuju kemaharibaan_Mu.
                Ya Allah,, Engkau-lah maha kuasa atas segala sesuatu. Sedangkan hamba hanyalah mahluk lemah yang tidak mempunyai kekuasaan tidak pula kekuatan kecuali apa yang telah Engkau anugerahkan kepada hamba. Puji syukur-ku kepada_Mu ya Rabb atas segala ni’mat. Kalau-lah bukan karena tanggungan dan hak-hak yang belum aku penuhi dan tunaikan tentulah aku ingin segera kembali menuju kemaharibaan_Mu ya Rabb…. Hamba sangat hawatir akan lebih tenggelam lagi kedalam lautan fitnah dunia.
               

Selasa, 28 Februari 2012

Catatan Terakhir (di Facebook)



            Wahai kawan-ku, sudah berulangkali aku menutup akun facebook-ku. Aku menutupnya bukan karena bosan dengan status gombalmu, bukan karena kesal dengan status dustamu, bukan karena geram dengan status kejammu, dan bukan pula karena lari dari status mengerikanmu. Malah terkadang, aku merasa terhibur dengan status berspesiesmu itu. Meski sebenarnya aku lebih senang dengan status yang jujur, menginspirasi, memotivasi, menasehati, mendidik, dan mengenang. Semoga Allah memberi kebaikan kepada mereka yang menulis status seperti yang disebut.
            Hanya saja wahai kawan-ku, aku menutup akun facebook-ku lantaran aku merasa malu pada Rabb-ku juga Rabb-mu, Rabb Yang Maha Sempurna Yang telah memberi kita waktu. Betapa selalu mengawang di fikaran-ku wahai kawan, berbagai pertanyaan dan penghakiman terhadap diri-ku sendiri….
“ hai kamu,,, sadarkah..!!! apa yang sedang kau lakukan ??? ingat waktu-mu..!!!”
“ hai kamu,,, hanya untuk inikah…!!! Kau habiskan waktu-mu…??!!”
“ hai kamu,,, beginikah caramu mensyukuri waktu…??? Lupakah kamu,, bahwa kamu adalah serangkaian waktu…!!! Detik berlalu, berlalu pula usia-mu… sedang setiap detik yang berlalu darimu akan dimintai pertanggungjawaban… lantas untuk inikah…!!! Kau habiskan setiap detik-mu,,, kau habiskan usia-mu??!!”
“ hai kamu,,, tidak-kah berfikir… betapa di luar sana  ada manusia yang sedang berusaha memanfaatkan setiap detik waktunya demi menciptakan sebuah karya, sebuah ide, sebuah gagasan, yang bisa diterima dunia… tapi kamu,, perhatikanlah dirimu… kasihan sekali… detik-detikmu tergadaikan kepalsuan… dan terkubur harapan-harapan kosong”
            Sampai ahirnya wahai kawan,,, aku berteriak mencoba membuyarkan penghakiman ini “diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmmmmmm………!!!!”. Aku melawan fikiran-ku sendiri… huft menyebalkan. Lalu aku pun melangkah menuju layar putih  yang ada dihadapan, tanpa ada komunikasi dengan hati, aku langsung menonaktifkan akun facebook-ku (insya Allah ini yang terakhir).
            Dengan sedikit kecewa, aku berjalan menuju koperasi. Barangkali aku bisa membeli sesuatu, karena kebetulan perut sudah mulai perotes demo tak karuhan. Akan tetapi langsung terbesit dalam fikiran ketika melihat sebuah buku sederhana seharga 6.500 rupiah “wah, bagus neh.. aku beli aja lah.. lumayan sebagai pengganti jejaring social (facebook) yang sudah hampir  3 tahunan setia menyapa  jemari-ku. Okey facebook.. I say ‘good bye’”. Dan ahirnya aku beli juga itu buku, lalu aku tulis di sampul buku itu STATUS HARIAN_KU.
           
           

Minggu, 26 Februari 2012

WANITA YANG SELALU BEBICARA DENGAN AL QUR’AN

Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta'ala :

Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah saw. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa saat.

Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an. Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Abdullah : "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh." Wanita tua : "Salaamun qoulan min robbi rohiim." (QS. Yaasin : 58) ("Salam sebagai ucapan dari Tuhan maha kasih")

Abdullah : "Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?"

Wanita tua : "Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu." (QS : Al-A'raf : 186 ) ("Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya")

Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Abdullah : "Kemana anda hendak pergi?" Wanita tua : "Subhanalladzi asra bi 'abdihi lailan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsa." (QS. Al-Isra' : 1) ("Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid aqsa")

Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.

Abdullah : "Sudah berapa lama anda berada di sini?" Wanita tua : "Tsalatsa layaalin sawiyya" (QS. Maryam : 10) ("Selama tiga malam dalam keadaan sehat")

Abdullah : "Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?"

Wanita tua : "Huwa yut'imuni wa yasqiin." (QS. As-syu'ara' : 79) ("Dialah pemberi aku makan dan minum")

Abdullah : "Dengan apa anda melakukan wudhu?" Wanita tua : "Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha'idan thoyyiban" (QS. Al-Maidah : 6) ("Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih")

Abdulah : "Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?"

Wanita tua : "Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil." (QS. Al-Baqarah : 187) ("Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam")

Abdullah : "Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?"

Wanita tua : "Wa man tathawwa'a khairon fa innallaaha syaakirun 'aliim." (QS. Al-Baqarah : 158) ("Barang siapa melakukan sunnah lebih baik")

Abdullah : "Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?"

Wanita tua : "Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta'lamuun." (QS. Al-Baqarah : 184) ("Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui")

Abdullah : "Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?"

Wanita tua : "Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun 'atiid." (QS. Qaf : 18) ("Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid")

Abdullah : "Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?"

Wanita tua : "Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam'a wal bashoro wal fuaada, kullu ulaaika kaana 'anhu mas'ula." (QS. Al-Isra' : 36) ("Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan")

Abdullah : "Saya telah berbuat salah, maafkan saya."

Wanita tua : "Laa tastriiba 'alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum." (QS.Yusuf : 92) ("Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu")

Abdullah : "Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan."

Wanita tua : "Wa maa taf'alu min khoirin ya'lamhullah." (QS Al-Baqoroh : 197) ("Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya")

Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :"Qul lil mu'miniina yaghdudhu min abshoorihim." (QS. An-Nur : 30) ("Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka")

Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap :

"Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat aidiikum." (QS. Asy-Syura' 30) ("Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri")

Abdullah : "Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu."

Wanita tua : "Fa fahhamnaaha sulaiman." (QS. Anbiya' 79) ("Maka kami telah memberi pemahaman pada nabi Sulaiman")

Selesai mengikat unta itu sayapun mempersilahkan wanita tua itu naik.

Abdullah : "Silahkan naik sekarang."

Wanita tua : "Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqriniin, wa inna ila robbinaa munqolibuun." (QS. Az-Zukhruf : 13-14) ("Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini pada kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali pada tuhan kami")

Sayapun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita itu berkata :

"Waqshid fi masyika waghdud min shoutik" (QS. Lukman : 19) ("Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu")

Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa syair, Wanita tua itu berucap :

"Faqraa-u maa tayassara minal qur'aan" (QS. Al- Muzammil : 20) ("Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an")

Abdullah : "Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak."

Wanita tua : "Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab." (QS Al-Baqoroh : 269) ("Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu")

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya : "Apakah anda mempunyai suami?"

Wanita tua : "Laa tas-alu 'an asy ya-a in tubda lakum tasu'kum" (QS. Al-Maidah : 101) ("Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu")

Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya : "Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?"

Wanita tua : "Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya." (QS. Al-Kahfi : 46) ("Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia")

Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah : "Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?"

Wanita tua : "Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun" (QS. An-Nahl : 16) ("Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk")

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.

Abdullah : "Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?"

Wanita tua : "Wattakhodzallahu ibrohima khalilan" (QS. An-Nisa' : 125) ("Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang dikasihi")

"Wakallamahu musa takliima" (QS. An-Nisa' : 146) ("Dan Allah berkata-kata kepada Musa")

"Ya yahya khudil kitaaba biquwwah" (QS. Maryam : 12) ("Wahai Yahya pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh")

Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.

Wanita tua : "Fab'atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha azkaa tho'aaman fal ya'tikum bi rizkin minhu." (QS. Al-Kahfi : 19) ("Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu")

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :"Kuluu wasyrobuu hanii'an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah" (QS. Al-Haqqah : 24) ("Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu")

Abdullah : "Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya."

Ketiga anak muda ini secara serempak berkata : "Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara mempergunakan ayat-ayat Al-Qur'an, karena kuatir salah bicara."

Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Akhirnya saya pun berucap : "Fadhluhu yu'tihi man yasyaa' Wallaahu dzul fadhlil adhiim." (QS. Al-Hadid : 21) ("Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar").



"Bibir yang cantik adalah bibir yang keluar darinya kata2 yang menyenangkan hati, bibir yang sering berdzikir menyebut nama Allah, bibir yang sering mentilawah al qur'an, bibir yang sering mengajak pada kebaikan, dan bibir yang tersenyum dikala mendapati kesulitan atau kesusahan.... lantas anda-kah pemilik bibir itu..????".

Sepucuk surat (tak tersampaikan)


Senjaku,
Sebenarnya aku tak ingin menulis apa-apa untukmu,
Tapi entah bagaimana, aku tulis juga ini,
Aku tulis ini dengan hati yang sedikit terkikis,
Karena kerinduan yang selalu datang menyusup,
Datang tanpa aku harapkan, datang begitu saja,
Dan keadaan pun selalu  memaksaku untuk merinduimu juga,
Kau mengerti itu, aku rindu kamu,
Entah banyak atau sedikit, yang pasti ‘AKU RINDU KAMU’,

Ingin sebenarnya aku  bertemu denganmu,
Bercerita banyak tentang kisah hati yang berkelana jauh,
Jauh tanpamu,,  tanpa kuningkemerahan senja,
Oh senjaku, andai kau selalu ada disisiku,
Tapi,,, Allah memang sangat-lah maha adil,
Aku, begitu pula kamu ada dalam takdir_Nya,
Ya sudahlah,, AKU PASRAH,
Semoga engkau baik-baik saja,
Disana… di lorong penantian,
Aku pasti kembali ‘Insya Allah’,
Entah aku kembali mendapatimu tetap menanti,
Entah aku kembali mendapatimu bersandar dipundak seseorang,
Hanya Allah Yang Maha Tahu, Dia-lah sebaik-baik penyusun rencana,
Sedang kewajiban-ku hanyalah rela dan berlapang hati,

Sudahkah Kita Bercermin?

            Sahabatku,,, dalam keseharian kehidupan ini, kita seringkali melakukan aktifitas bercermin tanpa pernah bosan barang sedikitpun. Padahal wajah yang kita tatap, itu-itu juga. Tidak ada yang berubah. Bahkan disetiap kesempatan  yang  tidak  memungkinkan pun, kita masih menyempatkan diri untuk bercermin. Kenapa demikian?!! Karena memang kita semua selalu ingin berpenampilan indah bahkan sempurna, kita tidak ingin berpenampilan mengecewakan apalagi kusut acak-acakan tidak karuhan. Hanya saja jangan sampai kita terlena dan terbuai oleh topeng kita sendiri, terkecoh oleh penampilan luar. Oleh karena itu, mari-lah kita jadikan saat bercermin tidak hanya topeng yang kita amat-amati tapi yang paling penting adalah mengamati apa yang ada dibalik topeng itu yaitu diri kita sendiri.
  Saudaraku,,, mulailah amati wajah kita seraya bertanya; Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersinar  indah di surga sana; “Pada hari itu ada wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria”. (‘Abasa : 38-39). Ataukah wajah ini yang akan bermuram durja penuh kepahitan dan penyesalan; “Pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan)”. (‘Abasa : 40-41).
Lalu tatap-lah pula mata kita seraya bertanya; Apakah mata ini yang kelak dapat melihat atau memandang kenikmatan penuh kerinduan di surga indah sana, menatap Allah Yang Maha Agung, menatap Rasulullah, menatap Para Nabi, menatap Para Kekasih Allah; “Wajah-wajah (orang mu’min) pada hari itu berseri-seri, memandang (Allah) Rabb mereka” (Al Qiyamah : 22-23). Ataukah pandangan mata ini yang kelak akan tertunduk tidak mampu menatap apa yang akan menimpanya; “Pandangan mereka tertunduk ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang berterbangan”. (Al Qomar : 7). Wahai saudaraku,, Apakah mata yang sering maksiat ini akan menyelamatkan??? Wahai mata, apa gerangan yang engkau tatap selama ini???.
Lalu tataplah mulut ini, apakah mulut ini di akhir hayat nanti dapat mengucapkan Kalimah Thoyibah “La Ilaaha IllaAllah”???, dan apakah juga kelak dapat memakan berbagai kenikmatan; “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan amal yang kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. (Al Haqqoh : 24). Ataukah akan menjadi mulut berbusa yang menjulur di akhirat, dimakankan buah Zaqqum yang getir menghanguskan dan menghancurkan setiap usus serta diminumkan lahar dan nanah; “Sungguh pohon Zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. Seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”. (Ad Dukhon : 43-46). Begitu terlalu banyaknya dusta, gibah dan fitnah serta orang yang terluka disebabkan mulut kita ini. Wahai mulut, apa gerangan yang selama ini engkau ucapkan??? Betapa banyak dusta yang kau ucapkan, betapa banyak hati-hati yang remuk disebabkan kata-katamu yang bagai pisau menyayat dan mengiris  hati orang yang mendengarnya. Betapa banyak kata manis bagai madu yang terucap hanya untuk menipu beberapa orang, dan betapa jarang engkau berkata jujur, dan betapa jarang engkau menyebut nama Allah dengan tulus, betapa jarangnya engkau Syahdu memohon agar Allah mengampunimu dosa-dosamu.
            Sahabatku,,, tataplah diri kita dan tanyalah; Hai kamu..! kamu ini orang soleh atau orang durjana? Apa saja yang telah engkau peras dari orang tuamu selama ini dan apa yang telah engkau berikan selain menyakiti, membebani dan menyusahkannya. Tidak tahukah engkau bahwa sesungguhnya engkau adalah mahluk yang tidak tahu balas budi. Cobalah pula kita melihat tubuh atau badan ini, sudah berapa banyakkah maksiat yang telah dilakukan oleh tubuh ini? Berapa banyakkah orang yang telah kita zholimi dengan tubuh ini? Berapa banyakkah hamba Allah yang lemah yang telah kita tindas dengan kekuatan kita?, Berapa banyakkah orang yang rindu akan pertolongan kita tapi kita acuhkan begitu saja tanpa peduli padahal sebenarnya kita mampu?! Berapa banyak pula hak orang yang pernah kita rampas? Wahai tubuh seperti apa gerangan isi hatimu?. Apakah hatimu sebagus kata-katamu, atau sekelam daki yang melekat ditubuhmu. Apakah hatimu segagah otot-ototmu? Ataukah selemah daun-daun yang mudah berguguran rontok jatuh diatas tanah?!. Apakah hatimu indah seindah penampilanmu??? Ataukah malah sebusuk kotoran-kotoranmu.
Saudaraku,,, ingatlah amal-amal kita. Berapa banyakkah sebenarnya aib nista yang kita sembunyikan dibalik penampilan kita ini? Apakah kita ini si dermawan atau si pelit yang menyebalkan? Berapa banyakkah uang yang pernah kita infaq-kan/shodaqohkan? Lalu bandingkan dengan uang yang kita gunakan untuk selera rendah hawa nafsu kita.
Siapakah sebenarnya diri kita ini?! Apakah kita ini benar-benar orang shalih seperti yang selalu kita tampakkan selama ini? Sudah khusyukkah solat kita, dzikir kita, doa kita? Dan Ikhlaskah kita melakukan semua itu?. Jujurlah… Sungguh betapa jauh beda apa yang  nampak di cermin dengan apa yang ada didalam hati. Sungguh kita telah tertipu oleh topeng, betapa apa yang kita lihat selama ini hanyalah sebuah topeng, hanyalah gumpalan tanah yang dibentuk yang terbungkus topeng-topeng duniawi.
            Sahabatku,,, sesungguhnya bercermin adalah waktu yang tepat untuk merenungi, dan menangisi siapakah sebenarnya dibalik topeng ini? Siapakah diri kita ini? Siapakah sebenarnya yang selama ini kita tatap, kita lihat, dan kita pandang di cermin? Calon Penghuni Syurga ataukah calon penghuni Neraka?!. Allahu A’lam.

Pengaduan cinta



kiriman dari seorang sahabat, semoga Allah merahmatinya.


Ya rabbi, aku masih ingat saat dulu pertama kali aku belajar mencintaimu. Lembar demi lembar kitab  aku pelajari, untai demi untai kata para ustad aku resapi tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang kerinduan para syuhada. Lalu aku tanam dalam jiwa dalam-dalam, aku tumbuhkan dalam hati dan idealisme yang mengawang di awan. Tapi rabbi, detik terbilang menit terbilang jam terbilang hari kemudian terbilang tahun yang berlalu. Aku selalu berusaha mencintaimu dengan cinta yang paling utama. Tapi, aku masih juga belum menemukan cinta tertinggi untuk_Mu. Aku makin merasakan gelisahku membadai, dengan cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang tiada menjejak bumi. Sehinga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.
Wahai ilahi, kemudian terbilang detik, menit, jam hari, bulan dan tahun berlalu. Aku mencoba merangkak  menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali untuk menatap, memohon dan mengiba. Allahur rohim, ilahi rabbi, perkenankanlah hamba mencintai_Mu semampuhku. Allahur rohman, ilahi rabbi, perkenankanlah hamba mencintai_Mu sebisaku dengan segala kelemahanku. Ilahi, aku tak sanggup mencintai_Mu dengan kesabaran menanggung derita umpama nabi ayub, musa, isa, hingga al mustofa. Karena itu, izinkanlah hamba mencintaimu melalui keluh kesahku, pengaduanku kepada_Mu atas derita batin dan jasadku atas sakit dan ketakutanku.
Ilahi rabbi, hamba tak sanggup mencintai_Mu seperti abu bakar yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan rasul_Mu bagi dirinya dan keluarga, atau layaknya umar ibn khottob yang menyerahkan separuh harta demi jihad fi sabilillah, atau utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk mensyiarkan din_Mu. Izinkanlah hamba mencintai_Mu melalui seratus dua ratus perak yang terulurkan kepada tangan-tangan kecil di perempatan jalan kepada wanita-wanita tua yang menengadahkan tangan di pojok-pojok jembatan, atau dengan makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.
Ilahi rabbi, hamba tak sanggup mencintai_Mu dengan khusyunya salah seorang sahabat nabi_Mu  hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya. Karena itu ya rabbi, perkenankanlah hamba tertatih menggapai cinta_Mu dalam solat yang ku dirikan terbata-bata, meski ingatan ingatan melayang menerawang berbagai permasalahan dunia. Rabbi, hamba tidak mampuh membaktikan diri hamba layaknya para ahli ibadah, yang menghabiskan malamnya untuk bercinta dengan_Mu. Maka izinkanlah hamba mencintai_Mu dengan solat satu dua rokaat lailku dalam desah syahdu.
Ya rohman, hamba belum sanggup mencintai_Mu bagai para huffadz yang menuntaskan kalam_Mu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah hamba mencintai_Mu dengan satu dua lembar tilawahku atau satu dua ayat hafalanku. Ya rohman ya rohim, hamba belum pula sanggup mencintai_Mu semisal sumayyah yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya din_Mu. Atau bagai para syuhada yang menjual diri dalam medan jihad di jalan_Mu. Maka, perkenankanlah hamba mencintai_Mu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan dalam berdakwah untuk_Mu. Izinkanlah hamba mencintai_Mu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru untuk_Mu.
Allahul karim, hamba belum sanggup mencintai_Mu di atas segalanya, bagai ibrohim yang rela meninggalkan putra dan istrinya untuk menjalankan perintah_Mu. Mempersembahkan putranya untuk_Mu sampai rela menyembelihnya, tapi kemudian Engkau ganti dengan domba. Maka izinkanlah hamba mencintai_Mu dalam segalanya. Izinkan hamba mencintai_Mu dengan mencintai keluarga, sahabat, dan mencintai manusia lainnya serta alam semesta ini.
Allahur rohmanur rohim, ilahi rabbi,  perkenankanlah hamba mencintai_Mu semampuhku agar kecintaan itu mengalun dalam jiwa agar cinta ini mengalir disepanjang nadiku.