Sabtu, 31 Agustus 2013

Pesan Untuk Wanita



Jadilah wanita yang selalu berada dalam keta‘atan kepada Allah baik dalam duka maupun suka,, dan ikhlaslah dalam setiap amalan,, sebab Allah hanya menerima amalan yang ikhlas ditujukan hanya kepadaNya walau amalan itu kecil...

tuntutlah ilmu yang benar,, yang bisa mebuatmu semakin dekat denganNya…

janganlah mudah mengeluh, tapi berusahalah untuk selalu bersyukur… karena bersyukur merupakan solusi terbaik untuk membawa diri menjadi mulia di sisiNya...

dewasalah dalam bergaul… pilihlah teman2 yang baik agamanya… bila pun kamu tidak bisa mengikutinya, setidaknya kamu kecipratan cap baik mereka...

jangan pernah putus brdo‘a, sebab Allah telah menjamin bahwa Ia akan menjawab setiap do'a... Allah tidak akan pernah bosan sampai kamu yang bosan sendiri...

selalulah berbaik sangka kepada Allah… basahi lisan dengan istighfar dn dzikir… sebab kamu bukanlah manusia sempurna yang lepas dari salah dan dosa... Allah tidak menyalahkan kamu ketika berbuat dosa,, tapi Dia menyalahkan ketika kamu tidak mau memperbaiki diri dan bertaubat... sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan memperbaiki diri setelah berbuat kerusakan...

ingatlah selalu,,
bahwa Allah sentiasa menyertai...
kamu mulia di sisiNya jika ta'at, dan hina jika bermaksiat...
jangan takut celaan banyak orang jika memang ridho Allah yang kamu inginkan...
rintangan dalam menjalankan kebaikan itu pasti,, yang penting iman jangan sampai mati...
tetaplah istiqomah di jalanNya...
semoga Allah memberkahi hidupmu pun sampai matimu kelak pun sampai nanti dibangkitkan....


*tidak lain, aku hanya sekedar mengingatkan... tiada maksud terselubung... kebaikan kembali pada diri kamu sendiri...
wanita adalah tumpuan umat,, jika ia baik... maka baik pula apa yang akan dilahirkan...
akhrojallahu minkunna dzurriyyatan thayyibah...
(semoga Allah mengeluarkan dari kalian anak keturunan yang baik).

Cukuplah Al Qur'an



Cukuplah Al-Qur’an sebagai penghibur, tatkala kita sedih.
Cukuplah Al-Qur’an sebagai pengingat, tatkala kita lupa.
Cukuplah Al-Qur'an sebagai petunjuk, tatkala kita tersesat.

Janganlah mengutamakan musik atau sejenisnya... karena yang demikian bisa menjauhkan seseorang dari Al Qur'an.

Sebaik-baik mengingat Allah adalah mengingatNya dengan Sholat dan membaca Al Qur'an. Bukan dengan menperdengarkan musik.

Dari Jabir bin Abdullah, dari Abdurrahman bin Auf, ia berkata , Rasulullah Rasulullah solallohu ‘alaihi wasalam bersabda;

إِنِّيْ لَمْ أَنْهَ عَنِ اْلبُكَاءِ, وَلَكِنَّيْ نَهَيْتُ عَنْ صَوْتَيْنِ أَحْمَقَيْنِ فَاجِرَيْنِ: صَوْتٍ عِنْدَ نَغْمَةٍ لَهْوٍ وَلَعْبٍ وَمَزَامِيْرِ اْلشَيْطَانِ, وَصَوْتٍ عِنْدَ مُصِيْبَةٍ, لَطْمِ وُجُوْهٍ, وَشَقٍّ جُيُوبٍ, وَرَنَّةٍ شَيْطَانٍ.

“Aku tidak melarang menangis. Namun yang aku larang adalah dua macam suara yang pandir lagi tabu: suara nyanyian bersenang- senang yang melenakan, bermain-main, dan seruling setan, serta suara ketika musibah; memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian dan raungan setan.”(Di keluarkan oleh al-Hakim, al-Baihaqi, at-Tirmidzi)

Nasihat untuk siapa saja yang sedang jatuh cinta.





Jika sekarang anda sedang mencintai seseorang, maka bertahan dan bersabarlah dalam mencintainya sampai anda menyadari bahwa memang hanya dia yang pantas untuk dicintai dengan alasan-alasan yang dibenarkan tentunya.

Dan saya sarankan, jangan mengulangi kesalahan saya dengan berani mengungkapkannya.
Mengungkapkan rasa cinta bukanlah solusi untuk melegakan hati.

Cinta yang indah itu ialah yang dibalut dengan kesabaran yang indah. Bersabar sampai waktu yang tepat dan pas untuk mengungkapkannya.

Jika memang ditakdirkan bersatu, maka kesabaran anda dalam mencintainya tidaklah sia-sia.
Anda mendapatkan pahala dan cinta dari kesabaran anda.

Jika pun tidak, maka anda mendapat pahala atas kesabaran anda dalam mencintainya.

Karena terkadang Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita sebut CINTA.

Jauhilah sesuatu yang belum halal alias haram demi menjaga kesucian diri karenaNya.
Allah lebih mencintai kita yang bertahan dan bersabar dalam satu cinta meski kita tidak mendapatkannya.
Allah menyukai kesabaran kita dalam mencintai seseorang, bukan menyukai cinta kita itu sendiri.

Cinta itu ujian dikala kita belum mampu menikah, maka bersabarlah.
Dan ia menjadi anugerah dikala kita sudah menikah, maka bersyukurlah.

Alhamdulillah.
Allahul Musta'an.

Kamis, 29 Agustus 2013

Menghindari Gaji Buta


            Semenjak mulai tugas pengabdian di kantor (nama Instansi dirahasiakan), saya merasa bahwa diri ini begitu terikat dengan waktu. Entah seberapa sering saya menatap jam tangan atau jam dinding, memastikan waktu agar berjalan sesuai jadwal. Telat sedikit saja, maka itu bisa berakibat fatal. Apalagi masuk jam kantor. Pasalnya keseringan telat bisa mengakibatkan potongan gaji. Walau sebenarnya itu hanya berlaku pada karyawan-karyawan tetap. Adapun saya, maka alhamdulillah itu tidak terjadi.
            Maka dari sinilah, saya mulai sering memperhatikan waktu. Dan sungguhlah benar ungkapan “Waktu itu bagai pedang, jika anda tidak bisa memainkannya. Maka ia akan menebas anda”. Entah sudah berapa sabetan pedang yang mendarat di tubuh ini.    Dan sebenarnya  tidak salah pula jika kita mengatakan “Waktu adalah uang”. Tuh buktinya para karyawan senior. Mereka sering kehilangan beberapa receh uang gaji hanya diakibatkan kurang tepat waktu alias TERLAMBAT dari masuk jam kerja kantor. Maka jangan sekali-kali mengatakan “Lebih baik terlambat daripada tidak samasekali”, itu salah besar. Tapi yang pas “Lebih baik izin daripada terlambat”. Hehehe, terlambat bisa memotong gaji, sedangkan izin, maka selamat dari pemotongan.
            Tapi disini, saya mencoba bekerja seprofesional mungkin. Meski keterlambatan saya tidak berpengaruh terhadap gaji. Tapi saya tetap mencoba tampil sebagai karyawan yang tepat waktu. Dan insya Allah, itu akan sentiasa terealisasikan sepanjang saya menjalankan tugas di kantor ini.
            Pasan saya, “Hati-hati dengan gaji buta”. Sesuatu yang syubhat masuk kedalam perut bisa mengacaukan segalanya. Ibadah bisa tidak diterima, doa tertolak, dan lain sebagainya. Lantas bagaimana dengan yang haram?!. Maka bertakwalah kepada Allah, dan jauhilah mengambil sesuatu dengan cara yang picik.
            Mengambil dengan cara yang jujur itu lebih baik, meski hasilnya sedikit, daripada mengambil dengan cara yang picik guna mendapat yang banyak.

Sebagai penutup, sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam;

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya apa yang Allah perintahkan kepada orang mukmin itu, sama sebagaimana yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah makanan yang baik dan kerjakanlah amalan shalih’ (QS. Al Mu’min: 51). Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang telah Kami berikan kepadamu’ (QS. Al Baqarah: 172). Lalu Nabi menyebutkan tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan panjang, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa: ‘Wahai Rabb-ku.. Wahai Rabb-ku..’ sedangkan makanannya haram, minumannya pun haram, pakaiannya juga haram, dan ia diberi makan dari hasil yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)
           
           

Rabu, 28 Agustus 2013

Hidup adalah bersikap



Hidup adalah tentang bagaimana kita bersikap.
Sedangkan Mati adalah tentang bagaimana kita disikapi.

Jika kita mampu bersikap sahaja, baik, lembut, bijaksana, dan mulia dalam hidup. Maka begitu pula kita akan disikapi ketika setelah mati.

Janganlah menjadi orang yang ketika mati justru orang lain merasa tentram.
Tapi jadilah orang yang ketika mati, maka orang lain merasa kehilangan; seperti kehilangan sesuatu yang berharga.

Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang sholih. Nama atau kisah tentang mereka begitu mewangi semerbak tercuah di permukaan bumi, bahkan di atas langit sana pun, nama mereka menjadi buah bibir para Malaikat Al Abraar.

Diantara mereka ada yang diabadikan di dalam Al Qur’an dan ada pula yang di abadikan di dalam Al Ahadits An Nabawiyah, seperti Ashabul Kahfi di dalam Al Qur’an;

“Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu berlindung kedalam gua, lalu mereka berdo’a, ‘Ya Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu, dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami”. (Al Kahfi : 10)

“Kami ceritakan kepadamu tentang kisah mereka sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka”. (Al Kahfi : 13)

            Dan banyak lainnya, seperti seorang lelaki sholih dari kaum Nabi Musa dan juga para penyihir Fir’aun yang kemudian mereka bertaubat. Tidak ketinggalan pula kisah tentang sifat para Sahabat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Kemudian tentang para Nabi ‘Alaihimus Salam. Lalu taubatnya seorang pembunuh seratus jiwa. Kisah seorang pelacur yang masuk syurga hanya karena memberi minum seekor anjing yang sedang kehausan. Ghulam yang mengorbankan nyawanya demi mengimankan suatu penduduk negeri. Dan banyak lainnya.
            Sungguh sangat mengagumkan!. Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara langsung mengabarkan kisah tentang mereka di dalam Al Qur’an Al Karim maupun di dalam Al Ahadits An Nabawiyah.
            Lantas apakah tujuan dari pengabaran kisah-kisah mereka?!. Sungguh tidak lain adalah agar kita sebagai generasi yang datang belakangan, mau mengambil contoh/keteladanan dari mereka orang-orang sholih, yang mana kesholihan mereka telah mendapat rekomendasi secara langsung dari Allah dan RasulNya.
            Imam Hambali Rahimahullah pernah berkata; “Umat ini tidak akan pernah menjadi baik, kecuali dengan sesuatu yang pernah menjadikan baik umat terdahulu”. Maka hendaknya kita flashback melihat bagaimana umat-umat terdahulu mengarungi perjalanan hidup dengan penuh kesholihah dan kesegeraan dalam bertaubat.






2 Hari Spesial Dalam Sepekan




            Dalam sepekan terdapat dua hari special yang mungkin sedikit sekali dari kita yang menyadarinya. Hari apakah itu?, mungkin sebagian dari kita ada yang menjawab ‘Hari Minggu’, nah ini pasti jawaban orang-orang yang suka keluyuran dan orang-orang malas yang demennya libur/rehat. Eitc, no comen!. Atau sebagian yang lain menjawab ‘Hari Jum’at’, nah ini tentu jawabannya orang-orang yang demen tadarusan. Tapi kita tidak akan membicarakan tentang ke-spesialan hari Jum’at. Karena itu lain lagi spesialnya.
            Lantas hari apakah?, jawabannya adalah hari Senin dan Kamis. Hari yang mana didalamnya Nabi kita Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam selalu mengerjakan puasa Tathowwu’an ( Sebagai Ibadah sunah) dan Taqarruban Ilallah (Sebagai Pendekatan kepada Allah).
Dari ‘Aisyah Radiyallahu ‘Anha berkata; adalah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sentiasa menjaga puasa hari Senin dan hari Kamis. (HR. Tirmidzi)
            Dan kita sebagai umatnya, hendaknya bergembira dan merasa senang dengan apa yang telah dicontohkan oleh Suri Tauladan kita, sehingga kita bisa mengikutinya sebagai tanda kecintaan kita kepada beliau.
“Katakanlah (wahai Muhammad)! ‘jika memang kalian mencintaiku, maka ikutilah aku. Niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali Imron : 31)
            Lalu apakah istimewanya berpuasa di hari Senin dan hari Kamis?. Maka hal itu pun pernah ditanyakan kepada Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Beliau pun bersabda;
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu ditampakkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka Allah mengampuni setiap muslim atau mu’min, kecuali dua orang yang saling memutuskan tali persahabatan (saling bermusuhan). Maka Allah berkata, ‘Tangguhkanlah untuk mereka berdua (sampai mereka berdamai kembali)”. (HR. Ahmad)
Dan dalam riwayat lain, beliau bersabda;
“Amal-amal perbuatan ditampakkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka saya lebih senang jika amalan saya ditampakkan sedangkan saya dalam keadaan berpuasa”. (HR. Tirmidzi)
            Maka marilah kita mengisi waktu sepekan kita dengan menyelingi dua hari diantaranya untuk berpuasa sunah; yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Sehingga yang dua hari itu bisa menjadi cahaya bagi hari-hari yang lainnya. Dan jika kita terus menekuninya setiap pekan, berarti kita telah berpuasa kurang lebih sebanyak delapan hari setiap bulannya. Kemudian yang delapan hari itu dikalikan tujuh puluh tahun. Karena berdasarkan hadits, bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda;
“Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka (dengan puasa satu hari itu) sejauh tujuh puluh tahun perjalanan”. (HR. Bukhori-Muslim)           
Subhanallah Wal Hamdulillah, kalau memang kita mampu berpuasa dua hari dalam sepekan, kemudian menjadi delapan hari setiap bulan ( jika kita menekuninya). Maka delapan hari itu dikali dengan tujuh puluh tahun perjalanan. Hasilnya sama dengan 560 tahun perjalanan. Allahu akbar! Bayangkan..  wajah kita dijauhkan dari api neraka sejauh 560 tahun perjalanan. Lah wong usia kita saja paling kisaran 60 tahun. Bukankah ini mengagumkan! Tanda besarnya kasih sayang Allah kepada kita. Apalagi jika kita mampu menekuninya selama setahun?!. Allahumma aamiin.
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari kiamat saja-lah disempurnakan balasan kalian. Maka barangsiapa yang DIJAUHKAN DARI NERAKA dan DIMASUKKAN KEDALAM SYURGA, maka sungguh dia telah memperoleh kemenangan. Dan tidak lain kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu”. (Ali Imron : 185)