Minggu, 29 September 2013

Marilah Bertaubat

wahai sahabat,
janganlah sekali-kali kita tenggelam dalam lautan kesedihan lantaran banyak dosa.
naikilah sahaja perahu istighfar, karena ia akan mengantarkan kita pada keluasan samudera kasihNya.
dan gunakanlah dayung harapan sebagai pembelah derasnya deburan lautan fitnah.

sungguh, Allah sanggup mengampuni dosa kita bagaimana pun besarnya?.
bukankah Dia Yang Maha Besar?!, tidak ada yang lebih besar dariNya.
sebesar apa pun dosa, itu kecil di mata Allah.
jika memang kita berniat dan bertekat untuk bertaubat.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

dan jangan sekali-kali berkata, "aku terlanjur kotor, aku malu menghadapNya".
wahai sahabat, justru lantaran kita kotor itulah, kita harus menghadap kepadaNya agar Dia sudi membersihkan kita dengan pengampunanNya.
atau apakah kita menunggu pembersihan itu sampai di akhirat?,
kita dicelupkan ke dalam neraka sampai semua kotoran itu rontok.
aduhai, sungguh azabNya sangatlah pedih.
bagaimana mungkin kita berfikir untuk menanggungNya kelak?.

wahai sahabat,
selagi masih diberi kesempatan; matahari belum terbit dari barat, nyawa belum sampai kerongkongan.
maka marilah kita sadar diri akan dosa-dosa selama ini.
dosa-dosa yang sering kita banggakan, baik secara sadar atau tanpa sadar.
sungguh, kita telah diberi tenggang waktu olehNya.
itu karena, agar kita bisa bertaubat sebelum kematian mendekat.
maka janganlah merasa aman dengan dosa-dosa yang kita perbuat.

Maha Suci Allah dan segala puji hanya milikNya, kami memohon ampun dan bertaubat kepadaNya.

Mulia Dengan Takwa



Letak kemuliaan seseorang ada pada ketakwaannya.
Semakin ia bertakwa, semakin ia mulia.

Orang kaya bertakwa, ia mulia.
Orang miskin bertakwa, ia juga mulia.

Jika memang anda orang kaya, maka bertakwalah!
sesungguhnya kekayaan harta bisa membinasakan, kecuali harta yang ada di tangan orang bertakwa.
maka ia menyetir harta tersebut ke arah yang lebih baik; untuk dunianya, terlebih akhiratnya.

Namun,
jika anda merasa sebagai orang miskin, maka bertakwalah!
sesungguhnya kemiskinan bisa membawa seseorang pada kekafiran.
karena sering berharap dari tangan manusia, ketimbang berharap dari tangan Yang Maha Luas karuniaNya.
orang miskin sering menghujat Allah, bahkan disaat berdoa sekali pun.
semoga anda tidak merasa diri sebagai orang miskin.
tepatnya katakan saja;
"Saya bukan orang kaya, tapi tidak mengaku miskin"

menjadilah mulia dengan ketakwaan!
bagaimana pun kondisi anda sekarang,
itu tidak menghalangi anda untuk bisa menjadi mulia di mataNya.

yang kaya jangan menunggu miskin, baru bertakwa.
yang miskin jangan menunggu kaya, baru bertakwa.
Loch! kapan mulianya donk?!

kaya-miskin, bertakwa.
miskin-kaya, bertakwa.
jadilah mulia!

"sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kalian adalah orang yang paling bertakwa" (Al Hujurat : 13)

Minggu, 22 September 2013

Surat Untuk Allah



Dear Allaahu Robbi

Hamba memujiMu dengan pujian yang banyak yang Engkau sukai.

Wahai Rabbku, sengaja hamba menulis surat ini untukMu. Surat yang berisi segala keinginan dan segala harapan, baik untuk kehidupanku sekarang ini atau kehidupanku mendatang. Karena hamba tidak tahu harus memberi tahu siapa tentang semua ini selain kepada Engkau wahai Rabbku.

Barangkali dengan begini, hamba bisa merasa lega dan tidak begitu risau lagi. Sebab terkadang, jiwa ini merasa ragu dan tidak yakin akan tercapainya segala ingin dan harap. Oleh karenanya, Engkau-lah sandaran satu-satunya. Engkau Yang Maha Memenuhi segala ingin hamba-hambaMu dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Inilah ingin dan harap hamba kepadaMu;
Yaa Allaah, yaa Rabbi…
Hamba ingin menjadi seorang hamba yang ta’at kepadaMu,
Hamba ingin menjadi seorang Hafizhul Qur’an,
Hamba ingin menjadi seorang da’I yang berpengaruh,
Hamba ingin menjadi seorang motivator,
Hamba ingin meraih gelar doctor atau lebih tinggi,
Hamba ingin menulis banyak karya yang bermanfa’at,
Hamba ingin membantu rakyat-rakyat kecil yang tidak mampu,
Hamba ingin membangun sebuah Yayasan besar
Hamba ingin memberi, memberi, dan memberi orang-orang yang butuh,
Hamba ingin menjadi seorang pengajar yang handal,
Hamba ingin memotivasi jutaan orang yang patah semangat,
Hamba ingin memiliki rumah sederhana yang nyaman,
Hamba ingin memiliki kendaraan (mobil, motor, sepeda),
Hamba ingin menikahi wanita sholihah, hafizhah, bercadar,
Hamba ingin mempunyai anak-anak yang sholih-sholihah,
Hamba ingin memiliki computer, laptop, hp,
Hamba ingin membahagiakan kedua orang tua dan saudara-saudara hamba,
Hamba ingin memberangkatkan haji semua keluarga besar hamba,
Hamba ingin berbagi kepada sesama,
Hamba ingin menjadi saudara dan sahabat yang baik,
Hamba ingin masuk syurga bersama orang-orang yang hamba sayangi,
Dan hamba ingin pergi belajar ke negeri nabiMu,
             
Wahai Rabbku, hamba menyadari. Mungkin harapan hamba ini terlalu tinggi dan mungkin tidak akan pernah bisa dicapai. Tapi sungguh, hamba lebih tahu bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagiMu yaa Rabb.

Engkau jadikan malam, siang dan Engkau pergilirkan keduanya sesuai ketentuanMu. Engkau juga mampu menghidupkan orang mati dan begitu juga sebaliknya. Engkau memberikan rizki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa terbatas dan tanpa terkira.

Hamba bertawakkal kepadaMu yaa Allaah, hamba gantungkan segala harap dan ingin hamba kepadaMu. Maka bantulah hamba dalam usaha untuk mencapainya.

Engkau Maha Baik yaa Allaah, hamba yakin Engkau pasti memberikan yang terbaik untuk hamba. Yaa Allaah, sebagaimana Engkau telah memuliakan hamba dengan sebagian karuniaMu, maka muliakanlah hamba dengan sebagian karuniaMu yang lain. Sungguh Engkau memiliki kerunia yang besar.

Wahai Rabbku, hamba sangat ingin bisa mencapai semua harapan itu, bantulah hamba yaa Rabb, demi kemuliaan dan keagunganMu, kabulkanlah harapan hambaMu ini.

                                                                                                      HambaMu yang faqir :  Izzatullah Abduh

Tragedi Hati Di Kereta

Sabtu, 14 September 2013


            Krining, krining, krining, telpon perpustakaan berbunyi mengagetkanku yang sedang melamun. “Halo! Nzhat?”, seseorang menyapa dari balik telpon. “Iya!”, jawabku. “Anterin saya ke Stasiun Jakarta Kota yuk!”, oh ternyata suara mas faizin. “Oke insya Allah!”, langsung aku tutup dan blecing ke bawah menuju mas faizin. 

            Setelah sampai dibawah, aku langsung menemui mas faizin, “Kapan berangkatnya?”, tanyaku. “Sekarang!”, jawab dia. “Hah, sekarang!?, oke deh, saya ganti baju dulu”, langsung masuk kamar dan ganti baju. Kemudian aku dan mas faizin langsung berjalan menuju jalan raya, menunggu mobil angkot tujuan Stasiun Tanjung Barat. Alhamdulillaah, tidak sempat mengedipkan mata, mobil sudah ada berhenti di depan, dan kami pun naik.

            Stasiun Tanjung Barat, ya alhamdulillaah kami pun sampai. Lalu beli 2 tiket tujuan Stasiun Jakarta Kota. Tidak menunggu lama, kereta dari arah Bogor pun datang. Kami langsung naik, dan ternyata kami mendapati kereta sudah dipenuh banyak penumpang. Maka terpaksa kami berdiri.  

            Stasiun demi stasiun telah terlewati, dan para penumpang pun satu persatu telah keluar. “Waduh, kapan bisa duduknya nih? Sudah banyak penumpang yang turun, tapi tetep saja belum bisa duduk”, bisikku dalam hati. Alhamdulillaah, untungnya aku sudah terbiasa. So, aku enjoy saja dan berusaha menikmati. 

            Dan saat kereta hendak berhenti di Stasiun Tebet (kalo tidak salah). Disitulah terjadi tragedi hati. Aku menoleh ke arah kiri punggungku, lalu “Subhanallaah”, aku bergumam dalam hati. Tanpa sengaja aku menatap seorang wanita berkerudung yang sungguh amat cantik, dan ia pun menatapku. Lama kita beradu pandang sampai ahirnya aku membuang pandanganku ke bawah. Perasaan normalku sebagai lelaki biasa pun mulai bergejolak, jantung berdetak cepat, pikiran kalut, aliran darah terasa berhenti, dan kereta pun terasa ikut berhenti pula, semuanya seakan gelap, hanya aku dan dia yang terang. “Perasaan apa ini?”, aku bertanya-tanya dalam hati. Karena tidak tahan, aku pun menoleh untuk kedua kalinya ke arah wanita berkerudung yang cantik itu. Dan ternyata tatapanku tepat mengenai kedua bola matanya. “Yaa Allaah, kenapa dia juga menatapku?!”, aku semakin kacau, merasa pipiku benar-benar berubah manjadi merah. Tapi entah kenapa?, aku malah betah menatapnya, dan ia pun begitu. Sampai kemudian kerata pun hampir sampai di stasiun tebet. Lalu dia mendekat, “Aduh gawat, dia mendekat”, pikirku dalam hati. Dan ternyata dia mendekat ke pintu, karena tanpa sadar aku pun sedang berdiri dekat pintu. Posisiku dengannya begitu dekat, sehingga aku berpikir untuk meraih tangannya. Tapi aku sadar bahwa itu tidak pantas untuk dilakukan, “Astaghfirullaah, astaghfirullaah,,”. Aku hanya diam dan dia pun diam, kita sama-sama diam, pandangan mata pun kini saling berlawanan.

            Stasiun Tebet, kereta berhenti. Maka berakhirlah tragedi hati yang menimpa lelaki ini; aku. Sungguh aku tidak sempat menatapnya keluar dari kereta. Karena aku tidak bisa membayangkan bakal jadi apa aku?, jika ada tatapan ketiga diantara kita; aku dan dia. Dia keluar, dan aku masih di dalam kereta. Sebab tujuanku adalah Stasiun Jakarta Kota bukan Stasiun Tebet.

            Setelah kejadian itu, aku tersenyum sendiri di sepanjang perjalanan. “Ini benar-benar kecelakaan. Seharusnya ini tidak terjadi. Aku menatapnya, itu wajar karena dia cantik. Sedangkan dia menatapku, siapa aku?. Ah sudahlah, mungkin aku mirip dengan pembantunya atau sopirnya atau tukang kebunnya?, hehehe”, gumamku sambil tersenyum sesak lalu beristighfar, “Astahgfirullaah..”.

            Tring! Alhamdulillaah, ahirnya sampai juga di Stasiun Jakarta Kota.

#The End#