Rabu, 08 Oktober 2014

Abah



Abah!
Begitulah kami memanggilmu.
Abah!
Terasa cepat kepergianmu.
Abah!
Siapakah lagi yang akan mengajari kami setelahmu.
Abah!
Kami pernah duduk belajar sebagai murid-muridmu/santri-santrimu.
Terasa sungguh kesabaran dan ketabahanmu.
Mengajar kami. Mendidik kami. Membimbing kami.
Abah!
Suaramu. Jalanmu. Perilakumu. Wajahmu.
Barangkali kami akan mudah lupa.
Tapi sungguh, kami tidak akan pernah lupa untuk mengenang jasa-jasamu dalam setiap do'a. Insyaallaah.
Abah!
Engkau adalah guru kami.
Adalah ayah kami.
Adalah sahabat kami.
Adalah kakak kami.
Adalah hamba yang Allah sertakan kami bersamamu dalam kebaikan, ilmu dan amal sholih.
Abah!
Kami mencintaimu.
Semoga cinta kami ini adalah cinta yang timbul karena pengetahuan kami tentang betapa baik pribadimu.
Abah!
Wajahmu cerah. Tenang. Damai.
Ingin aku kecup keningmu.
Tapi cukuplah aku mengecupmu dengan do'a-do'a lirihku.
Abah!
Semoga Allah mengaruniakan untukmu syurga yang indah.
Allaahummaghfir lahu warhamhu wa taqabbal minhu jamii'a shoolihil a'maal. Innaka qariibun mujiibun sami'ud du'aa.

Tidak ada komentar: