Sabtu, 10 Januari 2015

Sahabat Pinggir Jalan

Dia dipandang sebelah mata, mungkin.
Tapi aku ingin berteriak, "dia adalah sahabatku; memiliki hati, perasaan dan harapan yang tidak kalian tahu."
Orang-orang duduk di bangku kuliahan.
Dia duduk dipinggiran jalan.
Tapi siapa sangka moralnya lebih tinggi.
Pedulinya timbul dari hati.
Dia berempati terhadap penderitaan orang-orang disekitarnya.
Dia boleh saja berdosa.
Tapi jangan dicela.
Dia mulia jika bertaubat.
Kalian hina karena mencela.
Semoga Allah mengganti tempat duduknya.
Dari pinggiran jalan, ke dalam masjid.
Dari kesia-siaan, ke kebahagiaan.
Dia berhak meraih kemuliaan.

‪#untuk sahabat-sahabat pinggiran jalan.

Tidak ada komentar: