Te….ttttt….te..tttttt…tettttttt….!!!!! bel tanda makan siang sudah
berbunyi,, (berhubung perut sudah luaper tenan..) aku pun langsung bergegas
menuju ruang makan yang telah disediakan oleh pengurus asrama. Ruang makan
sederhana yang berjumlah 5 ruangan, setiap ruangan mencakup sekitar 20
0rang/lebih dengan 2 meja makan persegi panjang serta 4 buah bangku sesuai
ukuran mejanya.
Menu makan kali ini pun “Alhamdulillah” agak super, dengan nasi
satu kepel HULK ditemani dengan 1 tempe (lumayan jumbo) + 2 tahu (lumayan,
diatas rata-rata)… “wah,, Alhamdulillah bisa tersenyum senang neh perut gue…”.
Aku bergumam dalam hati, sambil senyum-senyum tipis biar tidak terlihat aneh
didepan teman-teman. Karena memang sebagian diantara mereka ada yang senang
usil memvonis orang yang suka senyum-senyum sendiri sebagai GARING (alias garis
miring). Padahal malah EMANG IYA. ^_^
Dan akhirnya, sajian siap untuk disantap. Aku pun mulai
ber-basmalah “bismillah..” (agar setan tidak ikut makan) lalu aku comot satu
luqmah satu luqmah nasi dengan tangan kanan-ku (biar gak kaya setan, makannya
pake tangan kiri), kemudian aku masukkan kedalam mulut, aku kunyah perlahan
sambil meresapi setiap rasa yang menyentuh mesra lidah-ku, setelah terasa
lembut baru aku telan dengan sedikit memejamkan mata “glegek,,, pluk..!!!”.
LUAR BIASA. Perut-ku langsung merespon seakan berkata “lagi, lagi, lagi”.
Sehingga aku betambah semangat menyantap sajian makan siang kali ini sampai
habis tak tersisa kecuali piringnya saja.
Alhamdulillah,, setelah selesai, aku pergi ke kamar mandi untuk
mencuci piring bekas makan-ku juga mencuci tangan-ku. Sek,,sek,,sek,, selesai
dan kinclong bersih deh!!!. Kemudian aku kembali menuju ruang makan-ku “mau
naro piring”, namun ketika hendak menuju ruang makan ternyata dihadapanku ada
senior yang agak lumayan orangnya (serem-serem imut ‘orang lombok’), dia
membawa handuk yang di cantelkan di punggungnya (persis kayak tukang beca).
Lalu aku iseng dari belakang mengeringkan tanganku dengan handuknya (dia tidak
tahu). Dan karena saking enaknya… aku jadi tidak sadar, bahwa ternyata dia
sedang memperhatikan tindakan kriminalku itu. Aku pun jadi diam seribu gerak
(tangan masih nempel di handuk), menelan ludah sejadi-jadinya, pun merona malu
raut muka-ku “habis sudah..”.
Akan tetapi, diluar nalar fikiran-ku ternyata dia malah tersenyum
sambil berkata “Alhamdulillah,, ternyata ada yang suka sama handuk-ku. Syukron,
tafaddol!!!”. Allahu Akbar,,,!!! Sikap positif yang luar biasa. Lalu dengan
enaknya (tanpa merasa berdosa) aku menjawab “iya, sama-sama” sambil mengusapkan
lagi tangan-ku di handuknya (tangan-ku belum kering cuy).
Dan sehari setelah kejadian tersebut, aku pun meminta maaf
kepadanya, karena hawatir yang kemarin itu hanya sekedar sandiwaranya saja;
“mas, yang kemaren maaf yah. Aku iseng aja seh”. “oh, enda apa ko’.. santai
aja.. aku seneng ko’ jikalau ada orang lain yang suka sama handuk-ku” jawabnya
enteng, dengan raut muka yang hampir dipenuhi dengan senyum, karena aku melihat
tidak hanya bibirnya saja yang tersenyum, akan tetapi matanya pun tersenyum,
begitu pula hidungnya. Subhanallah, ini menandakan bahwa ucapannya itu adalah
tulus dan jujur jauh dari lubuk hatinya. Aku pun jadi berfikir, juga merenung
dan ahirnya “Alhamdulillah” aku bisa memetik sebuah hikmah yang begitu luar
biasa. Yaitu ;
“Hendaknya kita menyikapi setiap kesalahan atau setiap tindakan
buruk orang lain terhadap kita dengan sikap yang positif tanpa harus mencela
orang tersebut. Akan tetapi kita ucapkan TERIMA KASIH. Karena kita akan
mengetahui seberapa bijak sebenarnya diri kita ini setelah ada orang yang
berbuat salah atau berbuat buruk terhadap kita,,, bagaimana kita bersikap?!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar