Jumat, 29 Juni 2012

Menyambut Ramadhan ;Berbenah diri


Puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang senantiasa memberikan karunia, rahmat serta ni’mat-Nya kepada kita semua berdasarkan ukuran dan kebutuhan hidup kita agar kita tidak menjadi hamba yang melampaui batas. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat As syuuro : 27 ;
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat”.

Sholawat serta salam semoga tetap tersampaikan kepada Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, para sohabat, serta para pengikut beliau hingga ahir zaman.

Sesungguhnya akan datang menyapa kita suatu bulan yang mana Allah subhanahu wa ta’ala melipat gandakan pahala seorang hamba yang beramal sholih. Di bulan itu, Allah menaburkan benih-benih karunia yang begitu banyak, dan di bulan itu Allah subhanahu wa ta’ala membuka pintu-pintu kebaikan bagi mereka yang mencintai kebaikan. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan kebaikan-kebaikan. Bulan yang dipenuhi dengan rahmat dan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bulan yang selalu dirindukan oleh para hamba Allah yang sholih. Dia-lah bulan romadhon.

Dari Abi Huroiroh radiyallahu ‘anhu berkata; bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa romadhon dengan penuh keimanan dan pengharapan akan pahala yang ada padanya, maka diampunilah dosanya yang telah lalu”
(HR Imam Ahmad)

Hendaknya sebelum kita menemui bulan yang mulia ini, kita berbenah diri terlebih dahulu, kita muhasabah diri kita terlebih dahulu. Bagaimanakah kondisi keimanan kita sekarang? Bagaimanakah hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala sekarang?… apakah benar akan ada keimanan yang penuh dalam diri kita ketika bulan ramadhan mulai menyapa? Apakah benar kita akan menemui bulan ramadhan dengan penuh pengharapan akan pahala yang ada padanya?... maka dari itu, sangatlah penting bagi kita untuk memperbaiki atau memperbaharui keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha untuk selalu meningkatkan keta’atan dan ketakwaan kepada-Nya. Karena hanya dengan itulah keimanan kita bisa bertambah dan menjadi lebih berkualitas. Sehingga dengan begitu, kita benar-benar  bisa menyambut dan menemui bulan suci romadhon dlam keadaan mu’min yang semu’min-mu’minnya.

Adapun langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan dalam rangka berbenah diri atau dalam rangka memperbaiki keimanan yang kini sudah tampak begitu usang, adalah ;

Ø  Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan kita tidak perlu ragu untuk melakukan hal ini dan tidak pula perlu berputus asa lantaran dosa kita yang begitu banyak. Karena sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Az Zumar : 53 ;

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dan dalam hadits qudsi Allah berfirman :
“Wahai anak adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa kepada-Ku (memohon ampun) dan berharap kepada-Ku, maka aku mengampuni (seberapa pun dosa) yang ada pada-Mu. Dan aku tidak peduli”

Ø  Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat, perbuatan sia-sia, dan juga menjauhi segala unsur yang bisa menjadikan kita lalai dari mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya. Karena perbuatan yang semacam ini bisa memberikan efek penyakit yang begitu ganas yang bisa merusak kesehatan iman kita. sebagaimana yang dikatakan oleh seorang ‘alim minal ‘ulama bahwa; perbuatan maksiat bisa menyebabkan seorang hamba kesulitan dalam melakukan amal-amal solih. dan ungkapan ini selaras dengan firman Allah dalam surat Al Muthoffifin : 14 ;

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (perbutan-perbuatan maksiat) itu menutupi hati mereka”.

Dan jikalau hati sudah tertutup oleh bintik-bintik hitam kemaksiatan, maka dihawatirkan akan sulitnya cahaya keimanan masuk ke dalam hatinya. Wal’iyadzu billah.

Ø  Meningkatkan ibadah-ibadah sunah, karena dengan banyaknya ibadah sunah yang kita lakukan. Maka kita bisa meraih kecintaan Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun ibadah-ibadah wajib maka itu lebih utama lagi. Dalam hadits qudsi Allah berfirman :

“Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan seseuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan tidaklah pula ia mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah sehingga Aku mencintainya”.

Dengan adanya cinta maka kita akan lebih termotivasi untuk tampil menjadi seorang hamba mulia, seorang hamba yang mempunyai keimanan utuh yang selalu mengharapkan pahala dari setiap amaliyahnya. Sebagaimana ‘umar ibn al khottob berkata dalam do’anya;

“ya Allah, jadikanlah amal perbuatanku seluruhnya sebagai amal sholih. Dan jadikanlah sebagai keikhlasan hanya untuk meraih wajah-Mu. Dan janganlah Engkau jadikan adanya sesuatu untuk orang lain selain-Mu”.

Tidak ada komentar: