Puji syukur
kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang senantiasa memberikan karunia, rahmat serta
ni’mat-Nya kepada kita semua berdasarkan ukuran dan kebutuhan hidup kita agar
kita tidak menjadi hamba yang melampaui batas. Sebagaimana Allah berfirman
dalam surat As syuuro : 27 ;
“Dan jikalau
Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan
ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha
Melihat”.
Sholawat serta
salam semoga tetap tersampaikan kepada Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wa
sallam, beserta keluarga, para sohabat, serta para pengikut beliau hingga ahir
zaman.
Sesungguhnya
akan datang menyapa kita suatu bulan yang mana Allah subhanahu wa ta’ala
melipat gandakan pahala seorang hamba yang beramal sholih. Di bulan itu, Allah
menaburkan benih-benih karunia yang begitu banyak, dan di bulan itu Allah
subhanahu wa ta’ala membuka pintu-pintu kebaikan bagi mereka yang mencintai
kebaikan. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan kebaikan-kebaikan. Bulan yang
dipenuhi dengan rahmat dan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bulan yang
selalu dirindukan oleh para hamba Allah yang sholih. Dia-lah bulan romadhon.
Dari Abi
Huroiroh radiyallahu ‘anhu berkata; bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda :
“Barangsiapa
yang berpuasa romadhon dengan penuh keimanan dan pengharapan akan pahala yang
ada padanya, maka diampunilah dosanya yang telah lalu”
(HR Imam Ahmad)
Hendaknya
sebelum kita menemui bulan yang mulia ini, kita berbenah diri terlebih dahulu, kita
muhasabah diri kita terlebih dahulu. Bagaimanakah kondisi keimanan kita
sekarang? Bagaimanakah hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala sekarang?…
apakah benar akan ada keimanan yang penuh dalam diri kita ketika bulan ramadhan
mulai menyapa? Apakah benar kita akan menemui bulan ramadhan dengan penuh
pengharapan akan pahala yang ada padanya?... maka dari itu, sangatlah penting
bagi kita untuk memperbaiki atau memperbaharui keimanan kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala dengan berusaha untuk selalu meningkatkan keta’atan dan
ketakwaan kepada-Nya. Karena hanya dengan itulah keimanan kita bisa bertambah
dan menjadi lebih berkualitas. Sehingga dengan begitu, kita benar-benar bisa menyambut dan menemui bulan suci
romadhon dlam keadaan mu’min yang semu’min-mu’minnya.
Adapun langkah-langkah
yang hendaknya kita lakukan dalam rangka berbenah diri atau dalam rangka
memperbaiki keimanan yang kini sudah tampak begitu usang, adalah ;
Ø Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, dan kita tidak perlu ragu untuk melakukan hal ini dan
tidak pula perlu berputus asa lantaran dosa kita yang begitu banyak. Karena
sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Az Zumar : 53 ;
“Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dan dalam hadits
qudsi Allah berfirman :
“Wahai anak
adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa kepada-Ku (memohon ampun) dan
berharap kepada-Ku, maka aku mengampuni (seberapa pun dosa) yang ada pada-Mu. Dan
aku tidak peduli”
Ø Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat, perbuatan
sia-sia, dan juga menjauhi segala unsur yang bisa menjadikan kita lalai dari
mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya. Karena perbuatan yang semacam ini
bisa memberikan efek penyakit yang begitu ganas yang bisa merusak kesehatan
iman kita. sebagaimana yang dikatakan oleh seorang ‘alim minal ‘ulama bahwa; perbuatan
maksiat bisa menyebabkan seorang hamba kesulitan dalam melakukan amal-amal
solih. dan ungkapan ini selaras dengan firman Allah dalam surat Al Muthoffifin :
14 ;
“Sekali-kali
tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (perbutan-perbuatan
maksiat) itu menutupi hati mereka”.
Dan jikalau hati
sudah tertutup oleh bintik-bintik hitam kemaksiatan, maka dihawatirkan akan
sulitnya cahaya keimanan masuk ke dalam hatinya. Wal’iyadzu billah.
Ø Meningkatkan ibadah-ibadah sunah, karena
dengan banyaknya ibadah sunah yang kita lakukan. Maka kita bisa meraih
kecintaan Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun ibadah-ibadah wajib maka itu lebih
utama lagi. Dalam hadits qudsi Allah berfirman :
“Dan tidaklah
seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan seseuatu yang lebih Aku cintai
dari apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan tidaklah pula ia mendekatkan diri
kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah sehingga Aku mencintainya”.
Dengan adanya
cinta maka kita akan lebih termotivasi untuk tampil menjadi seorang hamba mulia,
seorang hamba yang mempunyai keimanan utuh yang selalu mengharapkan pahala dari
setiap amaliyahnya. Sebagaimana ‘umar ibn al khottob berkata dalam do’anya;
“ya Allah, jadikanlah
amal perbuatanku seluruhnya sebagai amal sholih. Dan jadikanlah sebagai
keikhlasan hanya untuk meraih wajah-Mu. Dan janganlah Engkau jadikan adanya
sesuatu untuk orang lain selain-Mu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar