dia boleh saja berdosa, tapi jangan dicela.
sebab, ia bisa jadi mulia dengan bertaubat.
sedang anda bisa jadi tercela karena mencemooh.
bijaksanalah!
jangan suka langsung manyalahkan perbuatan dosa orang lain.
tapi tunjukanlah bagaimana seharusnya yang benar.
menyalahkan tanpa membenarkan, itu sadis.
ibarat melempar batu pada seorang yang dikira maling, padahal
sebenarnya ia adalah tamu yang harus dimuliakan.
tidak setiap orang berbuat dosa itu karena sengaja.
ada alasan berbeda; entah tidak tahu, lupa, atau terpaksa.
"Sesungguhnya Allah memaklumi dosa dari orang yang tidak tahu,
lupa, dan terpaksa" (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
Janganlah kita melihat diri kita sebagai orang yang bersih,
Sedang ketika melihat orang lain, kita malah menganggapnya sebagai
orang yang kotor.
Ingat! kita mungkin lebih sering menilai seseorang dari apa yang
nampak di mata kita saja, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana dia ketika
menyepi sendiri.
Perhatikanlah bagaimana perkataan seorang yang bijak;
“Bisa jadi sekarang kita melihatnya sebagai orang kotor (pendosa)
secara nampak, tapi siapa yang tahu ketika ia menyendiri?, mungkin justru ia
menangis tersedu memikirkan akan dosa-dosanya. Hanya saja ia belum mampu
mengendalikan hawa nafsunya sehingga berulang lagi berbuat dosa, tapi disamping
itu, ia pun tidak pernah berhenti untuk bertaubat dan menangis di hadapan
Rabb-nya seraya memohon ampunan. Sehingga Allah pun berkata; ‘Sungguh Aku telah
mengampuninya, maka terserahlah ia hendak berbuat apa saja’ (HR. Ahmad)… lalu
giliran kita, bagaimanakah dengan kita? barangkali kita menampakkan sesuatu
yang bernilai baik di mata halayak ramai, sedang ketika menyepi jauh dari
pandangan mata, kita malah justru berbuat nista di hadapanNya tanpa sedikit pun
rasa malu. Maka pikirkanlah hal itu! sesungguhnya kita lebih berhak untuk
menangisi diri ini”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar