Aku tidak mengerti kenapa aku masih saja merindukanmu?, lamanya
perpisahan belum juga mampu menghapusmu dari kehidupanku, justru malah
menambahku semakin mengingat dan memikirkanmu. Bahkan aku sampai pernah
menangis karena menahan perihnya rindu ini.
Aku yang selalu berangan ingin jumpa denganmu walau hanya sebentar
saja. Tapi entah kenapa? sampai sekarang aku belum juga berjumpa denganmu.
Mungkin karena memang Allah belum mengizinkan. Aku hanya bisa pasrah mengarungi
laut kerinduan yang begitu panjang ini. Entah berujung atau tidak.
Bidadari,, semoga keselamatan dan kebahagiaan selalu menyertaimu.
Aku tidak memaksamu untuk merinduiku juga. Karena itu terserah padamu. Engkau
berhak memilih lelaki yang lebih baik dariku. Dan percayalah bahwa aku tidak akan
kecewa. Sebab, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga.
Bidadari,, ketahuilah! Bahwa sesungguhnya aku selalu berharap bisa
segera mati meninggalkan dunia ini. Sebab, merindukanmu di dunia membuatku
tersiksa. Mungkin jika aku di atas sana, aku bisa lebih tenang meneruskan
kerinduanku padamu.
Bidadari,, aku berdoa kepada Allah agar menjaga perasaan ini jika
memang benar adanya. Aku tidak pernah lagi bercerita dengan siapa pun kecuali
hanya kepada Allah. Aku selalu bercerita kepadaNya tentang perasaan ini. Dia
membuatku tenang dan damai. Aku bersyukur kepadaNya karena mengizinkanku untuk
merindui seorang bidadari di dunia ini. Dan bidadari itu adalah kamu.
Bidadari,, terimakasih untuk setiap tatap mata, senyuman, sentuhan
kecil, suara telpon, sms, dan sebagainya. Dan terimakasih juga karena bidadari
telah membuatku merasakan manisnya rindu, walau kadang juga terasa perih. Tapi
apalah perih itu bila setelahnya aku merasakan apa yang aku rasakan; manis.
Terimakasih dan terimakasih!
Aku tidak peduli seberapa lama lagi perpisahan ini. Aku tidak
peduli seberapa jauh aku dipisahkan olehNya darimu. Sebab, rindu ini membuat
segalanya terasa pendek dan dekat. Oh sungguh, hidupku adalah kerinduan
seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar