Rabu, 16 Oktober 2013

Kilas Sejarah Belajar Izzatullah Abduh



Saya pernah berprestasi di sekolah.
tapi, itu hanya waktu SD dan SMP (pas kelas 1 saja).
saya sering mendapat peringkat; 3, 2, dan 1.
banyak guru yang senang dengan saya, terutama ibu Ida.
beliau sering memberi uang saku jika saya mendapat nilai bagus.
dan saya juga sering membawa pulang buku-buku tulis gratis sebagai hadiah prestasi. Alhamdulillaah.. yaa Allaah!
#salam hangat untuk sahabat-sahabat SDN Singarajan

Lalu semua berubah drastis,
tepatnya saat saya mulai salah dalam bergaul (pas kelas 2 SMP),
pergaulan membuat saya jauh dari yang namanya belajar (mata pelajaran),
sampai-sampai banyak guru yang kecewa dengan perubahan yang terjadi pada diri saya,
guru fisika Ibu Erni pernah membentak saya; "Izzat! bagaimana kamu ini? ulangan fisikamu hanya dapat nilai 3!",
memang dasar pergaulan telah merubah segalanya, maka saya hanya bergumam; "Masih untunglah bu! daripada 0",
tapi disisi lain, saya belajar banyak tentang persahabatan, kesetiaan dan kesolideritasan,
bagiku nilai raport tidaklah begitu penting dibanding nilai kehidupan yang saya dapat dari mereka para sahabat,
#salam hangat untuk sahabat-sahabat SMP Muhammadiyah Pontang

Tahu sendirilah bagaimana yang namanya orang tua,
kalau anaknya bandel dan nakal, mereka pasti pusing dan bingung mau bagaimana ngurusnya,
lah jadilah saya dipenjarakan alias dipondokkan di Ponpes Darussalam Pipitan,
awal-awal saya merasa sesak tinggal di pesantren, karena belum terbiasa, terlebih mengingat pergaulan saya yang dulunya liar,
tapi alhamdulillah, seiring berjalannya waktu saya bisa mempelajari karakter orang-orang yang satu tahanan dengan saya *upz maksudnya satu pesantren dengan saya,
maka, disinilah terjadi konversi religius,
saya menemukan titik balik sebagai seorang hamba,
saya mulai merasakan akan adanya banyak dosa dalam diri saya,
sampai pada akhirnya saya menemukan puncak tangis yang begitu dahsyat,
saya bermunajat dihadapanNya dengan mengakui segala dosa dan kesalahan yang pernah saya perbuat,

Alhamdulillah, setelah itu saya mulai rajin membaca,
tapi bukan membaca buku-buku pelajaran,
tepatnya membaca buku-buku Islami; mulai dari sejarah islam, motivasi & inspirasi islam, hadits2, dan yang paling sering adalah membaca terjemahan Al Qur'an (waktu itu saya belum pandai mengaji),
dan di kelas pun seperti itu; saya hanya mengambil pelajaran dari petuah-petuah dan nasihat-nasihat para guru (maklum saja, wong kelas saya adalah MAK),
kemudian saya belajar menulis,
sampai ahirnya lulus, alhamdulillaah yaa Allaaah!
#salam hangat untuk sahabat-sahabat PonPes Darussalam dan MA Al Khairiyah Darussalam Pipitan

Niat awal setelah lulus dari Darussalam adalah; "saya harus kuliah di tempat yang tidak ada wanitanya",
maka dapatlah saya tempat yang sesuai; yaitu Ma'had 'Aly Ar Rayyah Suka Bumi,
tapi memang nasib, saya ditolak tidak diterima,

masyaa Allaah, sedihnya bukan main kepalang, rasa-rasanya saya mau mati, pengen nyemplung ke dasar laut sampai dalem biar gak nongol-nongol,
pasalnya hampir seluruh keluarga mendukung, tapi ternyata saya mengecewakan dukungan mereka,
ahirnya saya dibuang ke Cilacap JawaTengah oleh sang Bapak yang baik hati,
waktu itu, saya ibarat anak elang yang belum memiliki sayap tapi sudah dilempar dari atas tebing oleh induknya,
tapi dengan penuh keyakinan, bahwa Allah tidak akan pernah menelantarkan hambaNya,
maka saya terjun dari tebing, eh tahunya ada juga anak elang yang ikut-ikutan terjun; dialah Aris Munandar sang sahabat,

alhamdulillaah,
setelah nyasar kemana-mana, ongkos morot banyak,
kami sampai di Cilacap, dan langsung menuju Ma'had Aly Imam Syafi'i (MAIS),
ya ahirnya disitulah perjuangan saya dimulai sebagai Mahasantri;
hidup tanpa wanita, jauh dari keluarga, teman-teman asing semua (karena Aris ibaratnya cuma pengantar saja), yang dipelajarin pun aneh-aneh semua, bahasa yang digunakan pun aneh juga,
tapi setelah lulus dari sana, saya sadar bahwa saya lah yang sebenarnya waktu itu aneh,
#salam hangat untuk sahabat-sahabat MAIS



Alhamdulillaah,
hidup saya kaya akan pengalaman serasa memiliki dunia dan sesisinya,
ini sangat luar biasa,
entah apa yang akan terjadi kedepan?
saya sedang berproses menjalaninya,
menjemput keajaiban-keajaiban Allaah dalam hidup ini,

saya punya cita-cita, anda pun punya cita-cita, kita semua punya cita-cita,
adapun bisa meraihnya atau tidak,
sebenarnya itu bukan hal yang penting,
yang paling penting adalah kita terus ber-Action menuju ke arah sana,

satu pesan,
jika kita memiliki cita2 yang besar,
maka sandarannya pun harus kuat dan hebat tidak terkalahkan,
*yupz, Dia Allaah Subahanahu Wa Ta'ala

maka mulailah perbaiki hubungan diri dengan Allah Subahanahu Wa Ta'ala,

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Dia akan membukakan jalan baginya. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu" (Ath Thalaq : 2-3)

"Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" (Ar Ra'd : 11)

#salam sukses untuk sahabat-sahabat semua.
tangan menggenggam dunia, hati tetap terpaut pada akhirat.
itulah kesejatian pribadi seorang hamba Allah.

Tidak ada komentar: