wahai
sahabat,
pernahkah
terbetik di dalam hati kita?
suatu
keinginan untuk tidak bermaksiat dan berbuat dosa!
jika
ada, maka berbahagialah!
itu-lah
Iman.
Iman
menjadikan kita menyadari akan setiap kesalahan.
keimanan
memang naik dan turun,
kadang
menguat, kadang pula melemah,
persisnya
iman itu ibarat rem,
jika
ia menguat, maka kuat pula rem itu menahan kita (sehingga kita tidak mudah
berbuat maksiat dan dosa),
tapi
jika ia melemah, maka sudah dipastikan bahwa kita akan mengalami kecelakaan
fatal,
semua
batasan syari'at ditabrak begitu saja.
saya
tidak menyalahkan jika anda/kita berbuat dosa,
karena
memang karakter kita sebagai manusia/bani adam adalah senang berbuat dosa,
bukankah begitu?
sudahlah
mengaku saja, kita senang berbuat dosa kan!
tapi
wahai sahabat, ketahuilah!
bahwa
sungguh betapa sayang dan kasihnya Tuhan kita; Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dia
tidak pernah mempermasalahkan dosa-dosa kita sebanyak apa pun,
hanya
saja yang menjadi permasalahan adalah keengganan kita untuk bertaubat dan
memohon ampun.
seberapa
seringkah kita bertaubat dan memohon ampun kepadaNya?
"Wahai
hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri sendiri (karena banyak berbuat
dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang" (Az Zumar : 53)
"Wahai
hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian sentiasa berbuat dosa pada malam hari dan
siang hari, dan Aku mengampuni segala dosa, dan aku tidak peduli (apa pun
dosanya/sebanyak apa pun dosanya), maka mohon ampunlah kalian kepadaKu niscaya
Aku mengampuni dosa-dosa kalian" (HR. Muslim)
dan
sungguh indah apa yang dituturkan oleh seorang sahabat dalam sya'irnya;
"Aduhai
sekiranya aku tidak pernah berbuat dosa sepanjang hidupku!, tapi sungguh (aku
memang tidak pernah bisa lepas dari dosa), apa yang dicintai Allah dariku
adalah taubatku. Maka aku bertaubat dan memohon ampun kepadaNya" ~Dzu
Hanin
"Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang
mensucikan diri" (Al Baqoroh : 222)
wahai
sahabat,
sungguh
tidak ada yang suci diantara kita, tidak pula ada yang bersih diantara kita,
maka
tidaklah pantas jika kita menganggap diri kita suci dan bersih,
bahkan
para Nabi sekali pun, mereka tidak pernah menganggap diri mereka sebagai orang
suci dan bersih,
karena
mereka sangat mengerti akan firman Allah,
"Maka
janganlah kalian menganggap suci diri kalian, (karena) Dia lebih mengetahui siapakah
orang yang paling bertakwa" (An Najm : 32)
Nabi
Daud 'Alaihis Salam suatu waktu pernah berbuat dosa terhadap orang lain,
kemudian ia menyadari perbuatan dosanya itu dan segera bertaubat kepada Allah.
lalu
tahukah apa bentuk taubat beliau?
....
beliau
menyungkurkan diri bersujud dihadapan Allah dan tidak pernah mengangkat
kepalanya, ia menunggu sampai Allah mengampuni dosanya.
diantara
munajatnya ialah,
"Maha
Suci Engkau Yang Menciptakan Cahaya! kepadaMu hamba berlari membawa segala
dosa, dan hamba mengakui semuanya. maka janganlah Engkau menjadikan hamba
sebagai orang yang berputus asa (dari rahmat dan maghfirohMu), dan janganlah
pula Engkau buat hamba sedih pada hari kiamat kelak (lantaran dosa-dosa hamba
yang belum Engkau ampuni)".
beliau
terus bersujud dan melantunkan munajatnya,
berhari-hari
beliau melakukan hal itu dengan tangis air mata yang membanjiri tempat
sujudnya,
ia
berhenti hanya ketika butuh makan atau minum,
sampai
pada akhirnya datang malaikat Jibril membawa wahyu,
"Wahai
daud, Allah merasa iba kepadamu. sungguh Dia telah mengampunimu. maka angkatlah
kepalamu."
wahai
sahabat,
sungguh
bertaubat merupakan suatu keindahan dan kenikmatan yang begitu luar biasa,
dimana
kita mau menyesal dan mengakui segala dosa,
lalu
kita bersegera bertaubat dan memohon kepadaNya,
"Dan
bersegeralah kamu (menuju) pengampunan dari Allah dan (menuju) syurga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa" (Ali Imron : 133)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar