Selasa, 12 Mei 2015

Mempersiapkan Diri Menyambut Ramadhan

Dalam menyambut bulan Ramadhan, hendaknya kita berbenah diri terlebih dahulu guna dapat maksimal dan total dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
            Berikut langkah-langkah yang sebaiknya kita lakukan dalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan;

Ø  Hendaknya kita mempelajari ilmu tentang ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Karena dengan adanya ilmu/pengetahuan yang kita miliki, maka kita akan mudah mendapatkan kekhusyu’an dalam menjalankan ibadah puasa karena Allah subhanahu wa ta’ala. Dan mudah-mudahan dengan adanya ilmu, kita bisa meraih pahala yang sempurna disisi Allah subhanahu wa ta’ala.
            “Tidaklah Allah diibadahi dengan sesuatu yang lebih utama ketimbang saat         diibadahi dengan pemahaman agama.” (HR. Ad Daruquthni)
            Maka, sangat penting bagi kita memiliki ilmu tentang ibadah puasa sehingga        kita dapat memahaminya dengan baik dan benar, karena ibadah puasa     merupakan bagian terpenting dari agama kita, bahkan ia termasuk ke dalam             rukun Islam yang ke empat.

Ø  Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat (Taubatan Nasuha), mudah-mudahan Rabbmu menghapus dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.” (At Tahrim : 8)

Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Umar ibn al Khattab radiyallahu ‘anhu berkata mengenai ayat ini, taubat nasuha adalah berhenti dari melakukan dosa dan tidak kembali lagi kepadanya selama-lamanya. Dan para ulama menjelaskan bahwa taubat nasuha adalah berhenti dari perbuatan dosa seketika itu juga, kemudian menyesali segala dosa yang telah lalu, lalu bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, dan jika perbuatan dosa itu berkaitan dengan hak adami, maka wajib untuk menghalalkan hak tersebut.

Dan sebagai tambahan Imam Hasan berkata, taubat nasuha ialah kamu benci untuk melakukan dosa yang dahulu kamu suka untuk melakukannya, dan setiapkali kamu ingat dosa tersebut, kamu beristighfar memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Lalu kenapa kita harus bertaubat dalam menyambut bulan suci Ramadhan?
Hal ini telah dijawab oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits shahih riwayat Imam Ibnu Majah,

“Apabila datang awal malam bulan Ramadhan, para syaithan dan jin (yang jahat) dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, pintu-pintu syurga dibuka, dan terdengar seorang penyeru berseru, ‘wahai pecinta kebaikan, segeralah lakukan kebaikan! wahai pecinta keburukan (perbuatan dosa), segeralah berhenti!”

Maka, sebelum awal malam Ramadhan datang, alangkah baiknya jika kita sudah berhenti dari melakukan perbuatan dosa; hususnya dosa-dosa besar, seperti; syirik (menyekutukan Allah dengan yang lain), berzina, durhaka terhadap orang tua, membunuh, memakan riba, dan sebagainya.


Ø  Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat, perbuatan sia-sia, dan juga menjauhi segala unsur yang bisa menjadikan kita lalai dari mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan beribadah kepada-Nya. Karena perbuatan yang semacam ini bisa memberikan efek penyakit yang begitu ganas yang bisa merusak kesehatan iman kita, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Al Muthoffifin : 14 ;
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (perbutan-perbuatan maksiat) itu menutupi hati mereka.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menafsirkan ayat ini,
“Sesungguhnya seorang mukmin, apabila ia berbuat dosa, maka hatinya gelap menghitam, dan apabila ia bertaubat dan memohon ampun, maka hatinya kembali bersih.” (HR. Ahmad, At Tarmidzi dan Ibnu Majah)
            Dan sebagaimana yang kita ketahui, bahwa hati ibarat raja bagi tubuh, apabila    raja dalam kondisi fit, maka prajurit akan tersiap patuh.
            “Di dalam tubuh ada satu gumpal darah, apabila dia baik, maka seluruh anggota badan ikut baik, dan apabila ia rusak, maka rusak pula lah seluruh        anggota badan.” (HR. Bukhori-Muslim)

Ø  Meningkatkan ibadah-ibadah sunnah, karena dengan banyaknya ibadah sunnah yang kita kerjakan. Maka kita bisa meraih kecintaan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam hadits qudsi Allah berfirman,

“Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan seseuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan tidaklah pula ia mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dengannya ia mendengar, dan penglihatannya yang dengannya ia melihat, dan tangannya yang dengannya ia menyentuh, dan kakinya yang dengannya ia berjalan.” (HR. Bukhori)

Hadits diatas menjelaskan bahwa apabila Allah subhanahu wa ta’ala mencintai seorang hamba, maka Allah akan menjadikan hamba tersebut istiqamah di atas jalan kebenaran dan istiqamah dalam beramal shalih. Allah akan selalu membimbingnya dan menguatkannya. Dan betapa kita butuh hal tersebut di setiap waktu kita, apalagi di saat bulan Ramadhan tiba. Maka semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberi taufiq-Nya kepada kita sehingga kita bisa maksimal dalam mengerjakan ibadah-ibadah wajib dan bersemangat menambah dengan ibadah-ibadah sunnah. Aamiin.

Demikianlah, mudah-mudahan kita semua bisa mengaplikasikan ke- 4 langkah diatas yaitu;
1.      Mempelajari ilmu tentang ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
2.      Bertaubat dan memperbanyak istighfar.
3.      Meninggalkan perbuatan maksiat dan perbuatan sia-sia
4.      Meningkatkan ibadah sunnah atau ‘amaliyah-‘amaliyah mubah yang dicintai Allah subhanahu wa ta’ala
            Dengan demikian insya Allah kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dalam diri kita, juga penuh pengharapan akan pahala disisi Allah subhanahu wa ta’ala.

             “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan pahala yang ada padanya, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. Ibnu Majah)

Tidak ada komentar: