Gunung
merupakan mahluk yang diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai paku
bumi, guna menjaga keseimbangan. Ia tampak begitu gagah dengan ukurannya yang
begitu besar dan menjulang tinggi sampai seakan menyentuh langit, terkadang awan-awan
pun menghiasi kegagahannya. Pemandangannya yang seperti itu, tentulah menarik
perhatian banyak orang untuk bisa mendaki dan menyusuri kegagahannya. Terutama
para pecinta Daki Gunung.
Maka
tampak-lah 3 sahabat yang sangat begitu akrab dalam kesehariannya, seakan
mereka terlahir dari Rahim yang sama. Mereka mengadakan sebuah rencana
untuk melakukan pendakian sebuah gunung dikawasan yang masih alami nan asri.
Mereka pun bersiap dengan perbekalan seadanya, tidak begitu banyak tapi cukup.
Setelah
sampai di kaki gunung, (kita sebut saja) si A merasa takjub dengan kegagahan
sang gunung yang diliputi bebatuan besar dan pepohonan rindang. Ketinggiannya
menjulang mencium langit kebiruan, seakan penuh dengan tantang-rintang. Melihat
pemandangan seperti itu, ia pun langsung dihinggapi rasa ketidakmampuan, ia
merasa tidak sanggup mendaki gunung yang ada dihadapannya. Ahirnya si A pun
mengurungkan niat untuk mendaki gunung tersebut. Ia lebih memilih untuk bersantai
dibawah kaki gunung. Karena awalnya ia menyangka bahwa gunung yang akan ia daki
adalah tidak sebesar gunung yang ada dihadapannya.
Maka
tinggal-lah ke-2 sahabatnya (kita sebut saja) si B dan si C yang siap untuk
menaklukan gunung yang menantang tersebut. Mereka berdua pun mulai mengambil langkah awal dengan penuh
kepercayaandiri. Setapak demi setapak berhasil mereka lewati, sampai ahirnya
mereka sampai di perut gunung (di tengah gunung). Lalu mereka pun beristirahat
sambil memakan-minum perbekalan yang mereka bawa. Juga sambil melihat
pemandangan sekitar yang nampak indah dari perut gunung.
Setelah
istirahat dirasa cukup, si C berdiri sambil mengangkat tas gendongnya. Kemudian
mengajak si B untuk melanjutkan pendakian agar bisa segera sampai ke puncak
gunung. Akan tetapi, si B menolak dan enggan melanjutkan pendakian. Ia lebih
memilih untuk berdiam diri, menikmati pemandangan indah dari perut gunung.
Karena ia merasa bahwa cukup dari perut gunung saja ia menyaksikan pemandangan
indah dan menikmati panorama gunung.
Maka
berjalanlah si C melanjutkan pendakian, dan yang menemaninya kini hanyalah
keberanian dan tekadnya yang tinggi. Dia sangat ingin bisa menaklukan sang
gunung, ia sangat ingin bisa berdiri di puncak gunung. Kelelahan dan keletihan
tidak dihiraukannya, ia terus mendaki dengan kekuatan dan tenaga yang masih
tersisa. Karena di dalam fikirannya hanyalah “aku harus bisa mensukseskan
kesempatan ini, kesempatan tidak akan terulang… bismillah”. Dan dengan izin
Allah, ahirnya sampailah ia di puncak gunung. Senyum pun tersunggingkan di
bibirnya menandakan kemenangan dan kebahagiaannya karena berhasil mencapai
puncak gunung. Tapi tiba-tiba, wajahnya berubah diam, seakan-akan ada sesuatu yang tidak
menyetujui sunggingan bibirnya itu. Dan ternyata disebelah gunung yang di
taklukannya itu, ada gunung lain yang lebih tinggi, besar dan gagah perkasa.
Ahirnya
dia pun berkata : “pencapaianku belumlah usai, masih banyak yang harus
diperjuangkan dan ditaklukan… di luar sana ternyata masih banyak gunung-gunung
yang lebih besar dan lebih ber-aral-rintang… aku tidak mau berhenti sampai
disini… aku akan terus berlari dan berlari, mendaki dan mendaki sampai
keletihan letih mengejarku, sampai kebosanan bosan mengikuti langkahku… Allahu
Akbar Wa Allahul Musta’an”.
Subhanallah,, begitu luar biasa pribadi juang si C…..
Maka
dimanakah pribadi kita berada :
1. Si A : yang berhenti
sebelum melangkah, merasa tidak mampuh sebelum mencoba, dan merasa sulit
sebelum berusaha.
2. Si B : yang
berhenti di tengah perjalanan, merasa cukup dengan setengah keberhasilan, dan
merasa tidak perlu untuk lebih berhasil dan lebih sukses lagi.
3. Si C :
yang berhasil mencapai puncak, merasa belum sempurna akan keberhasilannya, dan
merasa ingin terus melangkah menuju keberhasilan-kebarhasilan dan
kesuksesan-kesuksesan yang ada di hadapan. Selalu penasaran untuk bisa
menaklukan sesuatu yang lebih besar dan menantang. Inilah pribadi Sukses dan
Menang.
Sukseskanlah
diri anda dengan selalu percaya bahwa anda adalah pribadi tangguh yang
mempunyai banyak potensi dan kemahiran. Insya Allah, dengan pertolonganNya anda
akan benar-benar menjadi pribadi yang sukses. DUNIA DI GENGGAMAN, SYURGA DI DIDAPATKAN
(Insya Allah). Mudahkan..!! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar