Minggu, 11 Maret 2012

Terima kasih guru-ku



         GURU satu kata yang mudah diingat tapi sulit dilupakan. Mendengarnya pun membuat hati terkenang akan sesosok mulia ini. Sesosok yang terhormat yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, yang berjuang gigih demi tumbuh kembangnya generasi muda. Sesosok tangguh yang mendidik, mengajar, dan membimbing para generasi muda agar kelak bisa menorehkan tinta emas di dalam lembar-lembar sejarah kehidupan.
           Masih teringat jelas dalam ingatan kami, gambaran luar biasa akan perjuangan seorang GURU pada zaman dahulu, yang mana Sang Guru mengayuh sepeda menyusuri bermil-mil jalan baik yang berlumpur, berbatu, bahkan terkadang menyusuri belantaraan. Akan tetapi, karena kegigihan dan tekad yang tertancap didalam diri sejatinya menjadikan semua rintangan itu seperti halnya jalan tol yang tak berdebu. Subhanallah,, betapa luar biasa perjuangan Sang Guru pada zaman dahulu. Perjuangan yang tidak kenal lelah dan tak kenal letih, hanya karena demi harapan mulianya; yaitu menumbuhkan generasi-generasi baru yang bisa berprestasi di dunia dan berhasil di akhirat.
Sang Guru pun tidak pernah lupa dalam setiap sujudnya, dalam setiap simpuhannya di hadapan Allah ta’ala sengaja menyelipkan untaian-untaian do’a untuk para generasi penerus. Sungguh mengagumkan sejatinya pribadi seorang Guru itu. Sehingga kita bisa melihat hasil dari keikhlasan dan kegigihannya dalam mengajarkan ilmu. Diantara murid-muridnya ada yang berhasil mencapai kesuksesan; ada yang menjadi seorang kyiayi, ada yang menjadi pak dokter, ada yang menjadi pak direktur, ada yang menjadi pak insyinyur, bahkan ada yang menjadi pak presiden. Alhamdulillah!!!
Oh guru,, sekarang engkau sudah mempunyai sepeda motor yang bisa lebih cepat mengantarmu ke tempat pengajaran. Kini, engkau lebih tampil bahkan mendahului kami. Dahulu, kami yang menunggu kedatanganmu dengan senyum-senyum yang kami paksakan sebagai sambutan untukmu. Tapi sekarang engkau-lah yang menyambut kami dengan senyuman tulus yang nampak jelas di wajah penuh kasih sayangmu itu. Sungguh hati-hati kami menangis bergetar sekujur tubuh, terharu akan kejujuran pribadimu sebagai seorang guru.
Oh guru,, engkau tak hanya sekedar mendidik, mengajar, dan membimbing. Tapi engkau juga menumbuhkan kejujuran rasa cinta kasihmu di hati-hati kami. TERIMA KASIH GURU.  Semoga Allah ta’ala selalu merahmati dan memberkahimu.
               

Tidak ada komentar: