GURU
satu kata yang mudah diingat tapi sulit dilupakan. Mendengarnya pun membuat
hati terkenang akan sesosok mulia ini. Sesosok yang terhormat yang dikenal
sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, yang berjuang gigih demi tumbuh kembangnya
generasi muda. Sesosok tangguh yang mendidik, mengajar, dan membimbing para
generasi muda agar kelak bisa menorehkan tinta emas di dalam lembar-lembar
sejarah kehidupan.
Masih
teringat jelas dalam ingatan kami, gambaran luar biasa akan perjuangan seorang
GURU pada zaman dahulu, yang mana Sang Guru mengayuh sepeda menyusuri bermil-mil
jalan baik yang berlumpur, berbatu, bahkan terkadang menyusuri belantaraan.
Akan tetapi, karena kegigihan dan tekad yang tertancap didalam diri sejatinya
menjadikan semua rintangan itu seperti halnya jalan tol yang tak berdebu.
Subhanallah,, betapa luar biasa perjuangan Sang Guru pada zaman dahulu.
Perjuangan yang tidak kenal lelah dan tak kenal letih, hanya karena demi
harapan mulianya; yaitu menumbuhkan generasi-generasi baru yang bisa
berprestasi di dunia dan berhasil di akhirat.
Sang Guru pun
tidak pernah lupa dalam setiap sujudnya, dalam setiap simpuhannya di hadapan
Allah ta’ala sengaja menyelipkan untaian-untaian do’a untuk para generasi
penerus. Sungguh mengagumkan sejatinya pribadi seorang Guru itu. Sehingga kita
bisa melihat hasil dari keikhlasan dan kegigihannya dalam mengajarkan ilmu.
Diantara murid-muridnya ada yang berhasil mencapai kesuksesan; ada yang menjadi
seorang kyiayi, ada yang menjadi pak dokter, ada yang menjadi pak direktur, ada
yang menjadi pak insyinyur, bahkan ada yang menjadi pak presiden. Alhamdulillah!!!
Oh guru,,
sekarang engkau sudah mempunyai sepeda motor yang bisa lebih cepat mengantarmu
ke tempat pengajaran. Kini, engkau lebih tampil bahkan mendahului kami. Dahulu,
kami yang menunggu kedatanganmu dengan senyum-senyum yang kami paksakan sebagai
sambutan untukmu. Tapi sekarang engkau-lah yang menyambut kami dengan senyuman
tulus yang nampak jelas di wajah penuh kasih sayangmu itu. Sungguh hati-hati
kami menangis bergetar sekujur tubuh, terharu akan kejujuran pribadimu sebagai
seorang guru.
Oh guru,,
engkau tak hanya sekedar mendidik, mengajar, dan membimbing. Tapi engkau juga
menumbuhkan kejujuran rasa cinta kasihmu di hati-hati kami. TERIMA KASIH GURU. Semoga Allah ta’ala selalu merahmati dan
memberkahimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar