Sedikit
kisah tentang aku; aku adalah seorang pelajar yang lulus tahun 2010. aku lulusan dari MA Al khairiyah
Darussalam Pipitan Serang-Walantaka. Aku tidak pernah menyangka bisa sekolah
disini, apa lagi sampai tinggal di Pesantren. Tapi mungkin itu adalah takdir
yang sudah ditetapkan olehNya. Dan aku menerima semua itu dengan lapang hati,
karena ternyata aku merasa cocok berada di lingkungan pesantren. Walau
terkadang aku sendiri masih bingung, belum tahu apa yang harus aku cari disini.
Tapi
kini, setelah lulus sekolah aku mulai mengerti dan tahu, bahwa; aku perlu
mencari apa yang harus aku cari, karena ternyata pencarian itu adalah simbol
perjuangan yang harus dimiliki. Dan aku berhasil memilikinya. Dan aku juga
teringat dengan ungkapan, bahwa; “Diri
kita ini tak pernah berguna jika tidak senantiasa mencari. Mencari adalah
mengupayakan; mencari adalah memikirkan; mencari adalah kemaslahatan;
kemaslahatan adalah gerak: gerak adalah langkah yang positif.”
Darussalam,,,
ya MA Al khairiyah Darussalam. Begitu banyak pelajaran yang aku dapatkan dari
Darussalam. Sehingga kini aku merasa menjadi orang pintar, namun disamping itu
aku tetap sadar bahwa kepintaranku ini masih-lah belum cukup apalagi mencapai
kata sempurna sungguh sangatlah begitu jauh. Karena ternyata masih banyak yang
harus aku pelajari diluar sana.
Dan aku harus siap mental untuk menghadapinya. “Kuatkan aku ya Allah..” amiin. Dan aku juga teringat dengan sebuah
ungkapan, bahwa; “kehidupan tidak akan
selamanya menjadi buruk, karena sesungguhnya kehidupan itu adalah anugrah
terindah. Tergantung kita, mau atau tidak untuk mengarahkan hidup ini ke-arah
yang lebih baik”. Dan ternyata ungkapan itu memang benar. Dulu ketika aku
masih di SMP, aku merasa, bahwa; hidupku ini buruk sekali. Sampai-sampai aku
pernah berfikir untuk mengakhiri hidup ini, karena aku merasa tidak pantas
berada di dunia ini. Aku hanya-lah kotoran yang berjalan diatas bumi.
menyedihkan sekali kehidupanku waktu itu.
Tapi
Alhamdulillah kemudian aku tersadar, tepatnya
setelah membaca biografi tokoh-tokoh islam yang luar biasa. Ternyata ada
diantara mereka yang dahulu hidupnya bisa dibilang amburadul bahkan bisa dibilang lebih parah daripada kehidupanku. Tapi
kemudian Allah memberikan Hidayah dan Taufiq_Nya kepada mereka. Sehingga mereka
bisa menjadi tokoh teladan yang patut dicontoh. Dan aku ingin seperti mereka
yang bisa bangkit dari keterpurukan. Aku ingin hidup seperti mereka yang
menjadikan hidup ini lebih hidup lagi. Allahu
Akbar ‘isy kariiman aw mut syahiidan.
Dan
Alhamdulillah, dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala aku bisa melanjutkan
kuliah di Sekolah Tinggi Imam Syafi’I (STIS) atau lebih dikenal dengan Ma'had
Aly Imam As Syafi'i Cilacap-Jawa Tengah. Lokasi yang teramat begitu jauh dari
Kota Kelahiranku Serang-Banten.
Sekarang
aku semester 6 dan Insya Allah tidak
lama lagi akan segera lulus menjadi Hamba Allah yang lebih berkualitas dengan
Ilmu yang mumpuni. Padahal sebenarnya waktu pertama kali aku masuk di kampus
ini, aku merasa tidak percaya diri dan tidak begitu yakin akan sampai seperti
sekarang ini. Karena Sekolah Tinggi Imam Syafi’I (STIS) atau Ma'had Aly Imam As
Syafi'i adalah kampus yang ber-pengantar bahasa arab. Jadi kami sebagai
mahasiswa diharuskan berbicara bahasa arab ketika berada di kampus.
Dan
Aku yang hanya sekedar berbekal Mufrodat
‘Arobiyah (kosa kata arab), sering salah dalam ber-Muhadatsah (bercakap) dengan dosen atau teman sekampus yang sudah
mahir dalam berbahasa arab. Karena memang bahasa arab itu tidak hanya sekedar
kosa kata, tetapi ia juga memiliki kaidah-kaidah khusus dalam
pengungkapan/percakapan yang sering disebut sebagai Qa’idah Nahwiyah Wa Qa’idah Shorfiyah. Dan aku belum
mempelajari itu secara mendalam ketika di Pesantren Darussalam. Lah jadinya aku
tambah bingung, sehingga tidak jarang aku bertutur dalam hati “ini bahasa ko’ ribet bener,,, banyak
aturan,,, harus dibaca beginilah, begitulah,,,”. Sampai ahirnya aku
memutuskan untuk angkat koper saja dari kampus ini, hawatir kepalaku akan pecah
dan meledak karena setiap hari dijejalin bahasa ribet penuh aturan.
Tapi
ternyata Allah berkehendak lain, Dia mengirimkan seseorang untuk menasehati dan
memberi motivasi kepadaku agar aku tidak angkat koper dan tetap melanjutkan
kuliah di kampus ini. Dan orang itu adalah seniorku yang sekarang sudah lulus.
Semoga Allah merahmatinya selalu. Amiin.
Seniorku
itu memberikan nasehat sekaligus motivasi yang begitu luar biasa bagiku, dia
berkata : “zza, bagaimana pendapatmu
jikalau dibalik tembok besar itu ada sekarung emas, dan engkau ingin
memilikinya…???”.
Aku pun menjawab
: “ya aku hancurin tuh tembok”.
“lalu dengan apa kau akan menghancurkannya?”
lanjutnya dengan pertanyaan kedua.
“ya dengan martil atau kapak atau apalah
yang bisa menghancurkannya”. Kemudian ia pun tersenyum sambil menepuk
pundak-ku, lalu berkata :
“zza, hendaknya kau juga harus bisa berfikir
seperti itu”.
“maksudnya?” aku masih bingung.
“hancurkanlah tembok keputus-asaanmu itu
dengan martil atau kapak kesabaran dan keuletan, niscaya kau akan mendapati
yang lebih berharga daripada emas, yaitu ilmu bahasa arab. Bukankah engkau tahu
zza, bahwa Islam itu tumbuh adalah dengan bahasa arab, kitab kita pun Al Qur’an
adalah dengan bahasa arab, begitu pula Hadits-hadits Rasulullah adalah dengan
bahasa arab. Maka pelajarilah bahasa arab agar engkau bisa memahami Al quran
dan Hadits yang mana keduanya itu adalah sumber pokok Agamamu, yaitu Islam
satu-satunya Agama yang diredhoi Allah Ta’ala”.
Mendengar
untaian nasihatnya itu tanpa dirasa, ternyata air mataku berjatuhan tetes demi
tetes mulai membasahi kedua pipi-ku, karena aku teringat akan harapan ayahanda
tercinta yang penah berkata lembut “zza, Bapak
berharap semoga kamu bisa pergi ke Negeri
Nabi-mu Mekkah atau Madinah. Kamu bisa
menjadi pemuda Ahli Tafsir dengan belajar disana…”. Astagfirullah... betapa
durhakanya aku jikalau sampai mengecewakan ayahanda. Wallahul musta’an. Hasbuka ya Rabb, ‘alaika tawakkaltu wa anta khoirur
rohimin.
Dan
aku pun teringat kembali akan apa yang dulu pernah aku ‘azamkan dalam diri ini, bahwa aku harus bangkit harus bisa menjadi
lebih baik harus bisa menjadi pribadi yang tangguh yang hidup dengan penuh
semangat tanpa ada bosan tanpa ada rasa putus asa. Ya Allah, aku harus bisa
mewujudkan harapan-harapan mereka; Ayah, Bunda, Nenek, Abah Uwa, Ibu Uwa,
Paman, Bibi, Kakak, Adik-adik, dan Karib-kerabat semuanya. Dan tentu itu adalah
atas kehendak dan izin_Mu Ya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semua
takdir berada di tangan_Mu dan menjadi keputusan_Mu. Dan tidak-lah Engkau
memutuskan sesuatu terhadap hamba_Mu melainkan itu adalah keputusan yang indah
yang terbaik untuknya. Arju rohmataka ya
Rabb,, Innaka laa tukallifu nafsan illa wus’aha wa laqod ja’alta likulli
syai’in qodro wa ja’alta li man yattaqika makhroja wa ja’alta lahu min amrihi yusro wa. (Aku mengharap
rahmatMu ya Rabb,, sesungguhnya Engkau tidak membebani suatu jiwa melainkan
sesuai dengan kemampuannya dan sungguh Engkau telah menjadikan pada segala
sesuatu ukurannya dan Engkau jadikan solusi bagi orang yang bertakwa kepadamu dan
Engkau jadikan pula baginya kemudahan dalam setiap perkaranya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar