Jumat, 01 Februari 2013

Kelembutan


                Di dunia ini, kita tidaklah hidup seorang diri melainkan ada makhluk lain yang ikut hidup bersama kita; baik itu dari kalangan (baca: makhluk) manusia seperti kita atau pun dari kalangan (baca: makhluk) yang lainnya. Sehingga tak ayal jikalau kita sering dituntut untuk bisa hidup sebagai orang yang memiliki kepribadian lembut nan bersahaja. Karena memang itu merupakan sebuah modal penting bagi keberlangsungan hidup kita bersama mereka (baca: para makhluk bumi).
                Pada dasarnya setiap makhluk yang hidup di muka bumi ini sangatlah mencintai kelembutan, tidak hanya manusia tapi juga makhluk lainnya. Orang yang mempunyai jiwa lembut akan mudah diterima keberadaannya dan akan bisa lebih dihargai dan dihormati. Lebih dari itu, ia akan menjadi orang yang selalu dirindukan. Bukan hanya oleh manusia tapi juga oleh makhluk lainnya. Sebagai contoh orang yang memiliki kepribadian lembut nan bersahaja adalah suri tauladan kita Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Dengan kelembutan yang beliau miliki, beliau mampuh menarik perhatian banyak orang. Sehingga mereka bisa masuk kedalam Islam. Tidak hanya itu, kelembutan beliau pun bisa dirasakan oleh makhluk lainnya. Sebagaimana diriwayatkan bahwa ada sebatang pohon kurma yang tumbuh di dalam mesjid Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Dan beliau selalu bersandar pada batang pohon kurma tersebut tatkala beliau menyampaikan khutbah. Namun, ketika kaum muslimin bertambah banyak jumlahnya. Maka mereka membuatkan mimbar untuk Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam agar beliau bisa berdiri di atasnya dan menyampaikan khutbah di mimbar itu.
                Dan suatu hari, ketika Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam hendak menyampaikan khutbah, beliau berjalan melalui batang pohon kurma (yang mana dahulu sebelum dibuatkan mimbar beliau selalu bersandar padanya) menuju mimbar yang sudah dibuat untuk beliau. Namun suatu keajaiban terjadi, suatu peristiwa yang luar biasa bahwa ketika Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menaiki mimbar terdengarlah suara rintihan tangis layaknya tangis seorang bayi. Dan para sahabat Rasulullah pun mendengar suara rintihan tersebut. Mereka merasa heran lantas bertanya-tanya; suara rintihan siapa itu?!. Sedang Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam hanya tersenyum. Lalu beliau turun  dari mimbar dan mendatangi pohon kurma yang tak jauh dari mimbar tersebut. Para sahabat pun semakin heran. Apa yang hendak diperbuat Rasulullah?!. Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam meletakkan tangan pada batang pohon kurma dan mengusap-usap lembut pohon kurma tersebut sambil berkata pada pohon kurma itu: “Jika engkau mau, aku akan menjadikanmu tiang penyanggah untuk mesjid ini dan engkau akan hidup selamanya sampai hari kiamat. Atau jika engkau mau, maka aku akan berdo’a agar Allah menjadikanmu pohon yang hidup kekal di syurga bersamaku dan bersama para hamba-hamba Allah yang sholih?”. Batang kurma itu pun menjawab : “aku lebih memilih hidup kekal di syurga bersamamu”. Kemudian batang pohon kurma itu pun berhenti dari tangisnya. Dan ahirnya para sahabat pun tahu bahwa ternyata suara tangis itu berasal dari batang pohon kurma tersebut.
                Subhanallah, ini-lah merupakan buah dari sikap lembut. Sampai-sampai batang pohon kurma pun bisa merasakannya. Dan ini merupakan mu’jizat Rasulullah  Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang mana beliau bisa bercakap dengan sebatang pohon kurma.
                Memang begitulah wahai sobat, jikalau kita mempunyai kepribadian yang lembut maka keberadaan kita akan sangat dirindukan dan orang-orang pun akan rela di pimpin oleh kita. Dan yang lebih menakjubkan lagi bahwa makhluk lain pun bisa merasakan kelembutan yang kita expresikan kepada mereka. Sikap lembut adalah sikap ramah lingkungan. Semua makhluk bisa menuai buah manisnya.   

Tidak ada komentar: