Rabu, 13 Februari 2013

Kemelut 14 Februari Valentine’s Day

Bulan februari merupakan bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh para sepasang kekasih terlepas halal atau tidak, khususnya di tanggal 14. Ada apakah sebenarnya dibalik tanggal tersebut?!.
Sebagaian kaula muda bahkan orang tua mengatakan bahwa hari ke- 14 dari bulan Februari merupakan hari kasih sayang. Benarkah?!

Inilah diantaranya virus yang telah menyebar dikalangan pemuda-pemudi dewasa ini. Tidak terkecuali pemuda-pemudi Islam. Maka tidak heran jikalau mereka pun ikut mengistimewakan perayaan hari ke-14 Februari yang biasa disebut Valentin’s Day. Mereka ikut terjerumus dalam perayaan huru hara yang sangat tercela. Perayaan yang tidak pernah dicontohkan dalam Islam. Disamping itu hubungan antara dua kekasih yang belum halal merupakan sebuah dosa besar, apalagi ditambah dengan ikut merayakan hari besarnya kaum kuffar. Maka ini sangat menyedihkan dan sangat disayangkan sekali, khususnya kita sebagai pribadi muslim dan muslimah. Dosa bertumpuk dosa. 

Maka marilah kita bersama menengok sejarah tentang hari Valentin’s Day agar kita bisa lebih memahami dan bisa mengetahui rahasia di balik perayaan hari 14 Februari.

Dalam The World Book Encylcopedia (1998) disebutkan bahwa pada tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi kuno sebagai hari perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day guna menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari. Terus siapakah St. Valentin itu?
The Catholic Encyclopedia Vol. XV Sub Judul St. Valentine menuliskan bahwa ada tiga nama Valentine yang mati pada masa Romawi. Namun sayangnya, tidak pernah ada penjelasan yang menyebutkan dengan jelas St. Valentine yang dimaksud. Bahkan kisahnya tidak pernah diketahui sampai ujung pangkalnya, karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Dalam versi lain dikisahkan bahwa Valentine sebenarnya adalah seorang martir yang karena sifatnya yang dermawan, ia diberi gelar Saint atau Santo. Kemudian St. Valentine dibunuh pada tanggal 14 Februari 270 M dikarenakan pertentangannya dengan penguasa Romawi, yaitu Raja Claudius II (268-270 M).

Pada masa itu, Raja Claudius II mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajuritnya untuk menikah. Karena menurutnya menikah itu akan membuat prajurit menjadi lemah dalam berperang. Namun secara diam-diam, St. Valentine tetap menikahkan para prajurit. Maka, mengetahui hal ini Sang Raja Claudius II pun marah besar, lalu menghukum St. Valentin dengan hukuman mati.

Dan setelah kematiannya, para pengikutnya lalu menjadikan hari kematiannya itu sebagai sebuah perayaan guna memperingati dan menghargai atas jasa-jasanya.

Nah,,, sobat Himais… begitulah sejarahnya. Maka kita sudah tahu kan! Bahwa sebenarnya tanggal 14 Februari itu adalah hanya sebuah hari kematian seseorang yang bernama St. Valentine, orang kafir. So, apakah kita tetap mau ikut-ikutan merayakannya?! Lah… wong mati ko’ diperayaain, wong kafir lagi..!?

Adapun perayaan Valentin’s Day ditinjau dari persepektif kaca mata Islam, maka sebagai berikut;

1. Valentine’s Day adalah adat (culture) orang-orang non muslim. Dan kita sebagai umat muslim dilarang mengikuti kebiasaan/adat mereka. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah berpesan;
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kedalam kaum tersebut”.

2. Ikut merayakan Valentine’s Day sama saja dengan mensukseskan acara mereka, sekaligus memberikan dukungan (loyalitas) kepada mereka. Maka ini hukumnya haram. Kita umat muslim tidak diperbolehkan untuk ikut serta dalam perayaan-perayaan orang-orang non muslim alias orang kafir, apalagi disertai dengan dukungan.

3. Hari yang dianggap hari kasih sayang ini, ternyata diwarnai dengan berbagai kemaksiatan. Mulai dari Kholwat (campur baur laki dan perempuan bukan mahrom), minum-minuman keras, menyingkap aurat, sampai perzinaan. Wal’iyadzu billah. Allahummahfazh Syabaabal Islam.

Tidak ada komentar: