Bagai langit tak dikunjung awan, selalu
terang. Tapi nyatanya langit tak pernah sepi, ia selalu diramaikan oleh awan-awan.
Baik awan putih maupun awan hitam. Dan seperti itulah potret kehidupan, aku tak
pernah mendapati samasekali pada seseorang yang langitnya terbebas dari
kumpulan awan. Bahkan pada langitku sendiri, sudah berjuta-juta awan yang
mengunjunginya, tapi aku biarkan saja jutaan awan itu bersemayam di atas
langitku. Barangkali ia hendak menaungi gerahnya tubuh ini akibat sengatan
mentari yang membakar, atau malah ia hendak menghancurkan tubuh ini dengan
jilatan petir. Ah sudahlah, aku ambil positif saja, toh awan-awan itu bisa
menurunkan hujan, mudah-mudahan dengan hujan itu aku bisa merasakan segarnya
kehidupan. Aamiin.
Dan sekarang, aku ingin melukiskan
keindahan awan yang ada di langitku. Awan itu sangatlah indah berbentuk love, putih
bermanjakan sinar mentari, dan aku belum pernah melihat awan itu menghitam
suram, malah sebaliknya awan itu selalu terlihat cerah penuh keceriaan sehingga
tak pernah bosan aku memandanginya. Dan terkadang awan itu menggoda tangan
nakalku ini untuk sedikit menyentuhnya. Tapi sayang, tak bisa aku menyentuhnya
barang sedikit pun. Sehingga aku sedikit kecewa, sedikit kesal, sedikit geram, sedikit
gemas, tapi banyak berharap. Karena awan itu belum beranjak dari langitku
Awan
Cinta
Langitku
berawan
Penuh
keceriaan
Penuh
pesona
Begitu
menggoda
Bagai
sebuah pesan
Yang
dibawa angin dari negeri seberang
Awan
yang berpesan cinta
Dari
sang bidadari senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar