Minggu, 24 Juli 2011

Pesan Awan

 
            Bagai langit tak dikunjung awan, selalu terang. Tapi nyatanya langit tak pernah sepi, ia selalu diramaikan oleh awan-awan. Baik awan putih maupun awan hitam. Dan seperti itulah potret kehidupan, aku tak pernah mendapati samasekali pada seseorang yang langitnya terbebas dari kumpulan awan. Bahkan pada langitku sendiri, sudah berjuta-juta awan yang mengunjunginya, tapi aku biarkan saja jutaan awan itu bersemayam di atas langitku. Barangkali ia hendak menaungi gerahnya tubuh ini akibat sengatan mentari yang membakar, atau malah ia hendak menghancurkan tubuh ini dengan jilatan petir. Ah sudahlah, aku ambil positif saja, toh awan-awan itu bisa menurunkan hujan, mudah-mudahan dengan hujan itu aku bisa merasakan segarnya kehidupan. Aamiin.

            Dan sekarang, aku ingin melukiskan keindahan awan yang ada di langitku. Awan itu sangatlah indah berbentuk love, putih bermanjakan sinar mentari, dan aku belum pernah melihat awan itu menghitam suram, malah sebaliknya awan itu selalu terlihat cerah penuh keceriaan sehingga tak pernah bosan aku memandanginya. Dan terkadang awan itu menggoda tangan nakalku ini untuk sedikit menyentuhnya. Tapi sayang, tak bisa aku menyentuhnya barang sedikit pun. Sehingga aku sedikit kecewa, sedikit kesal, sedikit geram, sedikit gemas, tapi banyak berharap. Karena awan itu belum beranjak dari langitku

Awan Cinta

Langitku berawan
Penuh keceriaan
Penuh pesona
Begitu menggoda
Bagai sebuah pesan
Yang dibawa angin dari negeri seberang

Awan yang berpesan cinta
Dari sang bidadari senja

Tidak ada komentar: