Jumat, 03 Mei 2013

Ingatku akan Sahabat

Berbicara tentang sahabat, aku jadi teringat dengan salah-seorang sahabatku yang sangat dulu sekali. Semoga sekarang dia baik-baik saja dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hampir 6 tahun ini aku tidak jumpa dengannya. Dikarenakan kesibukkan sekolah dan kuliah. Tapi sungguh, kenangan indah itu masih melekat dalam dada.

Entahlah, sebenarnya aku ragu untuk menuliskan hal ini. Sebab, ingatanku akan memaksaku untuk kembali ke masa-lalu saat aku bersamanya. Aku sering dihantui rasa rindu, ingin jumpa, pun ingin sekali bisa mengetok pintu rumah-nya. Tapi apalah,, kabar telah aku dengar bahwa dia sudah tidak ada di rumah. Dia bekerja di luar kota. Semoga Allah melancarkan rezekinya. Aamiin.

Soal kesetiaan (dalam persahabatan), sampai saat ini belum ada yang bisa menandinginya. Meski sudah beribu orang sahabat come and go. Tapi tetap, dia yang menempati rating terdalam di hati ini, ya dia-lah sahabat baikku. Tidak pernah sedikit pun dia membuatku kecewa, apalagi membuatku marah atau sedih. Dia selalu menunjukan sikap istimewanya terhadapku, pembelaannya yang begitu luar biasa, dan kesanggupannya yang sangat indah dalam menerima diriku yang serba-serbi adanya. Yah, meski aku sadar akan adanya perbedaan diantara kita. Tetapi justru, perbedaan itu-lah yang membuat aku-dia menjadi lebih harmonis dan lentur dalam bersahabat.

Aku ingat dikala ia mengingatkanku untuk sholat setiap kali hendak bermain. Dia sangat menghargai diriku dan background keluargaku yang religious.
“sudah sholat?”. Tanya dia kala itu.
“belum”. Jawabku.
“sholat dulu sana!”. Perintah dia.
“hayuk bareng, belum sholat juga kan?!”. Ajakku.
“salam saja buat Allah, dan loe sertain gue dalam do’a. Hati gue masih agak keras,, gue masih sulit ngehadirin hati dihadapan-Nya. Gue isin.”. sambil menyandarkan bahunya di kursi, ia mengutarakan kalimat itu.
Karena memang aku bukan ahli agama (belum tahu banyak tentang agama), maka aku tidak bisa menjelaskan apa-apa kepadanya tentang ibadah sholat.

Aku juga masih ingat dikala ia mencegahku dari meminum minuman beralkohol (AM). Waktu itu, aku-dia sedang nongkrong bersama di warung dengan gaya has anak ABG sambil menyelipkan cigarette diantara dua jari, sedangkan mulut mengepulkan asap persis seperti tungku dapur (begitulah dulu). Lalu tanpa diduga, kami menemukan sebuah botol AQUA berisikan air berwarna merah ketuaan. Dia pun mengambilnya, membuka tutupnya lalu mencium baunya. Saat itu Dia seperti fly. Aku pun ingin coba merasakan. Tapi dia mencegah, “jangan! Ini bahaya”. Tapi ternyata, dia sendiri meminumnya sampai tetes terakhir. “sial!” gerutuku dalam hati. Tapi setelah itu dia menjelaskan bahwa itu adalah minumanannya orang-orang malas. “Loe jangan minum! Otak loe kan lumayan. Kalo loe minum, loe bakal jadi malaes kayak gue. Ne minuman bisa bikin loe bego. Males mikir”. Aku heran kenapa dia begitu menjaga ke-aku-an aku, sedangkan aku sendiri…?? hah, entahlah.

Dan aku ingat dikala ia harus menjadi pengemis, sedang aku hanya bisa ikut menikmati hasilnya saja. Kala itu, dia pernah mendatangi setiap orang yang ada di sekolah satu persatu. Dan aku sempat mendengar, ketia ia mendatangi salah seorang teman di sekolah. “eh loe, punya duit gak? Sini bagi…”. Setelah dikasih dia pun meminta yang lain, yaitu keikhlasan. “loe ikhlaskan!? Kalo gak gue balikin neh”. Memang dasar… ternyata bukan hanya uang yang dia palak tapi keikhlasan juga dipalak. Haha ada-ada saja. Tapi tetap dipandanganku; palak, rampok, atau sejenisnya itu semua sama saja dengan pengemis. Pengemis nekat. “Loe bakat jadi pengemis sobat”. Candaku. “Daripada ngemis cinta, bisa bikin lupa segalanya. Mending ngemis duit, kan bisa bikin kenyang dan bisa cigarretan lagi”. Dia pun tertawa dengan begitu renyahnya.

Hah,, sobat-sobat… cukup sampai disini saja dulu. Ingatanku terbatas. Ada kata-kata dibawah nih.. semoga berkenan dihati dan bisa direnungi. Dan lebih indahnya diaplikasikan.

Wahai sobat,,
Jadilah engkau orang yang sederhana,
kesederhanaan itu lebih dekat dengan bijaksana,
Janganlah banyak menuntut apa pun dari orang lain, pun jangan pernah merasa dituntut oleh orang lain,
Tapi jadilah orang yang selalu bersedia,
Bersedia adalah jiwanya para pahlawan…

Wahai sobat,,
Jika engkau mencari sahabat yang selalu bisa memberi apa-apa untuktmu,, maka itu sangat sedikit,
Tapi jika engkau mencari sahabat yang bisa engkau beri, maka itu sangat banyak,
Jadilah sahabat yang baik bagi orang lain,
Tunjukanlah bahwa engkau bisa menjadi kedua sayap untuknya, mengajaknya terbang ke atas,
Berbuatlah sesuatu yang indah untuknya, agar dia tahu
Bahwa kehilanganmu adalah suatu kerugian besar…

Wahai sobat,,
Pahamilah sahabatmu dengan pemahaman yang dalam,, sepaham-pahamnya,
Janganlah mudah marah, mudah emosi, apalagi sampai berbuat kasar terhadapnya,
Karena engkau tidak tahu, barangkali engkau-lah satu-satunya sahabat yang dianggap baik baginya,
Lantas bayangkanlah,
Betapa akan hancur hatinya,, betapa akan remuk tulang-belulang harapannya,
Jika engkau meluapkan sesuatu yang tidak pantas/layak terhadapnya,
Jadilah sahabat yang baik, yang indah, yang bersahaja, yang menyayangi, mencintai dan mengasihi,
Keberadaanmu adalah kegembiraan, dan ketiadaanmu adalah kegundahan… Jadilah seperti itu…

*****

Tidak ada komentar: