Jumat, 24 Mei 2013

Mereka Hidup Untuk Islam

“… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran),…” (Ali Imron : 140).
“Tidaklah datang suatu zaman, melainkan akan datang zaman setelahnya yang lebih buruk”, (Sabda Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
 “Hiduplah seperti belut, meski hidup di tempat kotor dia tetap licin dan bersih”, (Pesan Seniorku Mujiman el Marauky).  
Lalu aku menimpali, “Jika tidak bisa hidup seperti belut, maka jangan coba-coba masuk ke-dalam lumpur”.

Dari beberapa buku yang pernah saya baca, terutama buku-buku sejarah. Semuanya menunjukan bahwa zaman dahulu sebelum zaman kita, banyak lahir manusia-manusia luar biasa yang mampu mengubah wajah dunia, dari kesuraman menjadi cerah seperti fajar dikala mulai menyingsing. Mereka tidak sukses untuk diri pribadi mereka, tetapi kesuksesan mereka adalah untuk meninggikan kalimat Allah di jagat raya ini. Selain itu, adalah untuk meninggikan derajat moral segenap umat manusia; baik dari segi Akhlaq, Ilmu pengetahuan, Sosial, Politik, Ekonomi, dan lain sebagainya.
Kita tentu mengenal sosok manusia mulia yang begitu luar biasa. Semua orang telah sepakat, bahwa dia adalah satu-satunya manusia yang dapat membuat perubahan signifikan untuk peradaban umat manusia di dunia ini. Dia-lah Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Lalu setelahnya, diikuti pula oleh manusia-manusia luar biasa lainnya. Seperti; Abu Bakar yang mampu memberantas pasukan murtad dan memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat, sehingga kemudian mereka mau kembali kepada ajaran agama yang benar. Kemudian  kita juga mengenal sosok ‘Umar bin Khattab yang begitu tegas dalam hal kebenaran, tidak takut terhadap celaan orang-orang demi meninggikan kalimat Allah, sehingga dia mampu menaklukan beberapa kerajaan seperti; Persia, Rum, Al Qodisiyah, dan lain sebagainya. Lalu kita juga mengenal Kholid bin Walid, seorang panglima gagah perkasa yang dinamai “Saifullah” pedang Allah. Jikalau dia sudah turun di lapang pertempuran, maka sudah dipastikan setiap musuh akan kocar-kacir. Dia mampu membelah barisan pasukan mulai dari ujung sampai ke-ujung lainnya. Allahu Akbar!!!. Lalu kita juga mengenal Thariq bin Ziyad, seorang panglima yang mampu menaklukan Andalus. Perkataannya yang begitu masyhur ketika sampai di Andalus, yang dilontarkan kepada para pasukannya, “Kapal-kapal sudah saya bakar, maka tidaklah tersisa di-belakang kita melainkan hanya air laut saja, sedang di hadapan kita adalah para musuh… dimanakah kita harus berlari??!! Tidak lain adalah kita harus maju berperang sebagai pemenang atau sebagai syahid”. Ahirnya, Thariq bin Ziyad beserta pasukannya mampu menaklukan Andalus. Allahu Akbar!!!. Kemudian kita juga mengenal sosok pemimpin yang dikenal amat-teramat keadilannya. Dia-lah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz yang mampu mengislahkan sistem pemerintahan Islam yang hampir goncang. “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”, itu-lah kalimat yang dia ungkapkan di awal mula dia diangkat sebagai Khalifah. Jabatan bukanlah sebagai kemuliaan, tetapi sebagai ujian/cobaan.
Dan banyak lagi tokoh-tokoh luar biasa lainnya, yang mana kesuksesan mereka bukanlah untuk pribadi mereka sendiri, tetapi semata untuk meninggikan dan mensyiarkan Kalimat Allah ‘Azza wa Jalla. “Demikianlah.. dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati” (Al Hajj : 32).
Lalu bagaimana dengan kita…???!! Apakah yang sudah kita usahakan untuk mensyiarkan agama Allah…??!! Hemp,,!!! jangankan untuk mensyiarkan agama Allah. Lah wong kita-nya saja begini..???!!! males, doyan facebook-an, jarang ngaji Al Qur’an apalagi memahami dan mentadabburinya, sholat masih sering ketinggalan bolong-bolong pula, tidak pernah peduli terhadap sesama muslim, sama orang tua sering membangkang… ini hal-hal yang lumayan besar.. yang kecilnya, makan tidak pernah bismillah kadang pake tangan kiri pula, masuk wc malah kaki kanan dulu, masuk mesjid malah sebaliknya, dan lain sebagainya…
“Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga kaum tersebut mau merubah keadaan mereka sendiri…”

Tidak ada komentar: