Minggu, 26 Februari 2012

Pengaduan cinta



kiriman dari seorang sahabat, semoga Allah merahmatinya.


Ya rabbi, aku masih ingat saat dulu pertama kali aku belajar mencintaimu. Lembar demi lembar kitab  aku pelajari, untai demi untai kata para ustad aku resapi tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang kerinduan para syuhada. Lalu aku tanam dalam jiwa dalam-dalam, aku tumbuhkan dalam hati dan idealisme yang mengawang di awan. Tapi rabbi, detik terbilang menit terbilang jam terbilang hari kemudian terbilang tahun yang berlalu. Aku selalu berusaha mencintaimu dengan cinta yang paling utama. Tapi, aku masih juga belum menemukan cinta tertinggi untuk_Mu. Aku makin merasakan gelisahku membadai, dengan cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang tiada menjejak bumi. Sehinga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.
Wahai ilahi, kemudian terbilang detik, menit, jam hari, bulan dan tahun berlalu. Aku mencoba merangkak  menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali untuk menatap, memohon dan mengiba. Allahur rohim, ilahi rabbi, perkenankanlah hamba mencintai_Mu semampuhku. Allahur rohman, ilahi rabbi, perkenankanlah hamba mencintai_Mu sebisaku dengan segala kelemahanku. Ilahi, aku tak sanggup mencintai_Mu dengan kesabaran menanggung derita umpama nabi ayub, musa, isa, hingga al mustofa. Karena itu, izinkanlah hamba mencintaimu melalui keluh kesahku, pengaduanku kepada_Mu atas derita batin dan jasadku atas sakit dan ketakutanku.
Ilahi rabbi, hamba tak sanggup mencintai_Mu seperti abu bakar yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan rasul_Mu bagi dirinya dan keluarga, atau layaknya umar ibn khottob yang menyerahkan separuh harta demi jihad fi sabilillah, atau utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk mensyiarkan din_Mu. Izinkanlah hamba mencintai_Mu melalui seratus dua ratus perak yang terulurkan kepada tangan-tangan kecil di perempatan jalan kepada wanita-wanita tua yang menengadahkan tangan di pojok-pojok jembatan, atau dengan makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.
Ilahi rabbi, hamba tak sanggup mencintai_Mu dengan khusyunya salah seorang sahabat nabi_Mu  hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya. Karena itu ya rabbi, perkenankanlah hamba tertatih menggapai cinta_Mu dalam solat yang ku dirikan terbata-bata, meski ingatan ingatan melayang menerawang berbagai permasalahan dunia. Rabbi, hamba tidak mampuh membaktikan diri hamba layaknya para ahli ibadah, yang menghabiskan malamnya untuk bercinta dengan_Mu. Maka izinkanlah hamba mencintai_Mu dengan solat satu dua rokaat lailku dalam desah syahdu.
Ya rohman, hamba belum sanggup mencintai_Mu bagai para huffadz yang menuntaskan kalam_Mu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah hamba mencintai_Mu dengan satu dua lembar tilawahku atau satu dua ayat hafalanku. Ya rohman ya rohim, hamba belum pula sanggup mencintai_Mu semisal sumayyah yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya din_Mu. Atau bagai para syuhada yang menjual diri dalam medan jihad di jalan_Mu. Maka, perkenankanlah hamba mencintai_Mu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan dalam berdakwah untuk_Mu. Izinkanlah hamba mencintai_Mu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru untuk_Mu.
Allahul karim, hamba belum sanggup mencintai_Mu di atas segalanya, bagai ibrohim yang rela meninggalkan putra dan istrinya untuk menjalankan perintah_Mu. Mempersembahkan putranya untuk_Mu sampai rela menyembelihnya, tapi kemudian Engkau ganti dengan domba. Maka izinkanlah hamba mencintai_Mu dalam segalanya. Izinkan hamba mencintai_Mu dengan mencintai keluarga, sahabat, dan mencintai manusia lainnya serta alam semesta ini.
Allahur rohmanur rohim, ilahi rabbi,  perkenankanlah hamba mencintai_Mu semampuhku agar kecintaan itu mengalun dalam jiwa agar cinta ini mengalir disepanjang nadiku.



                                                                                                                                               

Tidak ada komentar: