Minggu, 26 Februari 2012

Sudahkah Kita Bercermin?

            Sahabatku,,, dalam keseharian kehidupan ini, kita seringkali melakukan aktifitas bercermin tanpa pernah bosan barang sedikitpun. Padahal wajah yang kita tatap, itu-itu juga. Tidak ada yang berubah. Bahkan disetiap kesempatan  yang  tidak  memungkinkan pun, kita masih menyempatkan diri untuk bercermin. Kenapa demikian?!! Karena memang kita semua selalu ingin berpenampilan indah bahkan sempurna, kita tidak ingin berpenampilan mengecewakan apalagi kusut acak-acakan tidak karuhan. Hanya saja jangan sampai kita terlena dan terbuai oleh topeng kita sendiri, terkecoh oleh penampilan luar. Oleh karena itu, mari-lah kita jadikan saat bercermin tidak hanya topeng yang kita amat-amati tapi yang paling penting adalah mengamati apa yang ada dibalik topeng itu yaitu diri kita sendiri.
  Saudaraku,,, mulailah amati wajah kita seraya bertanya; Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersinar  indah di surga sana; “Pada hari itu ada wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria”. (‘Abasa : 38-39). Ataukah wajah ini yang akan bermuram durja penuh kepahitan dan penyesalan; “Pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan)”. (‘Abasa : 40-41).
Lalu tatap-lah pula mata kita seraya bertanya; Apakah mata ini yang kelak dapat melihat atau memandang kenikmatan penuh kerinduan di surga indah sana, menatap Allah Yang Maha Agung, menatap Rasulullah, menatap Para Nabi, menatap Para Kekasih Allah; “Wajah-wajah (orang mu’min) pada hari itu berseri-seri, memandang (Allah) Rabb mereka” (Al Qiyamah : 22-23). Ataukah pandangan mata ini yang kelak akan tertunduk tidak mampu menatap apa yang akan menimpanya; “Pandangan mereka tertunduk ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang berterbangan”. (Al Qomar : 7). Wahai saudaraku,, Apakah mata yang sering maksiat ini akan menyelamatkan??? Wahai mata, apa gerangan yang engkau tatap selama ini???.
Lalu tataplah mulut ini, apakah mulut ini di akhir hayat nanti dapat mengucapkan Kalimah Thoyibah “La Ilaaha IllaAllah”???, dan apakah juga kelak dapat memakan berbagai kenikmatan; “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan amal yang kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. (Al Haqqoh : 24). Ataukah akan menjadi mulut berbusa yang menjulur di akhirat, dimakankan buah Zaqqum yang getir menghanguskan dan menghancurkan setiap usus serta diminumkan lahar dan nanah; “Sungguh pohon Zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. Seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”. (Ad Dukhon : 43-46). Begitu terlalu banyaknya dusta, gibah dan fitnah serta orang yang terluka disebabkan mulut kita ini. Wahai mulut, apa gerangan yang selama ini engkau ucapkan??? Betapa banyak dusta yang kau ucapkan, betapa banyak hati-hati yang remuk disebabkan kata-katamu yang bagai pisau menyayat dan mengiris  hati orang yang mendengarnya. Betapa banyak kata manis bagai madu yang terucap hanya untuk menipu beberapa orang, dan betapa jarang engkau berkata jujur, dan betapa jarang engkau menyebut nama Allah dengan tulus, betapa jarangnya engkau Syahdu memohon agar Allah mengampunimu dosa-dosamu.
            Sahabatku,,, tataplah diri kita dan tanyalah; Hai kamu..! kamu ini orang soleh atau orang durjana? Apa saja yang telah engkau peras dari orang tuamu selama ini dan apa yang telah engkau berikan selain menyakiti, membebani dan menyusahkannya. Tidak tahukah engkau bahwa sesungguhnya engkau adalah mahluk yang tidak tahu balas budi. Cobalah pula kita melihat tubuh atau badan ini, sudah berapa banyakkah maksiat yang telah dilakukan oleh tubuh ini? Berapa banyakkah orang yang telah kita zholimi dengan tubuh ini? Berapa banyakkah hamba Allah yang lemah yang telah kita tindas dengan kekuatan kita?, Berapa banyakkah orang yang rindu akan pertolongan kita tapi kita acuhkan begitu saja tanpa peduli padahal sebenarnya kita mampu?! Berapa banyak pula hak orang yang pernah kita rampas? Wahai tubuh seperti apa gerangan isi hatimu?. Apakah hatimu sebagus kata-katamu, atau sekelam daki yang melekat ditubuhmu. Apakah hatimu segagah otot-ototmu? Ataukah selemah daun-daun yang mudah berguguran rontok jatuh diatas tanah?!. Apakah hatimu indah seindah penampilanmu??? Ataukah malah sebusuk kotoran-kotoranmu.
Saudaraku,,, ingatlah amal-amal kita. Berapa banyakkah sebenarnya aib nista yang kita sembunyikan dibalik penampilan kita ini? Apakah kita ini si dermawan atau si pelit yang menyebalkan? Berapa banyakkah uang yang pernah kita infaq-kan/shodaqohkan? Lalu bandingkan dengan uang yang kita gunakan untuk selera rendah hawa nafsu kita.
Siapakah sebenarnya diri kita ini?! Apakah kita ini benar-benar orang shalih seperti yang selalu kita tampakkan selama ini? Sudah khusyukkah solat kita, dzikir kita, doa kita? Dan Ikhlaskah kita melakukan semua itu?. Jujurlah… Sungguh betapa jauh beda apa yang  nampak di cermin dengan apa yang ada didalam hati. Sungguh kita telah tertipu oleh topeng, betapa apa yang kita lihat selama ini hanyalah sebuah topeng, hanyalah gumpalan tanah yang dibentuk yang terbungkus topeng-topeng duniawi.
            Sahabatku,,, sesungguhnya bercermin adalah waktu yang tepat untuk merenungi, dan menangisi siapakah sebenarnya dibalik topeng ini? Siapakah diri kita ini? Siapakah sebenarnya yang selama ini kita tatap, kita lihat, dan kita pandang di cermin? Calon Penghuni Syurga ataukah calon penghuni Neraka?!. Allahu A’lam.

Tidak ada komentar: