Sahabatku,,,
dalam keseharian kehidupan ini, kita seringkali melakukan aktifitas bercermin
tanpa pernah bosan barang sedikitpun. Padahal wajah yang kita tatap, itu-itu
juga. Tidak ada
yang berubah. Bahkan disetiap kesempatan
yang tidak memungkinkan pun, kita masih menyempatkan
diri untuk bercermin. Kenapa demikian?!! Karena memang kita semua selalu ingin
berpenampilan indah bahkan sempurna, kita tidak ingin berpenampilan mengecewakan
apalagi kusut acak-acakan tidak karuhan. Hanya saja jangan sampai kita terlena
dan terbuai oleh topeng kita sendiri, terkecoh oleh penampilan luar. Oleh
karena itu, mari-lah kita jadikan saat bercermin tidak hanya topeng yang kita
amat-amati tapi yang paling penting adalah mengamati apa yang ada dibalik
topeng itu yaitu diri kita sendiri.
Saudaraku,,, mulailah amati wajah
kita seraya bertanya; Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersinar indah di surga sana; “Pada hari itu ada
wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria”. (‘Abasa : 38-39). Ataukah
wajah ini yang akan bermuram durja penuh kepahitan dan penyesalan; “Pada
hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh
kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan)”. (‘Abasa : 40-41).
Lalu tatap-lah pula mata kita seraya bertanya; Apakah mata
ini yang kelak dapat melihat atau memandang kenikmatan penuh kerinduan di surga
indah sana, menatap Allah Yang Maha Agung, menatap Rasulullah, menatap Para
Nabi, menatap Para Kekasih Allah; “Wajah-wajah (orang mu’min) pada hari itu
berseri-seri, memandang (Allah) Rabb mereka” (Al Qiyamah :
22-23). Ataukah pandangan mata ini yang
kelak akan tertunduk tidak mampu menatap apa yang akan menimpanya; “Pandangan
mereka tertunduk ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang
yang berterbangan”. (Al Qomar : 7). Wahai saudaraku,, Apakah mata yang
sering maksiat ini akan menyelamatkan??? Wahai mata, apa gerangan yang engkau
tatap selama ini???.
Lalu tataplah mulut ini, apakah mulut ini di akhir hayat
nanti dapat mengucapkan Kalimah Thoyibah “La Ilaaha IllaAllah”???, dan
apakah juga kelak dapat memakan berbagai kenikmatan; “Makan dan minumlah
dengan rasa nikmat sebagai balasan amal yang kamu kerjakan pada hari-hari yang
telah lalu”. (Al Haqqoh : 24). Ataukah akan menjadi mulut berbusa yang
menjulur di akhirat, dimakankan buah Zaqqum yang getir menghanguskan dan
menghancurkan setiap usus serta diminumkan lahar dan nanah; “Sungguh pohon
Zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. Seperti cairan tembaga yang
mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”. (Ad
Dukhon : 43-46). Begitu terlalu banyaknya dusta, gibah dan fitnah serta orang
yang terluka disebabkan mulut kita ini. Wahai mulut, apa gerangan yang selama
ini engkau ucapkan??? Betapa banyak dusta yang kau ucapkan, betapa banyak
hati-hati yang remuk disebabkan kata-katamu yang bagai pisau menyayat dan mengiris hati orang yang mendengarnya. Betapa banyak
kata manis bagai madu yang terucap hanya untuk menipu beberapa orang, dan
betapa jarang engkau berkata jujur, dan betapa jarang engkau menyebut nama
Allah dengan tulus, betapa jarangnya engkau Syahdu memohon agar Allah
mengampunimu dosa-dosamu.
Sahabatku,,, tataplah diri kita dan
tanyalah; Hai kamu..! kamu ini orang soleh atau orang durjana? Apa saja yang
telah engkau peras dari orang tuamu selama ini dan apa yang telah engkau
berikan selain menyakiti, membebani dan menyusahkannya. Tidak tahukah engkau
bahwa sesungguhnya engkau adalah mahluk yang tidak tahu balas budi. Cobalah
pula kita melihat tubuh atau badan ini, sudah berapa banyakkah maksiat yang telah
dilakukan oleh tubuh ini? Berapa banyakkah orang yang telah kita zholimi dengan
tubuh ini? Berapa banyakkah hamba Allah yang lemah yang telah kita tindas
dengan kekuatan kita?, Berapa banyakkah orang yang rindu akan pertolongan kita
tapi kita acuhkan begitu saja tanpa peduli padahal sebenarnya kita mampu?! Berapa
banyak pula hak orang yang pernah kita rampas? Wahai tubuh seperti apa gerangan
isi hatimu?. Apakah hatimu sebagus kata-katamu, atau sekelam daki yang melekat
ditubuhmu. Apakah hatimu segagah otot-ototmu? Ataukah selemah daun-daun yang
mudah berguguran rontok jatuh diatas tanah?!. Apakah hatimu indah seindah
penampilanmu??? Ataukah malah sebusuk kotoran-kotoranmu.
Saudaraku,,, ingatlah amal-amal kita. Berapa banyakkah
sebenarnya aib nista yang kita sembunyikan dibalik penampilan kita ini? Apakah
kita ini si dermawan atau si pelit yang menyebalkan? Berapa banyakkah uang yang
pernah kita infaq-kan/shodaqohkan? Lalu bandingkan dengan uang yang kita
gunakan untuk selera rendah hawa nafsu kita.
Siapakah sebenarnya diri kita ini?! Apakah kita ini
benar-benar orang shalih seperti yang selalu kita tampakkan selama ini? Sudah
khusyukkah solat kita, dzikir kita, doa kita? Dan Ikhlaskah kita melakukan
semua itu?. Jujurlah… Sungguh betapa jauh beda apa yang nampak di cermin dengan apa yang ada didalam
hati. Sungguh kita telah tertipu oleh topeng, betapa apa yang kita lihat selama
ini hanyalah sebuah topeng, hanyalah gumpalan tanah yang dibentuk yang
terbungkus topeng-topeng duniawi.
Sahabatku,,, sesungguhnya bercermin
adalah waktu yang tepat untuk merenungi, dan menangisi siapakah sebenarnya
dibalik topeng ini? Siapakah diri kita ini? Siapakah
sebenarnya yang selama ini kita tatap, kita lihat, dan kita pandang di cermin?
Calon Penghuni Syurga ataukah calon penghuni Neraka?!. Allahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar