Rabu, 28 Agustus 2013

2 Hari Spesial Dalam Sepekan




            Dalam sepekan terdapat dua hari special yang mungkin sedikit sekali dari kita yang menyadarinya. Hari apakah itu?, mungkin sebagian dari kita ada yang menjawab ‘Hari Minggu’, nah ini pasti jawaban orang-orang yang suka keluyuran dan orang-orang malas yang demennya libur/rehat. Eitc, no comen!. Atau sebagian yang lain menjawab ‘Hari Jum’at’, nah ini tentu jawabannya orang-orang yang demen tadarusan. Tapi kita tidak akan membicarakan tentang ke-spesialan hari Jum’at. Karena itu lain lagi spesialnya.
            Lantas hari apakah?, jawabannya adalah hari Senin dan Kamis. Hari yang mana didalamnya Nabi kita Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam selalu mengerjakan puasa Tathowwu’an ( Sebagai Ibadah sunah) dan Taqarruban Ilallah (Sebagai Pendekatan kepada Allah).
Dari ‘Aisyah Radiyallahu ‘Anha berkata; adalah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sentiasa menjaga puasa hari Senin dan hari Kamis. (HR. Tirmidzi)
            Dan kita sebagai umatnya, hendaknya bergembira dan merasa senang dengan apa yang telah dicontohkan oleh Suri Tauladan kita, sehingga kita bisa mengikutinya sebagai tanda kecintaan kita kepada beliau.
“Katakanlah (wahai Muhammad)! ‘jika memang kalian mencintaiku, maka ikutilah aku. Niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali Imron : 31)
            Lalu apakah istimewanya berpuasa di hari Senin dan hari Kamis?. Maka hal itu pun pernah ditanyakan kepada Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Beliau pun bersabda;
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu ditampakkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka Allah mengampuni setiap muslim atau mu’min, kecuali dua orang yang saling memutuskan tali persahabatan (saling bermusuhan). Maka Allah berkata, ‘Tangguhkanlah untuk mereka berdua (sampai mereka berdamai kembali)”. (HR. Ahmad)
Dan dalam riwayat lain, beliau bersabda;
“Amal-amal perbuatan ditampakkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka saya lebih senang jika amalan saya ditampakkan sedangkan saya dalam keadaan berpuasa”. (HR. Tirmidzi)
            Maka marilah kita mengisi waktu sepekan kita dengan menyelingi dua hari diantaranya untuk berpuasa sunah; yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Sehingga yang dua hari itu bisa menjadi cahaya bagi hari-hari yang lainnya. Dan jika kita terus menekuninya setiap pekan, berarti kita telah berpuasa kurang lebih sebanyak delapan hari setiap bulannya. Kemudian yang delapan hari itu dikalikan tujuh puluh tahun. Karena berdasarkan hadits, bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda;
“Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka (dengan puasa satu hari itu) sejauh tujuh puluh tahun perjalanan”. (HR. Bukhori-Muslim)           
Subhanallah Wal Hamdulillah, kalau memang kita mampu berpuasa dua hari dalam sepekan, kemudian menjadi delapan hari setiap bulan ( jika kita menekuninya). Maka delapan hari itu dikali dengan tujuh puluh tahun perjalanan. Hasilnya sama dengan 560 tahun perjalanan. Allahu akbar! Bayangkan..  wajah kita dijauhkan dari api neraka sejauh 560 tahun perjalanan. Lah wong usia kita saja paling kisaran 60 tahun. Bukankah ini mengagumkan! Tanda besarnya kasih sayang Allah kepada kita. Apalagi jika kita mampu menekuninya selama setahun?!. Allahumma aamiin.
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari kiamat saja-lah disempurnakan balasan kalian. Maka barangsiapa yang DIJAUHKAN DARI NERAKA dan DIMASUKKAN KEDALAM SYURGA, maka sungguh dia telah memperoleh kemenangan. Dan tidak lain kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu”. (Ali Imron : 185)
           
           

Tidak ada komentar: