Dalam sepekan terdapat dua hari
special yang mungkin sedikit sekali dari kita yang menyadarinya. Hari apakah
itu?, mungkin sebagian dari kita ada yang menjawab ‘Hari Minggu’, nah ini pasti
jawaban orang-orang yang suka keluyuran dan orang-orang malas yang demennya
libur/rehat. Eitc, no comen!. Atau sebagian yang lain menjawab ‘Hari Jum’at’,
nah ini tentu jawabannya orang-orang yang demen tadarusan. Tapi kita tidak akan
membicarakan tentang ke-spesialan hari Jum’at. Karena itu lain lagi spesialnya.
Lantas hari apakah?, jawabannya
adalah hari Senin dan Kamis. Hari yang mana didalamnya Nabi kita Muhammad
Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam selalu mengerjakan puasa Tathowwu’an ( Sebagai Ibadah
sunah) dan Taqarruban Ilallah (Sebagai Pendekatan kepada Allah).
Dari
‘Aisyah Radiyallahu ‘Anha berkata; adalah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam sentiasa menjaga puasa hari Senin dan hari Kamis. (HR. Tirmidzi)
Dan kita sebagai umatnya, hendaknya
bergembira dan merasa senang dengan apa yang telah dicontohkan oleh Suri
Tauladan kita, sehingga kita bisa mengikutinya sebagai tanda kecintaan kita
kepada beliau.
“Katakanlah
(wahai Muhammad)! ‘jika memang kalian mencintaiku, maka ikutilah aku. Niscaya
Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali Imron : 31)
Lalu apakah istimewanya berpuasa di
hari Senin dan hari Kamis?. Maka hal itu pun pernah ditanyakan kepada
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Beliau pun bersabda;
“Sesungguhnya
setiap amal perbuatan itu ditampakkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka
Allah mengampuni setiap muslim atau mu’min, kecuali dua orang yang saling
memutuskan tali persahabatan (saling bermusuhan). Maka Allah berkata,
‘Tangguhkanlah untuk mereka berdua (sampai mereka berdamai kembali)”. (HR.
Ahmad)
Dan
dalam riwayat lain, beliau bersabda;
“Amal-amal
perbuatan ditampakkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka saya lebih senang
jika amalan saya ditampakkan sedangkan saya dalam keadaan berpuasa”. (HR.
Tirmidzi)
Maka marilah kita mengisi waktu
sepekan kita dengan menyelingi dua hari diantaranya untuk berpuasa sunah; yaitu
pada hari Senin dan hari Kamis. Sehingga yang dua hari itu bisa menjadi cahaya
bagi hari-hari yang lainnya. Dan jika kita terus menekuninya setiap pekan,
berarti kita telah berpuasa kurang lebih sebanyak delapan hari setiap bulannya.
Kemudian yang delapan hari itu dikalikan tujuh puluh tahun. Karena berdasarkan
hadits, bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda;
“Barangsiapa
yang berpuasa satu hari di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka Allah akan
menjauhkan wajahnya dari api neraka (dengan puasa satu hari itu) sejauh tujuh
puluh tahun perjalanan”. (HR. Bukhori-Muslim)
Subhanallah
Wal Hamdulillah, kalau memang kita mampu berpuasa dua hari dalam sepekan,
kemudian menjadi delapan hari setiap bulan ( jika kita menekuninya). Maka
delapan hari itu dikali dengan tujuh puluh tahun perjalanan. Hasilnya sama
dengan 560 tahun perjalanan. Allahu akbar! Bayangkan.. wajah kita dijauhkan dari api neraka sejauh
560 tahun perjalanan. Lah wong usia kita saja paling kisaran 60 tahun. Bukankah
ini mengagumkan! Tanda besarnya kasih sayang Allah kepada kita. Apalagi jika
kita mampu menekuninya selama setahun?!. Allahumma aamiin.
“Setiap
yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari kiamat
saja-lah disempurnakan balasan kalian. Maka barangsiapa yang DIJAUHKAN DARI
NERAKA dan DIMASUKKAN KEDALAM SYURGA, maka sungguh dia telah memperoleh
kemenangan. Dan tidak lain kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu”.
(Ali Imron : 185)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar