Hidup adalah
tentang bagaimana kita bersikap.
Sedangkan Mati
adalah tentang bagaimana kita disikapi.
Jika kita mampu
bersikap sahaja, baik, lembut, bijaksana, dan mulia dalam hidup. Maka begitu
pula kita akan disikapi ketika setelah mati.
Janganlah
menjadi orang yang ketika mati justru orang lain merasa tentram.
Tapi jadilah
orang yang ketika mati, maka orang lain merasa kehilangan; seperti kehilangan
sesuatu yang berharga.
Perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang sholih. Nama atau kisah tentang mereka begitu mewangi semerbak
tercuah di permukaan bumi, bahkan di atas langit sana pun, nama mereka menjadi
buah bibir para Malaikat Al Abraar.
Diantara mereka
ada yang diabadikan di dalam Al Qur’an dan ada pula yang di abadikan di dalam Al
Ahadits An Nabawiyah, seperti Ashabul Kahfi di dalam Al Qur’an;
“Ingatlah ketika
pemuda-pemuda itu berlindung kedalam gua, lalu mereka berdo’a, ‘Ya Rabb kami,
berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu, dan sempurnakanlah petunjuk yang
lurus bagi kami dalam urusan kami”. (Al Kahfi : 10)
“Kami ceritakan
kepadamu tentang kisah mereka sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan petunjuk
kepada mereka”. (Al Kahfi : 13)
Dan banyak lainnya, seperti seorang
lelaki sholih dari kaum Nabi Musa dan juga para penyihir Fir’aun yang kemudian
mereka bertaubat. Tidak ketinggalan pula kisah tentang sifat para Sahabat Nabi
Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Kemudian tentang para Nabi ‘Alaihimus Salam. Lalu
taubatnya seorang pembunuh seratus jiwa. Kisah seorang pelacur yang masuk
syurga hanya karena memberi minum seekor anjing yang sedang kehausan. Ghulam yang
mengorbankan nyawanya demi mengimankan suatu penduduk negeri. Dan banyak
lainnya.
Sungguh sangat mengagumkan!. Allah Subhanahu
Wa Ta’ala secara langsung mengabarkan kisah tentang mereka di dalam Al Qur’an
Al Karim maupun di dalam Al Ahadits An Nabawiyah.
Lantas apakah tujuan dari pengabaran
kisah-kisah mereka?!. Sungguh tidak lain adalah agar kita sebagai generasi yang
datang belakangan, mau mengambil contoh/keteladanan dari mereka orang-orang
sholih, yang mana kesholihan mereka telah mendapat rekomendasi secara langsung
dari Allah dan RasulNya.
Imam Hambali Rahimahullah pernah
berkata; “Umat ini tidak akan pernah menjadi baik, kecuali dengan sesuatu yang
pernah menjadikan baik umat terdahulu”. Maka hendaknya kita flashback melihat
bagaimana umat-umat terdahulu mengarungi perjalanan hidup dengan penuh
kesholihah dan kesegeraan dalam bertaubat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar