Duhai sahabat,
Sudah 3 minggu
lebih kepergianmu ke negeri timur.
*Semoga Allah
membersamaimu selalu.
Sungguh diri ini
dirundung rindu padamu.
Aku teringat
saat-saat berdua bersamamu, entah itu di masjid atau di rumah pengabdian yang
kita tempati.
Setiap kali aku
sendiri di kamar, dan terdengar suara pintu terbuka, aku berharap itu adalah
kamu.
Tapi ternyata
bukan.
Duhai sahabat,
Baju-bajumu
masih sisa tergantung di lemari, dan itu membuatku pilu.
Karena engkau
pernah memakai baju-baju itu saat kita bercengkrama bersama.
Duhai sahabat,
Aku rindu
mendengar suaramu, aku rindu menjadi makmummu dalam sholat.
Engkau adalah
sahabat yang baik.
Wajar saja jika
aku rindu.
Duhai sahabat,
Saat aku
mengantarmu menuju terminal pasar minggu.
Engkau tidak
tahu, bagaimana air mataku berjatuhan membasahi helm yang aku pakai.
Aku tersedihkan,
sungguh tersedihkan.
Duhai sahabat,
Bersemangatlah
disana!
Sungguh Allah
telah memuliakanmu, dengan memilihmu untuk belajar ilmu agama di negeri timur
sana.
Duhai sahabat,
Biarlah kejauhan
ini menjadi kerinduan kita berdua, karena-Nya.
Ya, karena-Nya.
Duhai sahabat,
Semoga kelak
kita terkumpulkan di syurga-Nya.
Namun, jika
engkau tidak mendapatiku di syurga, maka carilah aku….! L barangkali aku ada di
tempat lain. Neraka.
Maka mohonlah
kepada Rabb Yang Maha Agung agar bersedia membersamaiku denganmu, di
syurga-Nya.
Kita bersama di
syurga. Insyaallah.
*******
Allah berfirman
pada Hari Kiamat,
“Di manakah
orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Aku akan menaungi mereka
dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR Muslim)
“Cinta-Ku adalah
untuk orang-orang yang saling mencintai karena-Ku. Cinta-Ku adalah untuk
orang-orang yang saling tolong-menolong karena-Ku. Cinta-Ku adalah untuk
orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku.”
Orang-orang yang
saling mencintai karena Allah, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya
dalam naungan ‘Arsy pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya.” (HR Ahmad)
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar